Tiga Puluh Tujuh

733 52 0
                                    

Kanaya masih berlari menuju toilet wanita. Entah kenapa jarak toilet wanita dari dapur Restaurant kok jadi jauh banget rasanya. Kanaya sesekali menengok kebelakang, memastikan bahwa Arsha tidak mengejarnya lagi. Tapi tidak semudah itu, Arsha masih mengejarnya ternyata.

"Aaaaaaaa..." Kanaya kaget karna tiba tiba ada yang menariknya. Ia membekap mulut Kanaya dengan tangannya.

"Ssstttt... nanti ketahuan..." kata orang itu

Kanaya mengangguk "makasih bang Raka."

Raka masih diam memandangi Kanaya dengan intens. Sedangkan Kanaya masih melihat kearah belakang nya. Ia sekarang berada di taman Restaurant. Ia takut Arsha masih mengejarnya. Posisi Kanaya sedang bersandar di pagar tembok yang ada di taman, dan Raka mengukungnya dari depan.

"Nay..." panggil Raka

"Hmmm... iya bang..." jawab Kanaya yang masih melihat kearah belakangnya.

"Coba lo liat gue..."

Reflek Kanaya melihat kearah Raka sebentar kemudian ia waspada lagi melihat lihat kearah belakangnya. "Kenapa bang...??" Tanya Kanaya kemudian

"Apa ada yang salah di wajah gue..?"

Kanaya melihat kearah Raka kembali dan menelisik wajah Raka. Ia tidak melihat ada keganjilan disana. "Nggak ada bang. Nggak ada yang salah. Kenapa bang...?" Tanya Kanaya yang kini masih melihat lihat wajah Raka. Kemudian beralih kembali melihat keadaan.

"Kalo nggak ada yang salah kenapa lo nggak bisa suka sama gue Nay, gue tuh suka sama lo Nay, dari dulu dari pertama Gita bawa lo kesini. Dan itu pertama kali gue liat lo...??"

Degh...

Nafas Kanaya seakan terhenti. Ia merasa ada yang salah dengan pendengarannya. Tidak mungkin kan kalau Raka menyukainya. Tidak..!! pasti ia salah dengar..!?

"Apa lo nggak pernah bisa liat gue Nay...?"

"Ma... maksud bang Raka...?" Tanya Kanaya bingung. Ia gugup sekali sekarang.

Raka tidak menjawabnya. Tapi wajah Raka semakin dekat, Raka menatap bibir Kanaya dalam. Kanaya tahu apa yang akan Raka lakukan padanya. Tidak, ini tidak boleh terjadi. Tidak boleh ada yang menyentuh bibirnya lagi. Ia akan menjaganya untuk suaminya. Tanpa sadar Kanaya mendorong tubuh Raka. Raka yang kaget tubuhnya terhuyung kebelakang. Ia langsung membuka matanya dan melihat Kanaya dengan wajah ketakutan.

Sial...!!
Apa gue menakutinya...??

Batin Raka bergejolak. Tanpa ia sadari Kanaya sudah berlari pergi dari hadapannya.

"Kenapa Nay...??? Kenapa lo nggak bisa liat gue sebagai seorang lelaki..??" Tanya Raka lirih. Mungkin tidak ada yang mendengar selain dirinya.

Tanpa Raka sadari. Ada 3 pasang mata yang memperhatikan mereka. Entah apa yang mereka pikirkan.

Kanaya pergi kerumah Jaka dan Alya tapi hanya di depan rumahnya saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kanaya pergi kerumah Jaka dan Alya tapi hanya di depan rumahnya saja. Karna rumah itu sudah ada penyewanya sekarang. Ia merenungi nasib dirinya.

"Kenapa bang Raka sukanya sama gue..?? Bukannya dia suka sama kak Gita dari dulu..??"

Sewaktu Kanaya dan Anggita masih SMA. mereka sering kelompok bersama dan mengerjakan tugas mereka di dapur Resto. Kalau ada yang susah, kami bisa bertanya pada para koki di Resto. Salah satunya bang Raka. Ia juga sering membuatkan kami makan malam. Karna kami yang selalu lupa waktu kalau sedang belajar kelompok.

Bang Doddy yang selalu membuatkan kopi untuk kami ketika kami merasa sedikit lelah dengan tugas kami. Sedangkan bang Benny selalu membuatkan brownies untuk mereka. Semua yang disana sudah seperti kakak buat Kanaya dan Anggita. Dan ia mengira kalau Raka menyukai Anggita seperti Anggita menyukainya juga.

"Nay..." Kanaya menengok kearah sumber suara.

"Kak Gita...??" Pekik Kanaya kaget.

"Gue nyariin lo dari tadi. Taunya lo ada disini...??" Tanya Anggita sambil duduk disebelah Kanaya.

"Gue lagi kangen sama ibu bapak kak. Jadi gue kesini.."

"Iya.. gue tau... lo kalo kesini pasti karna ada masalah. Coba cerita deh ke gue. Lo ada masalah apa...??" Tanya Anggita sambil tersenyum manis pada Kanaya.

"Nggak ada apa apa kok kak.. gue cuma kangen aja pengin kesini. Udah lama gue nggak kesini.." jawab Kanaya bohong.

"Lo nggak bisa bohong dari gue Kanaya Cintami Bramantyo..?? Cerita aja. Gue nggak bakal marah kok.." kata Anggita lembut.

Kanaya melihat kearah Anggita.

"Kak Gita udah tau...???"

Anggita mengernyitkan dahinya "tau apa..??" Tanyanya sok bingung.

"Kak Gita liat yah kejadian tadi..??" Ternyata Kanaya peka juga dengan kata kata Anggita tadi.

"Gu... gueee... maaf ya Nay. Gue nggak sengaja liat lo sama bang Raka tadi. Tapi suwer dech (sambil menunjukan 2 jarinya membentuk huruf V) gue nggak marah sama lo kok. Sama sekali. Gue juga heran kenapa gue nggak marah sama lo waktu bang Raka bilang suka sama lo yak..??" Jujur Anggita.

"Kakak...??? Beneran nggak marah..?? Atau cuma mau ngehibur gue aja..??" Kali ini Kanaya meragukannya. Pasalnya Anggita sudah menyukai Raka dari mereka masih SMA, mungkin dari Raka yang sering membantu tugas mereka atau membuatkan makanan untuk mereka juga. Anggita jadi menyukai perhatian perhatian kecil dari Raka.

"Gue sadar. Mungkin gue itu bukan cinta sama bang Raka, tapi lebih tepatnya seneng aja punya abang yang baik. Kan lo tau selama ini gue hidupnya nggak punya kakak atau adek. Punya lo itu juga baru kemaren kan...??" Jawab Anggita pasti tanpa keraguan.

"Kenapa kakak bisa berfikir begitu..??" Tanya Kanaya bingung.

Anggita mengangkat bahunya "entahlah. Gue juga bingung sama hati gue. Eh Nay. Kita jalan jalan yuk..??" Ajak Anggita pada Kanaya.

"Ayok.." jawab Kanaya senang.

"Ok. Kita pulang dulu. Mandi dan ganti baju dulu. Kita jalan jalan sampe malam." Seru Anggita yang dibalas senyum oleh Kanaya.

first love ( END )Where stories live. Discover now