Empat Puluh Empat

734 41 0
                                    

Kanaya dan Anggita sampai juga di Restaurant. Mereka berdua berjalan beriringan menyapa para pegawai resto.

Saat sampai di dapur. Mereka berdua menjadi pusat perhatian dari para koki. Terutama Kanaya. Soal pernyataan cinta Raka yang kemarin ternyata sudah menyebar dikalangan para koki saja. Belum sampai ke yang lain sih.

Kanaya mendekat kearah Raka. Ia dengan hati hati mencoba menyapanya.

"Bang..." sapa Kanaya lirih sekali. Tak berniat Raka mendengarnya.

"Iya Nay... ada apa..??" Tanya Raka tersenyum kepada Kanaya.

Kanaya memperhatikan sikap Raka yang sepertinya tidak pernah terjadi apa apa antara mereka berdua.

"Boleh bicara sebentar bang..??" Tanya Kanaya

"Boleh. Mau bicara dimana..??"

"Di taman aja bang."

Mereka berdua pun ke taman Restaurant. Kali ini agak dipojokan. Mencari kesunyian. Agar Kanaya bisa leluasa membicarakan soal ini kepada Raka.

"Bang... soal kemaren..."

"Nay... biarkan abang berusaha buat hati kamu milik abang Nay. Jangan larang abang.."

Kanaya seketika melotot. Ia berniat untuk menolak Raka. Tapi mengapa Raka seolah meminta harapan dari Kanaya...??

"Abang tidak tahu caranya. Tapi abang akan berusaha untuk Naya. Buat Naya mencintai abang seutuhnya."

Kanaya menggeleng... tidak... bukan itu yang mau Kanaya katakan bang... gumamnya dalam hati.

"Bang..."

"Bisakan Nay...??? Kamu memberi abang waktu buat abang berusaha dapetin cinta kamu..??"

"Kanaya..."

Belum sempat Kanaya menjawab. Sudah ada suara seseorang memanggil namanya.
Ia mengenal suara itu.

"Bang Benny...?? Ada apa bang..??" Tanya Kanaya panik melihat Benny berlari kearahnya.

"Boleh abang bicara sebentar sama Naya..??" Tanya Benny tidak menghiraukan Raka yang sedang melihatnya tidak suka.

"Lo nggak liat Naya lagi bicara sama gue..??" Itu suara Raka sewot.

"Gimana Nay...??"

"Bentar ya bang. Naya mau ngomong dulu sama bang Raka."

"Kalau begitu abang ngomong langsung disini saja..." ucap Benny sambil meraih tangan Kanaya.

"Nay... abang suka sama Naya. Abang cinta sama Naya. Abang udah lama mendam rasa ini Nay..." seketika tubuh Kanaya lemas. Ia melepaskan tangannya dari genggaman Benny.

"Bang.." Benny dan Raka sama sama menatap Kanaya. Mereka memasang wajah berharap kepada Kanaya. Tapi Kanaya tidak bisa menerima perasaan mereka semua. Hatinya sudah memilih Arsha.

"Maafin Naya bang. Naya cuma nganggap bang Raka dan bang Benny seperti kakak buat Naya. Maafin Naya bang.."

Tidak tahu kenapa, air mata Kanaya lolos begitu saja. Ia merasa bersalah kepada 2 pria ini. Selama ini ia tidak tahu kalau mereka menyimpan rasa yang berbeda dari yang lainnya.

"Bang... abang nggak marah kan sama Naya...??"

Raka dan Benny memandang wajah Kanaya teduh. Ada semburat kekecewaan diwajah mereka.

"Kanaya yakin. Abang pasti bisa dapatin wanita yang lebih baik dari Kanaya."

"Nay... seperti kata abang tadi. Beri abang waktu Nay. Buat abang berusaha agar bisa dapatin hati lo Nay..." kata Raka tetap kekeh pada pendiriannya.

first love ( END )Where stories live. Discover now