7

102 55 2
                                    


Nerissa telah sampai rumah, mamah menyambutnya dengan hangat

"Mamah aku izin langsung nginep di rumah Lia ya"

"Iya nak hati hati ya" 

Nerissa menaiki  ojol untuk menuju rumah Lia yang cukup jauh, Nerissa masih memikirkan Sakya yang katanya sudah memiliki calon, dan Nerissa berharap di acara esok Sakya tidak akan datang ke pernikahan Lia

"Assalamualaikum" Ucap Nerissa mengetuk pintu rumah Lia yang dipenuhi banyak orang

"Waalaikumsalam eh ayo masuk" Sambut Lia, Nerissa bersalaman pada orang tua lia 

Dikamar Lia bercerita banyak hal tentang komitmen yang selama ini ia jalani bersama calonnya yaitu pandu

"Iya ga nyangka banget gue bisa jadi sama si pandu. arrghh Nerissa pokoknya lu harus jadi sama Sakya ga mau tau gue" 

"Hehehehe InsyaAllah" Nerissa hanya bisa tersenyum

***
Adzan subuh telah berkumandang, semua orang sibuk menyusun acara pagi ini. Lia yang sedang di make up, Nerissa hanya memandangi Lia

"Nerissa kamu juga di make up tuh sama mba itu" Nerissa mangangguk padahal tidak suka di make up

Nerissa duduk di depan meja rias "Mba jangan tebel tebel ya" Pesan Nerissa

Lia telah mengenakan gaun warna putih, Nerissa mengenakan gaun dusty pink

"Masyallah Lia cantik banget ihh" Puji Nerissa

"Kamu juga ih aku sampe pangling" Lia yang takjub Nerissa sangat berbeda dengan biasanya

acara akad akan di mulai, Nerissa menemani Lia di kamar

"Tenang Lia, bismillah" Nerissa menenangkan

suara mic mulai terdengar, lantunan ayat suci Al-Quran yang menenangkan

"Saya Nikahkan dan kawinkan Putri saya Lia cantika dengan anda Pandu Alfa putra dengan maskawin seperangkat alat shalat dan surat Ar-Rahman di bayar tunai" Ucap papah Lia

"Saya terima Nikahnya Lia cantika binti candra dengan maskawin tersebut di bayar tunai" Lantang pandu

"Bagaimana para Saksi ?" Tanya Ustad

"SAHHH" 

"Alhamdulilah" Nerissa dan Lia menangis haru

"Selamat kamu sudah menjadi seorang istri" Nerissa memeluk Lia

Pandu datang menjemput Lia. Mereka bersalaman layaknya seorang suami dan istri

"ARGHH mamah Nerissa baper" Batin Nerissa

Nerissa mengalihkan pandangannya

DEG

pandangannya tertuju pada Sakya, mengingat kembali penolakan Sakya yang sudah mempunyai calon. Nerissa mengalihkan pandangannya rasa Sakit itu muncul lagi, Nerissa malu berdiri berhadapan dengan Sakya 

Apakah ia sangat rendah jika telah mengakui perasaannya duluan ?

Sakya memandangi Nerissa

"Ciee ngeliatin siapa sih" Kaget pandu pada Sakya

"Engga bro" Sakya tak mengakui

"Ciee Nerissa ketemu Sakya nih" Ledek Lia

"iya nih ga sengaja haha" Tawa hambar Nerissa yang selalu menghindari tatapan mereka bertemu

Nerissa mengajak Lia untuk mebicarakan sesuatu

"Lia maaf nih, Aku kemarin abis nyatain perasaan ke Sakya tapi dia udah punya calon" Nerissa berkaca kaca

Lia memeluk Nerissa mengerti perasaannya

"Sabar ya Nerissa semoga Allah ganti dengan yang lebih baik, lu semangat skripsinya. udah jangan nangis ah jelek nih haha" Lia membuat Nerissa tersenyum

