15

91 32 1
                                    

Semuanya telah usai, perjuangan yang tak ada hasil. Pemeran utama memang pergi tapi bukan berarti cerita selesai begitu saja

Nerissa memutuskan untuk tetap bertahan sampai hari esok dan mengundurkan diri untuk mencari pekerjaan lain, ia tidak bisa seperti ini. Walaupun nanti tidak akan ada notif spesial dari Sakya yang bikin jantung berdebar dengan cepat atau perasaan sesak seperti dihantam bebatuan.Semua akan jadi cerita yang tak terlupakan bagi Nerissa.

Berjuta doa telah melangit dengan berharap bahwa benar benar akan dipersatukan. Namun rencana Allah memang diluar dugaan hambanya, Nerissa mencoba untuk tidak berlarut dalam kesedihan dan mulai pergi ke pengajian

"Nerissa" Panggil Sakya

DEG

Nerissa berjalan lebih cepat menghiraukan panggilan Sakya. Dirinya langsung memasuki kelas 

"Assalamualaikum anak anak" Ucap Nerissa kemudian memulai pengajian

Hati Sakya seperti ada yang mengganjal, ada rasa tidak enak pada Nerissa. Ia berniat untuk membicarakannya pada Nerissa. Selesai pengajian Sakya menunggu didepan kelas Nerissa, setelah semua murid keluar Sakya melangkah masuk

"Assalamualaikum, Nerissa saya mau bicara sebentar" Ucap Sakya

"Waalaikumsalam, maaf saya ga punya waktu" Nerissa keluar ruangan

"Tolong Nerissa sebentar saja" Mohon Sakya, Nerissa berhenti melangkah

"Maaf Nerissa telah menyakitimu-" 

"Iya tak apa, tidak usah dibahas lagi ya. Anggap saja saya tidak pernah menykaimu" Nerissa memotong pembicaraan Sakya

"Ya Rabb Maafkan hamba, padahal dari lubuk hati yang paling dalam aku masih mencintainya" Batin Nerissa

Nerissa segera mengajukan pengunduran diri tanpa berbicara pada Lia, Nerissa berjalan menuju ruang kepalap pimpinan pondok bahwa ia mengundurkan diri dari pondok dan panti

"Nerissa mau kemana ?" Tanya Nabil

"Mau ke ruang kepala pimpinan pondok dimana ?" Tanya Neirssa

"Ada disana" Nabil menunjukan

"Terimakasih Nabil" Nerissa langsung masuk keruang kepala pimpinan pondok

Kepala pondok tidak mengizinkan Nerissa untuk keluar, karena banyak santri yang senang ketika berada di dekat Nerissa

"Pak saya mohon, ini sangat mendesak. saya ga bisa terus disini tapi insyallah saya akan berkunjuk kalu ada waktu luang" Nerissa memohon

"Baiklah jika itu yang kamu mau, terimakasih ya sudah mengajar santri disini dengan sabar" Ucap Kepala pimpinan Pondok

"Baik, Terimakasih Ustadz. Assalamualaikum" Pamit Nerissa segera keluar dan kembali ke kamar membereskan barang bawaannya namun Nabil masih menanti di luar

"Kamu akan keluar dari pondok ini ? Kenapa ? Apa karena Sakya ?" Tanya Nabil

"Iya, sebelumnya aku minta maaf ya kalau aku ada salah. Aku keluar bukan karena Sakya tapi aku mau wisuda dan bekerja di rumah sakit" Jelas Nerissa

"Baiklah, kalau ada apa apa atau butuh bantuan hubungi aku ya" Nabil tersenyum, Nerissa hanya mengangguk dan melangkah pergi

Lia melihat Nerissa keluar dari ruang kepala pimpinan pondok

 "Lu mau pindah Nerissa ?" Tanya Lia, Nerissa mengangguk,  Nadya dan anak anak lain tau akan berita Nerissa

"Umi jangan pindah hiks" murid murid menangis, Nerissa bingung harus bagaimana

Ustadz kepala pondok pesantren melihat "Sudah Nerissa kamu menetap saja disini beberapa bulan lagi kasian para santri itu" 

Nerissa menghelah nafasnya, dirinya tidak boleh egois "Baik Ustad" Ucap Nerissa mengajak anak muridnya pergi

***

"Umi jangan tinggalin kita hiks"

"iya Umi jangan" 

"anak anak, Umi kasih tau ya. nanti ada calon istrinya ustad Sakya yang akan mengajar disini kemungkinan besok" Jelas Nerissa namun para santri tak terima

"Ga mau pokoknya kita tetep mau sama umi" Ucap mereka sambil memeluk Nerissa

Demi anak-anak ia tidak jadi melarikan diri dari kehidupan Sakya, mengapa dangat berat sekali Ya Rabb ?

