Empat Puluh

789 49 2
                                    

Kanaya dan Arsha berbaring bersama dalam 1 kasur tidur setelah tadi mereka selesai makan malam.

"Kenapa kamu menghindari saya tadi pagi...??" Tanya Arsha memulai percakapan

Kanaya memposisikan dirinya untuk berbaring miring menghadap Arsha seperti Arsha saat ini yang sedang memandanginya.

Kanaya memposisikan dirinya untuk berbaring miring menghadap Arsha seperti Arsha saat ini yang sedang memandanginya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saya tidak menghindari anda.." Kanaya tidak pandai untuk berbohong. Makanya Arsha tidak mempercayainya.

"Apa kamu menyukai pria koki itu..?" Tanya Arsha lagi mengingat kejadian pagi tadi saat ia mengejar Kanaya.

"Siapa..??" Tanya Kanaya bingung

"Pria yang menciummu pagi ini..." ucap Arsha sedikit bernada tidak suka.

"Tidak ada yang berani mencium saya selain anda orangnya." Itu semacam sindiran keras untuk Arsha.

Arsha tertawa menang. Sebenarnya Arsha melihat kejadian itu. Dan memang tidak ada ciuman diantara mereka.

"Lalu... apa kamu menyukai pria itu..??" Tanya Arsha lagi. Ia ingin sekali mengetahui perasaan Kanaya, Siapa pria yang ada di hati Kanaya saat ini.

"Tidak..! Saya tidak mencintai siapapun. Entah itu bang Raka atau yang lainnya. Saya hanya menganggap mereka seperti kakak buat saya." Jawab Kanaya jujur.

"Kenapa kamu tidak melakukan apa yang kamu sarankan pada kakak kamu..?"

Arsha dan Reihan sudah berada cukup lama didanau itu. Mereka menyimak percakapan kakak beradik itu. Tidak ada yang menyadari kehadiran mereka.

Kanaya menaikkan satu alisnya bingung

"Maksud anda...??"

"Kenapa kamu tidak mencoba menutup mata kamu dan resapi siapa yang berhasil bertahta dihati kamu saat ini...?"

Kanaya melongo. Ia ingat pernah mengatakan itu pada Anggita tadi sore, tapi kenapa Arsha tahu itu...?? Apa jangan jangan...

"Berapa lama anda menyimak percakapan kami. .??" Tanya Kanaya menyelidik.

"Kenapa kamu peka untuk hal ini..??"

"Makasud anda..??" Arsha benar benar membuat Kanaya bingung dengan pertanyaan absurdnya itu.

"Kenapa kamu tidak peka dengan perasaan saya...???"

Ok... Jantung Kanaya mulai tidak terkondisi. Sepertinya ia menemukan tanda tanda bahaya untuk kesehatan jantungnya. Sebaiknya Kanaya menyudahi pembicaraan ini. Ia akan istirahat saja sekarang. Lagi pula ia sudah merasa lelah sekali. Tidur dikasur milik Arsha memang sangat nyaman sekali rasanya.

"Saya capek. Saya mau tidur dulu." Ucap Kanaya, ia menelentangkan tubuhnya dan menutup matanya, ia harap cepat untuk masuk kealam mimpi sekarang juga.

"Saya menyukaimu Kanaya.."

3 kata yang berhasil membuat Kanaya melototkan matanya setelah ia tadi berusaha untuk tidur dan mimpi indah. Tapi sepertinya mimpinya akan berganti menjadi mimpi buruk. Kanaya menutup matanya lagi. Ia berusaha untuk biasa saja dengan 3 kata dari Arsha tadi.

first love ( END )Where stories live. Discover now