Lia dan pandu sibuk menyambut tamu sedangkan Nerissa hanya duduk melihat mereka, tiba tiba ada seseorang yang duduk di sampingnya. Ya itu Sakya

DEG

"Nerissa saya mau menjelaskan sesuatu" Ucap Sakya

Nerissa berdiri dari duduknya "Maaf aku sibuk" Beranjak pergi, Sakya mengikuti langkah Nerissa

"Sakya cukup, saya bakal ngelupain kamu." Ucap Nerissa dengan penuh penekanan

"Tapi saya minta waktu untuk berbicara Nerissa, hanya 5 menit saya janji" Sakya menghalangi langkah Nerissa

"Saya ga mau denger apapun alasannya, saya ga maksa kamu untuk bersama saya. kamu bilang kamu sudah punya calon kan ? jadi mohon tolong jaga perasaan calon anda" Nerissa berkaca kaca dan pergi ke kamar mandi meninggalkan Sakya

"Ya Allah sakit sekali, kenapa Engkau masih mempertemukan ku dengannya ? Bagaimana cara aku untuk bisa melupakannya ?" Batin Nerissa

Selesai acara Nerissa berpamitan pada Lia untuk kembali ke rumah, Setelah sampai rumah Nerissa membaringkan tubuhnya 

tok tok tok

mamah memasuki kamar Nerissa

"Nak kamu bener belum siap untuk taaruf ?" Tanya mamah pada Nerissa

"kenapa mah ?" 

"Ada yang ingin bertaaruf denganmu tapi setelah kamu lulus kuliah"

"kalau memang setelah lulus kuliah insyallah Nerissa siap mah"

"Alhamdulilah kalau begitu"

Nerissa memandang langit langit kamarnya, apakah dirinya bisa melupakan Sakya ?

Nerissa sudah terlalu dalam menyimpan rasa, namun Nerissa percaya bahwa jikalau Sakya bukanlah jawaban dari segala doanya, ia akan berusaha mengikhlaskan Sakya. Toh bisa karna terbiasa

***

Nerissa mulai belajar mengikhlaskan Sakya dan Nerissa selalu berfikir bahwa rencana Allah jauh lebih indah.

Ditaman kota biasa Nerissa menenangkan dirinya sambil memejamkan mata, ada seseorang yang tanpa Nerissa sadar memperhatikannya.

"Hai sendiri aja nih. lu kenapa ada masalah ?" Tanya pria itu yang tak salah lagi bahwa itu Airlangga

Nerissa membuka matanya "Eh Airlangga, Engga kok ga ada masalah apa apa"

"Gua tau walaupun lu nyembunnyiin. Kenapa ?"

"Gapapa aku baik baik aja Air, pasti lu mikirin Sakya"

Deg

"Yaudah kalo misal lo ga mau cerita, lo ga boleh sedih ya"

"Iya makasih ya Air"

"Sama sama"

"boleh nanya ?"

"Silahkan"

"Kok kamu Kenal Sakya ?" Tanya Nerissa polos

"Hahaha lo lucu banget si Nerissa, kenal karna gue temen deket dia" Airlangga tersenyum

"Serius ? kok engga pernah cerita"

"belum waktunya dan mungkin sekarang waktunya,  gue liat liat sejauh ini ternyata lo bener bener suka ya sama Sakya" Airlangga tak mengerti dengan perasaannya sendiri

"Yaudah gua cabut duluan ya masih ada urusan, jangan lupa senyum" Lanjut Airlangga

"Iya hati hati ya makasih banyak Airlangga" Nerissa sambil melambaikan tangan

Nerissa menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskan secara perlahan, percayalah itu cara untuk menenangkan diri. Nerissa kembali ke kosannya dan ingin mempercepat proses sidang skipsi.Dirinya masih berfikir mengapa Airlangga tidak jujur dari awal bahwa dirinya berteman dengan Sakya.

NERISSA [Terbit]Where stories live. Discover now