13

91 47 19
                                    

Waktu istirahat tiba Nerissa didatangi oleh banyak anak

"Umi Sasa ayo kita main" Nadya menarik tangan Nerissa

"Mau main apa sayang ?" Tanya Nerissa

"Ayo main apa aja yang penting sama Umi" Ucap Dara

"Oke kita main di bawah pohon itu ya, duduk membuat lingkaran ya" Terbesit ide dalam pikiran Nerissa untuk main tebak surah dalam Al-Quran

Semua anak berkumpul membuat lingkaran, Nerissa duduk bergabung dalam lingkaran

"Ayo yang bisa jawab tiga pertanyaan Umi kasih hadiah ya" Nerissa tersenyum

"Baik Umi" Ucap semua anak

Lia dan Pandu melihat Nerissa dengan tatapan yang sangat kagum, begitu cepat anak anak kecil itu sangat dekat dengannya padahal baru kemarin Nerissa datang. Nabil melihat Nerissa dan berniat untuk bergabung dalam permainan

"Assalamualaikum" Ucap Nabil

"Waalaikumsalam" 

"Nerissa kenalkan saya Nabil guru disini, boleh saya ikut gabung ?" Tanya Nabil

"Oh tentu ustad boleh" Nerissa menyambut dengan senang hati

Dari jauh Lia terkejut karena Ustad Nabil ikut bergabung

"Mas kok Nabil ada di situ ?" Tanya Lia pada Pandu

"Iya tadi Nabil bilang dia ingin bertaaruf dengan Nerissa" Jelas pandu

Lia terkejut, Lia tau bahwa niat Nerissa disini untuk move on dari Sakya namun tetap saja Allah pertemukan mereka dan sekarang ada seseorang yang terkanal sangat baik ingin mengajak Nerissa bertaaruf

Selesai permainan Nabil mengajak Nerissa untuk berbicara sebentar

"Nerissa apakah kamu sudah memiliki calon ?" Tanya Nabil

DEG

"Maaf sebelumnya memang kenapa ya ?" Nerissa canggung

"Saya mau mengajakmu taaruf, apa kamu mau ?" 

"Maaf Nabil saya belum siap, saya mau ke panti dulu Assalamualaikum" Nerissa meninggalkan Nabil dan pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha

Nerissa duduk memegang Al-Qurannya memikirkan ucapan Nabil namun hatinya masih memikirkan Sakya. Allah yang menentukan kedepannya seperti apa namun apakah NErissa salah jika ia menunggu Sakya ? 

Setelah melaksanakan Shalat Nerissa sebelum ke panti Nerissa pergi ke ruang guru untuk memberikan beberapa berkas pada Umi Zahra (Umi Sakya)

***

Sakya pergi ke ruang guru menemui Uminya untuk berbicara pada bahwa ia akan melamar seorang wanita yang ia idam-idamkan

"Assalamualaikum Umi, Sakya mau bicara tentang wanita yang ingin Sakya lamar. Insyallah Sakya yakin bahwa dia baik untuk Sakya. Lebih cepat lebih baik, Abi dan Umi tolong temani Sakya untuk bertemu keluarganya besok ya" Jelas Sakya

Deg

Nerissa tidak sengaja mendengar ucapan Sakya, Seperti ada bebatuan yang menghantam dadanya, rasanya sesak sekali. Nerissa menguatkan diri untuk masuk kedalam ruangan

"Assalamualaikum Umi maaf mengganggu, Nerissa mau ngasih berkas ini. Nerissa pamit ya Assalamualaikum" Nerissa tak tahan menahan air matanya dan pergi keluar ruangan

"Waalaikumsalam, makasih ya Nerissa" Ucap Umi Zahra

"Ya Rabb ternyata apa yang dikatakan Sakya itu benar, Mengapa perasaan ini masih menetap ? padahal aku sudahberusaha melupakannya tapi mengapa Engkau selalu menemukan aku dengannya ? Mungkin memang aku yang tak pantas bersanding dengannya. Bantu aku untuk mengikhlaskannya aku lelah memendam perasaan ini sendirian, Sangat sesak Ya Allah hiks" Nerissa menangis di taman belakang panti

Nadya melihat Nerissa menangis dan menghampirinya "Umi Kenapa nangis ?" Tanya Nadya dengan tatapan polos

