Lima Belas

886 54 0
                                    

Setelah menyelesaikan sarapan paginya. Anggita pamit kepada kedua orang tuanya.
Dia ingin sekali segera menyelesaikan masalah ini. Makanya pagi-pagi sekali dia pergi mencari alamat rumah yang ada di kartu nama yang sedang ia pegang sekarang.

"Gue kaya pernah kenal sama nama ini. Nggak asing juga. Siapa yah...?? Kok gue nggak nemu yah...???" Gumam Anggita sambil sesekali melihat googlemapnya.

Reihan Prabu Wicaksono. Dia adalah anak dari Hadiansyah Wicaksono. Yang kemarin saat pesta di Restauran ayahnya mereka dikenalkan oleh orang tua masing-masing.

Jelas saja Anggita tidak mengingatnya. Karena jelas-jelas Kanaya dan Anggita tidak benar-benar mendengarkannya waktu itu.
Mereka terlalu fokus mendengarkan rengekan ibu-ibu yang sedang curhat itu.

Anggita memastikan kembali alamat yang tertera pada kartu nama tersebut.
"Bener ini alamatnya. Gue tanya siapa yah ini. Rumah gede tapi jauh dari rumah tetangga. Nggak takut apa kalo ada maling masuk ngrampok rumah ini. Tapi biasanya klo rumah gede gini, penjaganya banyak sih." Monolog Anggita sendiri sambil turun dari mobil dan menuju gerbang rumah tersebut.

" Monolog Anggita sendiri sambil turun dari mobil dan menuju gerbang rumah tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Permisi..." teriak Anggita dari luar pagar. Dia menyapu pandangannya mencari orang yang bisa dimintainya pertolongan.

"Spada... hello... permisi..." teriaknya tanpa rasa malu sama sekali.

"Eh... mba... mba ngapain treak treak dirumah orang...?? Ganggu banget sih..." suara seorang satpam yang baru saja berlari kearah Anggita.

"Pak.. maaf ini. Saya mau ketemu orang ini.." kata Anggita menunjukan kartu nama yang ia pegang.

"Mba ada urusan apa ketemu sama orang ini.." tanya satpam itu kepo.

"Kemarin dia nyuruh saya kesini pak. Apa bisa saya ketemu dia...??" Tanya Anggita lagi.

"Bentar mba. Saya tanya dulu sama tuan muda." Kemudian satpam itu berlari dan meninggalkan Anggita sendirian tanpa menyuruhnya masuk lebih dulu.

"Suruh masuk kenapa... malah ditelantarin gini, udah kaya glandangan aja gue..." omel Anggita setelah kepergian satpam itu.

Beberapa menit kemudian satpam itu kembali lagi dan membuka pintu gerbang untuk Anggita dan mobilnya masuk.

"Silahkan mba. Udah ditunggu sama tuan di dalam." Ucap si satpam sopan.

Anggitapun masuk dan memarkirkan mobilnya dideretan mobil yang ada dirumah ini.

"Waah... hebat juga nih orang. Kaya banget pasti nich... rumah aja gedongan banget kaya gini... kerjanya apa yah...???" Anggita masih mengagumi bangunan megah didepannya. Setelah masuk dari gerbang tadi, Anggita benar-benar tercengang dengan arsitektur bangunan megah ini, benar-benar indah.

"Ayo mba... saya antar kedalam keruangan tuan muda." Ajak satpam itu setelah Anggita selesai memarkirkan mobilnya.

"Oh iya pak. Tuan muda anda kerja apa...?? Rumahnya gede banget gini... pasti penghasilannya banyak yah..?" Tanya Anggita sambil berjalan beriringan dengan satpam tadi.

"Tuan muda itu pengusaha mba. Memangnya mba nya nggak tahu yah...??? Tuan muda kan terkenal mba. Ditipi aja sering muncul wajahnya. Masa mba nggak tahu..?? Apa mba nya nggak pernah nonton tipi dirumah yah...???" Cerocos satpam itu yang mampu membuat Anggita melototkan mata ke arah si satpam.

"Eh... maaf mba. Ya kan saya cuma nanya aja mba. Jangan sewot atu..." kini satpam itu mulai berjalan agak cepat. Takut dipelototin Anggita lagi.

Apa salahnya nanya.  Eh malah dikait kaitin sama nggak pernah nonton tv.. apa hubungannya coba.
Anggita hanya memendam rasa kesalnya dalam hati. Yang jadi satpam aja begini banget sifatnya. Songong banget. Apalagi yang punya rumah. Nggak heran juga kemarin dia ngotot mau yang bayarin blanjaan gue. Mungkin dia gengsi klo nggak bayarin gue kali ya...

Anggita masih setia mengikuti dibelakang satpam itu. Membawanya menuju sipemilik istana ini.

first love ( END )Where stories live. Discover now