"Udah ya jangan pada nangis, tuh kan jelek hahaha" Nerissa mencoba menghibur, semua tertawa dan menghapus air matanya. Tapi bagaimana dengan hati Nerissa ?

Nerissa berjalan ke panti seperti seseorang yang lesu dan memikirkan banyak masalah, senyumnya pudar, Nerissa berfikir bagaimana esok ? apa dirinya bisa melihat Sakya dengan wanita lain ? sejujurnya Nerissa sangat ingin meninggalkan pondok ini, hatinya sudah terluka. 

"Assalamualaikum" Ucap Nerissa 

"Waalaikumsalam" Jawab Bu Ani dan Umi Zahra

"Nerissa nih Talita dari tadi nyariin kamu" Bu Ani memberikan Talita, Umi Zahra memperhatikan Nerissa yang tidak seperti biasanya, senyumnya hanya menutupi kesedihan

"Nerissa kamu baik baik aja ?" Tanya Umi Zahra

"Alhamdulilah mi baik " Nerissa memaksakan senyumnya

Umi Zahra tidak yakin dengan jawaban Nerissa dan pamit untuk menanyakan pada Sakya, apakah firasat Umi Zahra benar tentang Nerissa menyukai anaknya ?

"Umi ada apa ?" Tanya Sakya

"Umi mau bicara di kantor" Umi Zahra berjalan duluan dan Sakya mengikuti langkahnya

Setelah sampai kantor Umi Zahra menatap Sakya serius, Sakya mengerti bahwa uminya akan menanyakan suatu hal yang sangat penting

"Sakya umi mau tanya, kamu tau kalau Nerissa mencintai kamu ?" Pertanyaan umi membuat Sakya terkejut

"Kenapa umi ?" 

"Jawab pertanyaan umi"

"Iya mi, Sakya tau"

"apa kamu tidak mencintainya ?" 

Deg

Sakya bingung harus menjawab apa "Umi maaf kenapa umu nanya seperti itu ?" 

"Umi hanya ingin tau" Ucap umi

"Sebetulnya Sakya pernah menyukainya mi tapi Sakya lebih memilih Melani" Jawab Sakya

"Baiklah, menurut umi Nerissa sangat mencintai kamu. Umi tau dan paham perasaan Nerissa sekarang bahkan tadi dia sudah mengajukan pengunduran diri" Jelas umi. 

Sakya merasa bersalah, hatinya bimbang seperti menginginkan Nerissa namun sudah terikat dengan Melani

"Pengunduran diri mi ?"

"iya, kamu mengertikan betapa hancurnya hati dia ? sekarang kamu sudah memilih melani dan jangan menghancurkan hati Melani. biarkan Nerissa menyembuhkan lukanya sendiri" Jelas umi yang sedikit kecewa pada Sakya, padahal Sakya tidak salah hanya saja ekspektasi Nerissa terlalu tinggi terhadapnya

Setelah Nerissa pergi ke panti, dirinya duduk di taman dan memasangkan headset dan mendengarkan lagu, dirinya merenungkan betapa salahnya dia berharap pada sakya. Sangat Tidak mudah untuk mengikhlaskan apa lagi namanya sudah melekat dalam doa

"Ya Allah bagaimana aku harus menjalankan hari esok ? menerima sebuah kenyataan yang sangat begitu pahit" Nerissa meneteskan air matanya

Diam diam Sakya melihat Nerissa dari jauh " Ya Allah, aku telah membuat dia merasakan sakit hati" Batin Sakya merasa bersalah


NERISSA [Terbit]Where stories live. Discover now