11

93 52 11
                                    

Nerissa telah menyiapkan semua barang barang yang ingin dibawa ke rumahnya, ponsel berdering

"Assalamualaikum Nerissa ini ayah ada diparkiran" Ucap ayah

"Waalaikumsalam iya ayah" Nerissa memandangi seisi kamar tak terasa sebentar lagi perjuangannya hampir selesai. Nerissa membawa koper dan menuju parkiran langsung memasuki mobil

"Ayahhh Nerissa kangen banget ih ayah ga pernah ngomong kalo Nerissa telpon" Ucap Nerissa manja

"Utututu anak ayah manja ya yang udah mau nikah"

"Lah emang siapa yah yang mau nikah ?" Nerissa bingung

"Kamu lah cantik kan mau taaruf. ih ga nyangka anak ayah udah sebesar ini"

"Ayah sih lagian jodoh jodohin Nerissa"

"Gapapa atuh kamu juga udah cukup umur dan ayah ga sabar bisa gendong cucu" Ucap Ayah

"Iya yah iya cucu terus nanti Nerissa ga disayang lagi sama umi"

"Aneh kamu masa sama anak sendiri cemburu hahah" Tawa ayah meledak

Diperjalanan mereka hanya bercanda tawa. Nerissa tertidur pulas dimobil sedangkan ayah membiarkan putrinya terlelap. Setelah sampai rumah

"Nerissa ayo bangun udah sampe" Ucap Ayah mengelus puncak kepala Nerissa terbangun langsung disambut antusias dengan mamah

"Masyallah anak Mamah cantik dan sehat" Mamah memeluk Nerissa yang masih setengah sadar

"mah Nerissa ngantuk tapi laper" Manja Nerissa mengajak Mamah masuk ke dalam rumah dan ternyata ada satu keluarga yang menunggunya 

"Nak malam keluarganya ingin datang kerumah" Mamah mengejutkan

"Mah jujur Nerissa belum siap" Nerissa menggenggam tangan mamahnya

"Dicoba dulu nak" Ucap Mamah

"Baiklah mah, kalo itu yang mamah mau" Nerissa pasrah

Nerissa kembali kekamarnya membuka ponsel dan memandangi foto Sakya "Ya Rabb mengapa hamba sangat mencintai Sakya ?" Matanya berkaca kaca

***

Malam hari Nerissa telah bersiap menggenakan gamis putihnya menuruni anak tangga

"Nak duduk sini" Ucap mamah mengarahkan untuk duduk di samping mamah dan ayah

"Sebentar ya anak saya sedang di perjalanan" Ucap ibu yang duduk di hadapan Nerissa, kemungkinan orang tua dari seseorang yang akan di jodohkan dengannya

langkah kaki terdengar dari arah pintu

"Assalamualaikum" Ucap lelaki itu

"Waalaikumsalam" Ucap bersama

DEG

"Airlangga ?" Batin Nerissa

"Mah tolong batalkan saja perjodohan ini" Bisik Nerissa berkaca kaca dan menggelengkan kepalanya

"Ya Nerissa kedatangan kami malam ini ingin menjodohkan kalian, apa kalian sudah Saling kenal ?" Tanya papah Airlangga

"Maaf pak sebelumnya, saya belum siap menikah. Mohon maaf yang sebesar besarnya saya belum siap menerima lelaki yang akan memasuki hidup Saya" Ucap Nerissa Melangkah pergi menuju kamarnya

Nerissa menangis sejadi jadinya "Kenapa bukan Sakya Ya Allah" 

Mamah menyusulnya "Kamu tuh apa apaan sih Nerissa" Bentak mamahnya

"Mah kali ini aja, Tolong ngertiin Nerissa" Tangisnya, Nerissa tau mamahnya tidak seburuk itu ini karena hanya emosi saja

"Alasannya apa Nerissa ?! Jangan memalukan ayahmu. Jelaskan dibawah" Mamahnya tegas. Nerissa mengikuti langkah mamah menurunkan anak tangga dan duduk kembali di sofa dengan mata yang berlinang air mata

"Jelaskan Nerissa" Ucap Mamahnya, Nerissa bungkam seribu bahasa

"Biar Saya saja yang menjelaskan" Airlangga mengambil Alih

"Sebelumnya, saya sudah tau akan terjadi penolakan ini. Sebelumnya kami pernah dekat namun ketika saya telah mendapatkan hati Nerissa, Saya malah acuh padanya dan permasalahan utamanya Nerissa mencintai lelaki lain. Perasaannya telah lama ia pendam selama delapan terakhir ini, jadi tolong maklumi perasaan Nerissa ya pak bu" Jelas Airlangga

"Yasudah bro kita pamit ya" papah Airlangga 

"Maaf ya sekali lagi, maaf ya Airlangga" Ucap Ayah

Setelah keluarga Airlangga pergi Nerissa masih diam di tempat

"Kamu kenapa ga bilang Nerissa ?" Tanya Ayah

"Nerissa belum siap bilang ayah, Nerissa takut kalau yanga khirnya penantian ini kandas" Isaknya

"Kamu tenangin diri dulu ya nak, ke kamar pergi tidur" perintah ayah

***

Telpon Nerissa berdering

"Assalamualaikum Nerissa, lu tinggal nunggu wisuda kan ? Mau ga ngajar di pondok bareng gue, ngajar anak kecil. Bisa di bilang pondok dan panti asuhan sih, yuk" Ajak Lia

"aku izin dulu ya" 

"Iya kalo di bolehin langsung kesana aja ya nanti gue kirim alamatnya, Gue tutup ya wassalamualaikum" Ucap Lia

"Waalaikumsalam" Nerissa berjalan untuk meminta izin

"Mah ayah aku di ajak Lia ngajar di pondok boleh ? untuk kostan biar Nerissa yang bayar. karena masih lama wisudanya di undur" Ucap Nerissa

"Boleh sayang, maaf ya semalem mamah bentak kamu" Ucap mamah

"Gapapa mah, maaf juga ya mah yah Nerissa belum sempat cerita" Ucap Nerissa

"iya gapapa, yasudah siap siap nanti Ayah anter" 

Nerissa membereskan bajunya, mungkin dengan cara ini ia akan bisa melupakan Sakya, Nerissa benar benar ingin melupakan Sakya bagaimanapun caranya Sakya sudah memiliki calon.

Ayah mengantarkan Nerissa ke pondok  dan disambut dengan para anak kecil

"Assalamualaikum pak" Ucap pandu

"Waalaikumsalam nak pandu saya nitip Nerissa ya, saya pamit dulu. Nerissa kamu baik baik disini harus amanah" Pesan Ayahnya

"iya yah" Ayah tekah pergi meninggalkan Nerissa

"Nerissa kamu bisa ketemu lia di ruangan sana, Saya mau ke ruang guru dulu" Ucap Pandu

Nerissa berjalan melihat sekeliling pondok dan panti, melihat begitu indah suasananyya, sangat ramai namun tidak berisik

Brukkk

"Maaf maaf tadi saya ga merhatiin jalan" Ucap Nerissa

"Iya gapapa" Ucap lelaki itu

DEG

SAKYA ?


NERISSA [Terbit]Where stories live. Discover now