"Eh Nadya, engga Umi engga nangis kok ini kelilipan" Jelas Nerissa memaksakan senyumnya

"Umi ga boleh nangis ya" Nadya mengusap air matanya 

"Iya sayang makasih ya" Nerissa memeluk Nadya, walaupun terlihat masih kecil dia bersikap seperti orang yang mengerti akan perasaannya Nerissa

Nerissa mengajak Nerissa untuk memasuki kelas dan kebetulan Sakya yang mengajar, Sakya melihat mata Nerissa yang bengkak

"Kamu baik baik aja Nerissa ?" Tanya Sakya

"Baik kok, sangat baik" Nerissa tersenyum menampakan lesungnya dengan senyum yang terpaksa, ia pergi ingin bertemu lia dan menceritakan semuanya

"Lia" Panggil Nerissa

"Kenapa lo ?" Tanya Lia

"Sakya-" Ucapan Nerissa terhenti matanya berkaca-kaca

"Kenapa Nerissa cerita ayo" Ajak Lia untuk duduk di kursi taman

"Sakya akan melamar wanita itu" Jelas Nerissa, Lia sangat mengerti perasaan Nerissa

"Sakit Lia hiks aku denger sendiri tadi dia bilang gitu ke uminya besok dia akan melamar wanita itu. Besok Li besok. Aku harus gimana Lia aku ga bisa melewati ini hiks " Nerissa terisak

"Sabar Nerissa mungkin bukan jodoh lo, masih ada Nabil yang nunggu lo" Lia memberi tahu

"Aku tau, tapi Nabil orang yang sangat baik tapi aku ga mau karena adanya dia jadi aku bisa melupakan Sakya. Aku harus memperbaiki hati ini dulu" Jelas Nerissa

"Baiklah, lo ga boleh sedih jadi jelek tau haha, ayo sekarang ke panti main sama bayi bayi" Ajak Lia, Nerissa mengikuti langkahnya. Mau tak Mau Nerissa harus bersikap tegar

Bu Ani terlihat sedang mengandong bayi yang paling kecil yang berada di panti, umurnya kira kira enam bulan. 

"Assalamualaikum" Ucap Lia dan Nerissa

"Waalaikumsalam" Jawab bu Ani dan Umi Zahra

"Nerissa tu ada Uminya Sakya" Bisik Lia, Nerissa hanya diam

Nerissa melihat bayi itu " Namanya siapa bu ?" Tanya Nerissa

"Namanya Talita" Ucap Bu ani smabil menenagkan Talita yang sedang menangis, Nerissa mencoba mengambil alih Talita dari Bu Ani

Talita terlihat sangat nyaman dan tak mau lepas dari Nerissa

"MasyaAllah cepet banget tenangnya" Umi Zahra dan Bu Ani kagum

"Kebetulan aja hehe" Nerissa terlihat telaten menggendong bayi

"Nerissa ayo kapan kapan main ke rumah Umi, anak Umi juga ada yang paling kecil baru tiga bulan" Ajak Umi Zahra, Lia tersenyum pada Nerissa yang menandakan sudah mendapatkan lampu hijau dari Umi Zahra

"InsyaAllah mi kapan kapan ya hehe" Jawab Nerissa

"Kamu sudah punya calon Nerissa ?" Tanya Umi Zahra

"Belum mi kenapa ?" 

"Gapapa, Umi hanya bertanya. besok Sakya akan melamar wanita yang ia idam idamkan, mohon doanya ya" 

"Iya mi semoga lancar samapai hari akad ya" Nerissa tersenyum, Lia melihat Nerissa tetap tegar meski rasanya sangat sakit mengatakan itu

Bell berbunyi menandakan Jam sekolah telah selesai, semua murid pergi ke kamarnya masing masing untuk bersiap siap shalat, Nerissa hendak membaringkan Talita yang telah tertidur namun kembali menangis dan pada akhirnya Nerissa izin membawa talita ke kamarnya untuk menertibkan anak muridnya

***

Nerissa berjalan sambil menggendong bayi menuju asramanya.

"Masyallah" batin Sakya

Nabil melihat Nerissa sangat ahli dalam merawat bayi, hatinya semakin jatuh pada Nerissa. Walaupun Nerissa tetap saja memilih Sakya 

NERISSA [Terbit]Where stories live. Discover now