36

52 16 1
                                    

Pada akhirnya adalah ikhlas adalah jalan yang paling tepat

Diruangan Umi dan mamah menunggu Nerissa sadar 

"Rani maafkan anak ku ya" ucap Umi Zahra

"Iya gapapa ini namanya juga musibah" dengan lapang dada mamah memaafkan Sakya

Sakya kembali bersama Abi Hamzah dan Abi Syakir. Sakya masih berdiam diri dengan tatapan kosong dan hatinya di selimuti oleh rasa penyesalan dan rasa bersalah. Mamah mengerti Sakya tidak hal ini terjadi "Sakya, gapapa mamah dan ayah ga marah, ini musibah semoga ada hikmahnya dibalik semua ini" jelas mamah

Nerissa membuka matanya melihat sekitarnya yang sudah di penuhi oleh orang tua dan mertua serta suaminya. 

"Mas Anak kita baik baik aja kan ?" tanya Nerissa dengan berkaca kaca

"Sayang minum dulu ya, makan dulu" ucap mamah

"Umi, mah bilang dulu kalo bayi Nerissa baik baik aja" Nerissa yang meneteskan air matanya

"Abi, ayah ayo bilang kalo anak Nerissa baik baik aja"

"Mas ayo bilang hiks anak kita baik baik aja kan ?  ada di ruang bayi kan mas ? mas tolong jawab hiks" isakan tangis Nerissa mulai terdengar, rasanya sesak sekali

Sakya memeluknya erat " Ikhas ya sayang" 

"Ga ga mungkin mas, ini mimpi kan ?" Nerissa menampar dirinya 

Semua orang tidak kuat melihat Nerissa menangis dan akhirnya keluar ruangan. Membiarkan Sakya dan Nerissa saling menguatkan

"Mas hiks maafkan aku maafkan aku mas, maafkan aku telah membunuh anak kita" Nerissa menangis sejadi jadinya

"Ya Rabb apakah aku harus mengikhlaskan lagi ?" batin Nerissa 

"Sayang bukan salah kamu, ini musibah andai aku yang nemenin kamu. aku lalai menjaga kamu dan anak kita" Sakya menyesal 

Nerissa menggelengkan kepalanya sabil menangis " Salah aku mas andai aku lihat kalau ada mobil yang melaju kencang" Sakya menghapus air mata Nerissa 

"Sayang istirahat ya, maafkan aku, oia nama anak kita Athaya putra loh artinya lelaki pemberian tuhan, Allah sayang banget sama Athaya jadi Allah mau Athaya tinggal di syurga" Jelas Sakya sambil berbaring di samping Nerissa mengusap rambut Nerissa

"Sayang istirahat ya, maafkan aku, oia nama anak kita Athaya putra loh artinya lelaki pemberian tuhan, Allah sayang banget sama Athaya jadi Allah mau Athaya tinggal di syurga" Jelas Sakya sambil berbaring di samping Nerissa mengusap rambut Nerissa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakya mengecup puncak Kepala Nerissa, dirinya sangat mengerti bahwa Nerissa memejamkan mata menahan tangis. orang tua dan mertuanya pamit pulang kerumah karna Sakya tau mereka butuh istirahat. Tak henti hentinya Sakya berdoa demi kesembuhan Nerissa. 

"Ya Rabb kenapa ujianMu diluar kemampuanku ?" batin Nerissa membuka matanya tidak melihat seorangpun dalam ruangan. Nerissa meluapkan emosinya

"Ya Allah kenapa kenapa harus anak aku, kenapa enggak aku aja hiks, ujian dari Mu ini di luar kemampuanku, aku ga bisa melalui hari hari esok, buah hatiku di kembalikan pada Mu. Ya Rabb tolong beri ke ikhlasan pada hamba" tangis Nerissa sambil menarik rambutnya dengan penyesalan

