Dua Puluh Dua

793 51 0
                                    

"Naya bahagia sekali. Naya punya bapak ibu yang sayang sama Naya, walaupun Naya bukan anak kandung mereka. Dan saat mereka meninggalkan Naya. Allah memberikan Naya mama sama papa, orang tua kandung Naya. Ma.. pa... Naya sayang sama kalian.."

Mendengar itu, Maryam dan Teguh berhambur memeluk Kanaya.

"Kami lebih menyayangimu nak. Kami sangat menyayangimu. Kami bersyukur karna Allah swt. Telah mengabulkan doa-doa kami selama ini. Kami menemukan kamu. Anak kandung kami yang lama hilang." Kata Maryam sambil terus menciumi seluruh wajah Kanaya.

"Jadi, lo cuma sayang mama sama papa doang..?? Sama gue nggak sayang nich...??"

Suara itu berhasil membuat 3 orang itu mengurai acara pelukan mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara itu berhasil membuat 3 orang itu mengurai acara pelukan mereka. Beralih pada Anggita yang sedang mood ngambek.

"Gue sayang banget sma lo kak. Gue saayyaaaang banget sama lo.. sini kak, gue peluk yah...???" Jawab Kanaya sambil mendekat kearah Anggita dan memeluknya erat.

???" Jawab Kanaya sambil mendekat kearah Anggita dan memeluknya erat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Iya... kakak juga sayang sama lo. Sayang pake banget... lidah gue rasanya ada yang beda manggil diri gue sendiri dengan sebutan kakak..." kata Anggita membuat mereka semua tertawa renyah. Rengginang kali ah renyah...

Jadi, waktu Maryam melahirkan. Anggita lahir lebih dulu. Baru setelah 10 menit kemudian Maryam mulai kontraksi lagi dan lahirlah Kanaya. Makanya sekarang Anggita di panggil dengan embel-embel kakak oleh Kanaya.

Paginya Kanaya berniat untuk berangkat kerja ke Restaurant papanya itu. Tapi Teguh dan Maryam melarang keras Kanaya untuk bekerja lagi. Mereka sempat menawarkan Kanaya untuk kuliah, yaaa walaupun dia sudah sedikit terlambat untuk mengejar teman-temannya. Tapi setidaknya dia bisa memulainya bersama juniornya. Tapi Kanaya menolaknya.

Dia lebih memilih bekerja untuk mendapatkan uang dan mengumpulkannya untuk membangun rumah khusus anak jalanan. Terlebih lagi, sekarang dia harus menjadi asisten pribadi dari orang yang tidak dikenalnya itu, tanpa dibayar pula, memang itu semua salah Kanaya juga.

Ya Allah... ngomong-ngomong soal asisten pribadi, Kanaya lupa bahwa dia harus memasak dan menyiapkan baju untuk tuan mudanya itu. Buru-buru Kanaya menghabiskan makanannya.

"Hati-hati Nay. Kok kamu makannya kaya orang kesetanan gitu, kamu kenapa...??" Tanya Maryam lembut.

"Naya lupa mah, Naya ada urusan sebentar. Yaudah, Naya udah selesai, Naya duluan ya mah, pah,, kak Gita .. Assalamu'alaikum" pamit Kanaya sambil mencium pipi mereka kilat.

"Wa'alaikum salam. Ati-ati Nay, naik motornya jangan ngebut.." itu suara Maryam. Dia sudah biasa berbicara sambil teriak, mengingat yang diajak bicara sudah berlalu keluar rumah.

"Iya mah. Naya ati-ati kok nyetirnya." Nah kan.. sekarang Nular ke Kanaya, dia jadi ikutan teriak-teriak seperti mama dan kakaknya.

"Gue tunggu di Resto yak..." sekarang suara Anggita juga keluar. Lengkap sudah, rumah ini hampir mirip seperti hutan milik tarzan.

"Iya kak. Nanti gue kabarin ke lo secepatnya" jawab Kanaya lebih keras lagi, mengingat dia sudah ada diluar, dia sudah bersiap untuk menstater motornya.

"Siapa yang ngajarin Kanaya teriak-teriak seperti kalian, hmm..??" Sekarang Teguh mulai protes dengan suara bising dirumahnya, bertambah 1 personel lagi dirumahnya ternyata bertambah pula tingkat kebisingannya.

"Mama nggak ngajarin tuh.." jawab Maryam enteng. Sambil membereskan sisa lauk dan menyimpannya di kulkas untuk dipanasi nanti.

"Gita juga nggak ngajarin Naya.." tambah Anggita.

"Git, habis ini, tolong ajari Naya bawa mobil yak, nanti papa kasih mobil baru buat kamu sama Naya, tapi syaratnya nunggu sampai Naya pandai bawa mobil dulu, gimana.. kamu siap...???"

Anggita tersenyum lebar, akhirnya impian dia punya mobil sendiri terkabul juga. Selama ini dia hanya boleh naik motor. Jika naik mobil hanya sesekali saja, itu pun mobilnya Maryam. Teguh memang berjanji akan membelikan mobil untuk Anggita tepat diusianya yang ke 22 nanti. Tapi sepertinya, doa Anggita akan dikabulkan lebih cepat dari janji Teguh dulu.

"Ok.. siap komandan..!!" Jawab Anggita dengan perasaan berbunga bunga sambil mengangkat tanganyya untuk hormat.

first love ( END )Where stories live. Discover now