Empat Belas

865 55 0
                                    

Jam 06.30 pagi Kanaya pamit pada orang tua barunya. Ia izin pamit untuk mengambil motor dan barang-barang lain yang masih tertinggal dirumah orang tuanya.

"Kamu beneran nggak mau dianter supir nak...??? Atau kamu dianter sama Gita aja...?? Kamu bisa kan Git nganter Naya...??" Itu suara Maryam

"Bisa banget kok mah. Sekalian aku juga mau pergi ketemu sama temen"

"Eh... nggak usah tan... eh... mah... nggak apa-apa biar Naya sendiri aja." Tolak Kanaya halus.

"Yaaah... kok lo nggak mau Nay...??? Nggak apa-apa kok. Biar nanti gue yang nganter lo ngambil motor lo dibengkel."

"Iya nak. Sekalian kamu belajar nyupir mobil sama Gita. Nanti klo sudah hafal, papa belikan mobil baru buat kamu sama Gita." Kini Teguh ikutan bersuara untuk membujuk Kanaya. Kanaya benar-benar tak habis pikir dengan orang tua barunya ini, mereka bahkan mau membelikan mobil baru untuknya yang notabene bukan anak kandung.

"Eh... nggak usah pah. Nggak apa-apa. Naya masih bisa sendiri kok, Naya nggak enak ngrepotin terus..." tolak Kanaya halus.

"Nggak ngrepoti  sama sekali Kanaya Cintami Bramantyo..." itu suara Anggita.

Kini Kanaya beralih menghadap Anggita.
"Nggak usah dulu Git. Nggak apa-apa... soalnya nanti mau ada urusan sama temen sebelum ke bengkel, jadi nggak langsung ngambil motornya." Ya kali Naya bilang kalau dia mau ngurus masalah ganti rugi kemaren sama mereka. Bisa-bisa mereka ikutan repot gara-gara Kanaya.

"Ya udah..  lo ati-ati ya... klo ada apa-apa kabarin gue secepatnya."

"Yaudah... Naya hati-hati kalau begitu. Jangan sungkan minta bantuan sama Gita kalau kamu kesusahan. Ya.." suara lembut Maryam merasuk sampai ke bagian paling dalam hatinya. Kanaya benar-benar terharu. Dia seakan menemukan sosok ibu yang saat ini sangat ia rindukan.

Kanaya memeluk Maryam dengan erat dan tidak berhenti untuk mengucapkan kata terima kasih kepadanya.

Tak lupa juga dia memeluk Anggita. Dan menyalimi Teguh. Kanaya memang sudah tidak canggung lagi dengan Maryam. Tapi dia masih canggung dengan Teguh. Dia belum berani untuk bersikap seperti sikapnya pada Maryam.

Setelah pamit. Kanaya segera memesan ojek online dan memintanya diantar ke alamat yang tertera pada kartu nama yang dia pegang saat ini.

"Denny Arshaka Yudistira... (Kanaya mengerutkan dahinya sedikit berfikir) kaya pernah dengar nama ini..." gumamnya.

15 menit kemudian Kanaya sampai ditempat tujuan. Kanaya memastikan sekali lagi kalau tempatnya ini benar sesuai alamat yang tertera. Berkali kali Kanaya mencocokannya dan hasilnya memang benar.

 Berkali kali Kanaya mencocokannya dan hasilnya memang benar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bener ini alamatnya... ini rumah atau istana ya Allah... gue berasa mimpi yang sekarang jadi kenyataan. akhirnya gue bisa juga liat dunia dongeng dalam kenyataan..." gumam Kanaya setelah dia membayar gojek tadi.

"Ini gimana cara masuknya...???" Kanaya masih berdiam diluar pagar mansion mewah itu. Sampai akhirnya ada seorang satpam menghampirinya.

"Neng.. cari siapa..??" Tanya satpam itu setelah sampai di gerbang.

"Ini mang. Cari orang ini..." jawab Kanaya sambil menunjukkan Kartu nama yang ia bawa itu.

"Oh.. cari tuan muda..? Udah bikin janji neng...??" Tanya satpam itu lagi. Kanaya mengangguk pasti.

"Kemaren dia sendiri yang menyuruh saya kesini mang..."

"Yaudah... neng masuk dulu (sambil membuka sedikit gerbang besar itu). Tunggu disini bentar ya neng. Saya mau telpon tuan muda dulu.." kemudian satpam itu mengambil HP di sakunya dan menelfon seseorang.

"Selamat pagi tuan muda. Maaf mengganggu waktunya. Ini ada yang nyariin tuan. Katanya disuruh tuan kesini" kata satpam itu yang tertera namanya Ujang.

"Wanita tuan.." jawabnya lagi setelah beberapa saat terdiam.

"Baik tuan. Terima kasih.." mang Ujang menyimpan kembali HP di sakunya itu. Dan beralih melihat ke arah Kanaya.

"Neng. Katanya disuruh masuk aja langsung ke ruangan tuan muda." Kata satpam itu santai.

Ini beneran Kanaya disuruh berkeliling sendiri mencari keberadaan orang yang membuat hidupnya jadi berantakan seperti ini. Yang benar saja woy... ini Istana... bagaimana caranya dia mencari satu orang dirumah yang besar ini. Masuk saja belum pernah, dimana letak ruangannya situan muda itu...??? Berapa lama Kanaya harus mencarinya sampai ketemu...??? Membayangkan saja sudah rasanya seperti mau pingsan. Apalagi prakteknya.??

Tanpa Kanaya sadari sudah ada orang yang berdiri di samping Kanaya.

"Mari... saya antarkan anda pada tuan Arsha." Kata pria itu. Kanaya sedikit terlonjak karna kaget tiba-tiba ada orang berdiri disampingnya.

first love ( END )Where stories live. Discover now