"Nak umi kangen banget kamu nendang nendang di perut umi, umi kangen mual mual di pagi hari, umi kangen minum susu sambil nutup hidung, umi kangen malem malem kamu ngebangunin umi cuma mau di bacain Al-Quran, Ya Rabb sungguh berta ujian Mu kali ini aku tak sanggup" Nerissa menangis histeris, Sakya yang baru selesai shalat mendengar tangisan Nerissa langsung masuk ke kamar Nerissa dan memeluknya

"Sabar Sayang sabar. aku tau kamu umi yang hebat, umi yang kuat" Sakya mengelus punggung Nerissa

"Mas ini berat banget, aku ga kuat" Nerissa menangis memukul dada Sakya

"Sayang kamu fokus sembuh dulu ya, aku yakin Athaya pasti bangga punya umi kaya kamu, doakan dia bahagia di syurga" Nerissa tersadar bahwa dirinya terlalu merasa paling berat ujiannya

"Astagfirullah maafkan hamba ya Allah" batin Nerissa

"Janji ya sayang kamu harus kuat, aku kuat untuk kamu, kamu kuat untuk aku" Sakya lagi lagi mengusap air mata Nerissa

"Makasih mas, maafkan aku belum jadi istri yang sempurna"

"Kamu sangat sempurna sayang untuk aku dan Athaya. kamu istirahat ya kalo kamu membaik besok kamu boleh pulang" ucap Sakya

***

Citra dan Leo datang menjenguk Nerissa

"Assalamualaikum, masyallah cantiknya aku" ucap Citra

"waalaikumsalam citraa" jawab Nerissa dengan senyum terpaksa

"udah sehatan nih ya ? ayo sembuh biar kita bisa makan ice cream lagi" 

"alhamdulilah udah enakan, makasih ya Citra dan leo udah repot repot jenguk aku"

"Engga repot sama sekali" Citra mengelak, dan mengisyaratkan kepada Leo untuk mengajak Sakya keluar dari ruangan

"Rissa ?" panggil Citra

"Kenapa Cit ?" Lagi lagi Nerissa tersenyum

"Lo kuat banget, Umi yang hebat buat Athaya"

"Alhamdulilah, makasih Citra, kamu juga calon bunda yang hebat" ucap Nerissa

"Lo kalo mau nangis nangis aja jangan di tahan gini sakit gue liatnya Rissa" 

"hehe iya ya aku so kuat banget, siapa sih cit yang mau buah hatinya meninggal ? dengan ke adaan aku ga sadar diri, siapa sih yang rela buah hatinya di ambil sama Allah" Nerissa tersenyum, Citra menitihkan Air matanya

"Lo kuat, lo hebat sahabat gue emang ga boleh lemah" Citra menyemangati

"Kamu juga udah ngisi belum nih kayaknya gembulan" Tanya Nerissa

"Alhamdulilah udah jalan 2 bulan" Citra tak enak

"Wah Masyallah Tabarakallah udah lama ga ketemu, Nerissa mengelus perut Citra, Assalamuaalikum dede ni autny Nerissa" Nerissa mengusap perut Citra

Citra memeluk Nerissa, Nerissa sangat kuat menghadapi masalahnya. mungkin ia merindukan Athaya yang selalu ia elus perutnya, Semoga Allah gantikan Athaya secepatnya

"Nerissa gua pamit ya, lu sehat sehat janji ya" Citra mengelus tangannya Nerissa

"Iya calon bunda, kamu juga sehat sehat ya sama debaynya juga sehat sehat" pesan Nerissa dan di anggukan oleh citra

Setelah Citra keluar dari ruangan, Nerissa menghembuskan nafas panjangnya, mencoba menerima keadaan dan berdamai dengan diri sendiri.

"Sayang, kamu mau buah apa ?" Tanya Sakya

Nerissa menggeleng "Mas aku mau peluk" 

Sakya berjalan ke arah Nerissa dan memeluknya, Nerissa tau hanya Sakya lah tempat berkeluh kesahnya, pelukan hangat yang menenangkannya. Sakya tau istrinya belum mengikhlaskan kepertian Athaya, namun dia hebat bisa sekuat ini di depan banyak orang

__________________________________________

aku ngetiknya sambil nangis masa wkwk

jangan lupa vote ya <3


NERISSA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang