Tiga Puluh Dua

792 54 2
                                    

Kanaya mencium bau maskulin menyeruak masuk dalam hidung mungilnya, ia merasa nyaman saat ini, ingin rasanya ia terlelap lagi namun matanya sudah tidak mau untuk terpejam, ia pun memilih membuka matanya untuk menyapa paginya yang indah.

"Masya Allah..." Kanaya kaget pandangan yang pertama kali ia lihat adalah dada bidang milik Arsha yang terbungkus kaos putih tak berlengan. Tangan Arsha memeluk erat tubuh Kanaya.

"Kenapa gue bisa tidur disini..??" Lirih Kanaya sambil berusaha untuk melepaskan pelukan Arsha dipinggangnya. Ia beringsut turun dari kasur milik Arsha dan keluar kamar berniat untuk memasak sarapan didapur. Mumpung dia disini kan, jadi setelah mandi nanti ia bisa langsung pulang.

Ia segera memasak sarapan sambil berfikir kenapa ia masih ada disini dan kenapa ia malah tidur di kamar milik Arsha, terakhir ia sedang mengerjakan tugas milik Arsha.

"Haaah... apa gue ketiduran tadi malam..?? Aduh... gimana gue ngomongnya ini sama mama papa dan Anggita, pasti mereka sedang khawatir... eh... HP gue kemana yak..???" Tiba tiba Kanaya merasakan tangan seseorang memeluk pinggangnya erat dari belakang. Reflek Kanaya menengok kebelakang dan mencoba melepaskan tangan yang merangkulnya.

"Semalam kakak kamu telpon, dia bilang nanti kamu disuruh telpon balik pagi ini." Kata Arsha saat Kanaya berusaha melepaskan pelukannya.

"Ya... in.. ini leppasin dulu tangannya, saya lagi masak tuan.." usaha Kanaya untuk lepas dari pelukan Arsha hanya sia sia saja, tenaga Arsha lebih kuat darinya. Kanaya berbalik dan menghadap Arsha dan mencoba untuk mendorong Arsha dari depan tapi malah

Cup... lagi...

Arsha mencium bibir mungil Kanaya. Melumatnya habis membuat Kanaya lemas tak berdaya. Ia ikut terhanyut dalam ciuman lembut Arsha.

"Jangan panggil saya tuan. Atau kamu akan dapatkan hadiah ini dari saya... cup.." Arsha benar benar membuat Kanaya kelimpungan. Kanaya sudah tidak tahu lagi caranya untuk melepaskan pelukan Arsha dan ciuman Arsha yang bertubi tubi.

Setelah dirasa cukup. Arsha melepaskan ciumannya dan memeluk Kanaya dalam dekapannya. Kanaya hanya menunggu saja sampai Arsha puas dengannya. Tapi ia berjanji. Ia tidak akan kesini lagi atau menemui Arsha lagi. Jantungnya sudah tidak karuan lagi sekarang. Ia merasa seperti sesak nafas. Arsha selalu membuat jantungnya bekerja dengan keras sekali.

"Ya sudah. Saya mau mandi dulu. Masak yang enak yah..??" Kata Arsha sambil mencium kening Kanaya dan mengusap lembut kepala Kanaya sebelum pergi ke kamar mandi. Pipi Kanaya semakin panas. Mungkin warnanya sudah berubah jadi merah menyala. Ia menundukkan wajahnya, tidak mau Arsha melihatnya seperti ini.

Setelah sadar Arsha sudah tidak ada, Kanaya menghembuskan nafasnya teratur, ia benci dirinya yang lemah. Terserah dengan ganti rugi itu. yang penting Kanaya tidak mau kesini lagi ataupun bertemu Arsha lagi. Pria itu sudah berani mencuri ciuman pertamanya dan sekarang menciumnya lagi untuk kedua kalinya. Ia merasa kasihan dengan calon suaminya kelak. Karna ia mendapatkan ciuman ketiganya.

Kanaya benar benar polos atau dia memang bodoh... entahlah. Dia hanya gadis biasa lulusan SMA yang beruntung bertemu keluarga kandungnya saat ini.
Segera ia melanjutkan pekerjaannya agar cepat pula dia bisa keluar dari sini.

"Makanannya udah matang tu.. eh.. mas. Silahkan sarapan dulu. Saya mau mandi." Kata Kanaya saat ia selesai memasak dan masuk ke kamar Arsha. Ia melihat pangeran Arsha berdiri dengan gagahnya. Ya Allah... bisa pingsan kalau Kanaya tetap disini terus, jantungnya sudah tidak terkondisikan lagi. Tolongin gue kak Gita... batin Kanaya berkecamuk.

Kanaya pun langsung berlari menuju Kamar mandi sebelum ia terjatuh lagi dalam pesona Arsha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kanaya pun langsung berlari menuju Kamar mandi sebelum ia terjatuh lagi dalam pesona Arsha. Ia kembali menetralkan detak jantungnya. Dan memulai ritual mandinya.

Gara gara Arsha tadi, ia jadi lupa lagi mengambil baju ganti yang ada dilemari Arsha. Ia mencoba mengintip dari pintu kamar mandi yang ia buka sedikit. Meneliti bahwa kamar sudah sepi. Kemudian ia berjalan keluar.

"Aaaaaa... tu.. eh... mas kenapa masih disini...??" Untuk kedua kalinya Kanaya hanya memakai handuk saja untuk membalut tubunya.

Arsha melengos dan memunggungi Kanaya. "Maaf. Saya tadi hanya menunggu kamu selesai mandi, saya mau sarapan bareng sama kamu." Suara Arsha sedikit bergetar mungkin karna ia gugup.

Sedangkan Kanaya sudah masuk ke ruang ganti setelah Arsha tadi memunggunginya. Tidak mendengar sebuah jawaban, Arsha pun menengok kebelakang dan Kanaya sudah tidak ada di depan kamar mandi. Mungkin sudah masuk ke ruang ganti. Batin Arsha. Kemudian senyumnya hadir mengingat kejadian tadi. Jantungnya berdetak sangat cepat sekali setiap kali bersama Kanaya.

Tidak lama Kanaya keluar dari ruang ganti.

Ia mencari HP nya berniat untuk menelpon Anggita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ia mencari HP nya berniat untuk menelpon Anggita. Kanaya tidak menghiraukan Arsha yang masih melihati setiap kegiatan Kanaya sejak keluar dari ruang ganti tadi.

"Kamu cari apa..??" Tanya Arsha akhirnya.

"HP saya dimana mas..??"

"Oh.. itu. Saya taruh di meja." Jawab Arsha sambil menunjuk sebuah meja yang ada di pojok kamar Arsha. Entahlah itu meja apa. Mungkin untuk Arsha bekerja saat lembur.

Kanaya bergegas menuju meja itu dan mencari kontak Anggita.

"Assalamu'alaikum.. halo kak... maaf ya kak, Naya ketiduran dirumah temen Naya trus lupa ngabarin kakak.."

"Lo dimana Nay, biar gue jemput lo. Sharelok alamat rumah temen lo yak."

"Iya kak..."

Kanaya dan Arsha sarapan bersama setelah tadi ia mengirim alamat rumah Arsha pada Anggita.

first love ( END )Where stories live. Discover now