18

80 27 2
                                    

Banyak luka yang aku ciptakan sendiri dalam menggagumimu

Nerissa diam seribu bahasa, emosi pandu mulai terpancing "Sakya lo ga boleh kaya gitu. lo tuh harusnya sadar kalo yang perduli sama lo itu Nerissa bukan Melani"

"Umi Nerissa pamit pulang dulu ya" Nerissa pamit dengan airmata yang sudah tak tertahan lagi, ia kembali ke pondok dan mengganti gamisnya yang berlumuran darah

ia duduk di samping ranjang melihat darah yang melekat pada gamisnya dan membayangkan ketika Sakya memanggil namanya, air mata Nerissa mengalir begitu saja. Betapa sesaknya perasaan Nerissa

**

2 Minggu setelah kepergian Melani

Sakya sedang ditaman belakang mengenakan kursi rodanya, Lia berjalan ke arah Sakya

"Sakya gue mau nanya sama lu,  apa lu ga pernah ngerasa bahwa Nerissa selalu berusaha ada untuk lu ?" Tanya Lia

"Lia gue kasih tau ya. Yang suka sama gue banyak, yang ngehubungin gue lewat WhatsApp maupun Instagram dan gue sama sama jawab, kalo gue belum mau berhubungan dengan siapapun untuk saat ini. Dan sekarang gue udah memutuskan memilih Melani untuk jadi pendamping hidup gue, dan gue mohon banget tolong bilang ke Nerissa jangan berharap lagi sama gue" Jelas Sakya 

"Tapi yang selalu ada saat lo butuh itu Nerissa. gue baru kali ini ngeliat ada orang yang setulus itu sama lu, semakin dia mengenal lu dan tau kekurangan lu, dia semakin mencintai lu. gue juga sampe bingung kenapa dia bisa sedalam itu mencintai lu,kalo gue jadi dia sih ogah gue nunggu orang selama itu" Lia menjelaskan dan tak mau kalah

"Hati emang ga ada yang bisa di tebak akan jatuh hati pada siapa, jadi gue mohon hargai sedikit perjuangan Nerissa, ya walaupun nantinya lu akan tetep milih Melani sebagai tujuan utama lu" Lanjut Lia

Sakya menghela nafas "Gue tanya sama lu. Emang dari dulu gue pernah deket sama cewe ? pernah pacaran ? Engga pernah, jangankan deket ngelirik aja engga, lu tau sendirikan gue orangnya gimana " Sakya menjelaskan pasrah

Nerissa mendengar semua ucapaan Sakya yang sangat melukai hatinya, memang semua ini bukan salah Sakya melainkan salah dirinya yang terlalu berharap bisa memiliki Sakya

"Gue bukannya sombong tapi karna gue menjaga diri, sekarang gue juga udah punya calon seharusnya Nerissa sadar bukan malah semakin mengejar" 

"Lu tuh harusnya ngerti berapa lama dia mendem perasaan ini, karna lo ga tau sebesar apa dia mencintai lu, lu yang harusnya sadar. Mana tuh Melani yanag lu bangga banggain" Kesal Lia pergi meninggalkan Sakya

"Melani pasti kembali, dia hanya pergi sebentar untuk bisa nerima kalo gue kaya gini" ucap Sakya

"Terserah lo deh, gue cape  ngasih tau lo" Lia yang kesal langsung meninggalkan Sakya. Nerissa masih setia melihat Sakya yang sedang memanangi pepohonan. Apa Nerissa mendzolimi diri sendiri akan cintanya pada Sakya ?

"Umi lagi apa ?" Teriak anak kecil yang mengundang Sakya untuk menengok ke arah Nerissa

Nerissa menaruh jari telunjuk di bibirnya menandakan bahwa tidka boleh berisik, Nerissa baru hendak pergi namun diberhentikan oleh Sakya

"De umi boleh minta tolong tunggu di kelas ?" Ucap Nerissa tersenyum dan gadis kecil itu mengangguk

"Maaf ya Sakya saya tadi denger percakapan kamu sama Melani, kamu tenang aja saya akan pergi dari kehidupan kamu sesegera mungkin. semoga Melani bisa menjadi istri yang baik ya" Nerissa membalikan badannya dan meninggalkan Sakya

Nerissa duduk dibelakang masjid memandang bunga yang ditanam "Kapan semua ini akan berakhir Ya Rabb ?" 

