Dua Puluh

852 51 1
                                    

Kanaya dengan sangat terpaksa memasangkan dasi untuk tuan mudanya itu. Kanaya mendekat kearah si pria. Aroma maskulin langsung menyambut hidung kecil milik Kanaya. Tanpa ia sadari, ia mendongak dan Mata mereka bertatapan secara intens. Sejenak mereka terdiam terbius dengan keadaan.

Seakan terpesona, Kanaya benar-benar terbius oleh wajah tampan milik tuan mudanya. Mendadak jantung Kanaya berjoged lagi. Kali ini hatinya juga merasa nyaman untuk pertama kalinya berdekatan dengan pria dihadapannya ini.

Tak mau larut dalam perasaan. Kanaya menundukan wajahnya dan segera memakaikan dasi itu secepat mungkin.
Tiba-tiba sebuah tangan besar merangkul pinggang ramping milik Kanaya, ia terlonjak kaget dan melihat kearah tangan besar itu.

"Biar lebih mudah memakaikannya.." suara pria itu seakan mengerti apa yang Kanaya pikirkan saat ini. Ia melanjutkan kembali kegiatannya agar segera selesai dan pergi dari rumah ini secepatnya.

"Sudah selesai semua kan...?? Sekarang tolong buka pintunya dan biarkan saya pulang sekarang.." Kanaya membelakangi tuan mudanya untuk menetralkan detak jantungnya yang semakin tidak menentu.

"Apa anda masih mau disitu...??" Suara seseorang berhasil menyadarkan Kanaya dari pikiran kalutnya. Ternyata tuan mudanya sudah menunggunya di depan pintu kamar miliknya. Segera saja Kanaya berjalan cepat dan meninggalkan pria itu.

"Anda mau kemana...??" Suara itu berhasil menghentikan langkah Kanaya. Ia berbalik dan melihat kearah si pria.

"Pulang lah..." jawabnya ketus.

"Ikuti saya..."

Singkat cerita, Kanaya sudah sampai diluar mansion, setelah tadi dia berduaan saja dengan tuan mudanya di lift menuju lantai 1. Akhirnya Kanaya bisa bernafas dengan lega. Ia melihat motornya sudah ada di depan.

"Waaahh... patrick... akhirnya kamu kembali juga dengan selamat... gue kangen banget ama lo..." teriak Kanaya girang. Dia tidak sadar bahwa ini masih dirumah milik tuan mudanya.

Pria itu menaikan sebelah alisnya bingung. Mencari keberadaan orang yang bernama patrick tadi. Tapi nihil...

"Siapa patrick...??" Tanyanya sedikit lirih.

"Patrick itu jaka lara saya tuan. Tuh dia.." jawab Kanaya sambil menunjuk kearah motor miliknya dan segera berlari untuk memeluk motor kesayangannya itu.

" jawab Kanaya sambil menunjuk kearah motor miliknya dan segera berlari untuk memeluk motor kesayangannya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalau begitu saya permisi dulu tuan muda. Terima kasih sudah membawa patrick ke bengkel. " kata Kanaya sambil sedikit membungkuk kearah pria itu. Kali ini tidak ada kebencian dalam kata-katanya. Hanya ketulusan yang terpancar dalam diri Kanaya.

Tanpa menunggu persetujuan tuan mudanya itu, Kanaya langsung memakai motornya dan pergi meninggalkan rumah ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanpa menunggu persetujuan tuan mudanya itu, Kanaya langsung memakai motornya dan pergi meninggalkan rumah ini.

"Cari tahu nomer HP gadis tadi.." perintah si pria pada salah satu bodyguard yang ada dirumahnya.

"Baik tuan...!!"

Kemudian pria mirip bodyguard itu pergi entah kemana dia akan mencari tahu perintah dari tuannya itu.

Kemudian pria mirip bodyguard itu pergi entah kemana dia akan mencari tahu perintah dari tuannya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senyum kecil terlihat dari bibir pria tampan itu. Kemudian berjalan menuju salah satu mobil miliknya dan mengendarainya menuju tempat kerjanya.

 Kemudian berjalan menuju salah satu mobil miliknya dan mengendarainya menuju tempat kerjanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah menempuh perjalanan yang panjang. Akhirnya Kanaya sampai juga dirumah peninggalan orang tuanya. Dia memarkirkan motornya dan membuka pintu rumahnya. Ia segera masuk dan mengambil beberapa data penting milik kedua orang tuanya.

Saat sedang mencari sertifikat rumah ini. Tiba-tiba sesuatu terjatuh mengenai kaki Kanaya. Ia melihatnya dan memungutnya.
Sebuah amplop coklat besar yang masih tertutup rapat. Entahlah, kanaya tidak tahu apa isinya. Dia menaruhnya di atas meja dekat lemari orang tuanya. Dan kembali lagi mencari sertifikat rumah ini.

Setelah beberapa menit mencari. Akhirnya ketemu juga. Dia segera menaruhnya ditas selempangnya dan mengambil amplop coklat tadi yang ia temukan. Ia berniat menaruhnya kembali ke lemari tapi sedetik kemudian niatnya berubah. Ia melihat sebuah tulisan besar diamplop coklat itu.

UNTUK KANAYA ANAKU TERSAYANG

first love ( END )Where stories live. Discover now