"hilangkan perasaan ini, hapuskan lah rasa ini. Hamba lelah Ya Rabb hiks" pada akhirnya  Nerissa menangis 

"Nerissa udah jangan nangis ada gue ko disini" Lia yang selalu ada dan merangkul Nerissa

"Maaf ya Lia aku selalu merepotkan kamu. insyaAllah aku besok pulang ya tolong doakan aku wisudanya lancar, aku titip Sakya dan semoga dia selalu baik baik aja ya. Makasih banyak Lia kamu sahabat terbaik aku" Nerissa memeluk Lia

"Dan semoga kandungan kamu sehat terus ya, de sehat sehat ya jagain uminya" lanjut Nerissa mengusap perut Lia

"Aamin Allahuma Aamin, lu juga ya semoga menemukan calon yang lebih baik" Lia memeluk Nerissa sekali lagi

"Gue pikir Sakya emang keras kepala dan mending lo nyari yang lain aja" 

"mau sih tapi susah nih, harus move on dulu haha"

"Sama saya aja" Ucap seorang lelaki dari belakang yang ternyata Nabil

"buaya haha" Ucap Lia

"enak aja, saya lagi nyari calon nih, Nerissa ayo taaruf aku mau serius sama kamu" ajak Nabil

"Maaf nabil aku ga bisa, kamu cari ustadzah yang lain saja" tolak Nerissa dan mengajak Lia untuk pergi meninggalkan Nabil

***

Setelah shalat isya Nerissa mengumpulkan semua muridnya dan menjelaskan bahwa dirinya akan pulang terlebih dahulu, suasana mendadak berubah menjadi sedih

"Umi katanya janji ga ninggalin kita hiks"

"Umi ga boleh pergi pokoknya"

"Tapi Umi balik lagikan ?" 

Tanya murid murid yang sudah menangis

"jangan nangis ya cantuk-cantiknya umi, umi bakalan sering main kok. Nih umi udah bikin snack untuk kalian" Ucap Nerissa, namun semua murid masih saja menangis

"eh jangan nangis, ayo kita foto bareng yuk" ajak Nerissa dan semua murid langsung berhenti menangis

"Assalamualaikum Nerissa di panggil Umi Zahra untuk menuju rumahnya" Ucap Lia

"Waalaikumsalam baik Lia terimakasih" Setelah berfoto Nerissa langsung berjalan menuju rumah Umi Zahra

Nerissa pertama kalinya menginjakan kaki  dirumah Sakya dan memasuki rumahnya  "Assalamualaikum" Ucap Nerissa

"Waalaikumsalam Masuk Nerissa " Umi Zahra menyambutnya dengan gamis yang sudah rapih

"Ada apa ya mi ?" tanya Nerissa dan tiba-tiba Fatimah menangis 

"Fatimah kenapa mi ?" Tanya Nerissa lagi

"Maaf Nerissa sebetulnya Umi mau minta tolong kamu jagain Fatimah karena umi ada rapat sampai jam 10 malam" Ucap Umi Zahra

"baik Umi apa boleh Fatimah Nerissa bawa kepondok ?" tanya Nerissa

"Disini aja biar saya yang di luar" Ucap Sakya

"Yasudah Umi berangkat ya, Assalamualaikum" Pamit Umi Zahra

Nerissa mengambil alih Fatimah yang masih menangis, Nerissa berusaha menenangkannya hingga Fatimah tertidur. Sakya masih di depan pintu sesekali melihat Nerissa yang sangat tulus menjaga Fatimah. Sakya hendak masuk dan mengambil air minum dengan cepat Nerissa mengambilkan untuk Sakya

"Saya bisa sendiri" Ucap Sakya Tajam, Nerissa masih tetap sabar meghadapi sikap Sakya yang semakin dingin

Nerissa menaruh Fatimah di atas sofa, Nerissa menjaganya hingga terlelap. Pandangan Sakya tak lepas dari Nerissa

Betapa kuatnya hati Nerissa mengadapi Sakya "Gue beneran ga jatuh cinta sama dia ?" Batin Sakya bertanya-tanya 

"Nerissa kamu wanita yang baik yang saya selalu sakiti, maafkan saya karena tidak bisa membalas perasaanmu, kalau di pikir-pikir perkataan Lia dan pandu benar bahwa kamu yang selalu ada untuk saya, terimakasih ya Nerissa semoga kamu dipertemukan dengan lelaki yang jauh lebih baik dari saya" batin sakya menatap Nerissa dan hendak menyelimuti Nerissa 

NERISSA [Terbit]Where stories live. Discover now