14

82 39 12
                                    

Aku sangat bisa bersaing dengan orang yang mengagumimu tapi tidak dengan orang yang kamu cintai

-Nerissa Viliona Asyifa

Pagi ini Nerissa memaksakan senyumnya, hari dimana ia benar benar mengikhlaskan Sakya untuk memilih wanita yang ia cintai. Nerissa berulangkali menghembuskan nafas panjangnya. Semua orang tampak riang pagi ini tidak dengan Nerissa, ia merasa bahwa ada yang hilang dari hatinya

Lia melihat Nerissa yang tengah duduk di depan kamar kemudian berjalan untuk menghibur Nerissa

"Nerissa lo jangan sedih gitu, gapapa mungkin Sakya bukan yang terbaik buat lo" Lia mengusap pundak Nerissa

"sebenernya aku juga ga mau sedih sih cuma kayak Ya Allah udah nunggu lama taunya bukan jodoh hehe" Nerissa tertawa hambar

"It's Oke lu orang yang sabar bakal dapet orang yang sabar juga. Gue yakin lu kuat, Nanti malem ada acara di aula dan katanya kalau lamarannya diterima wanita itu akan datang" Jelas Lia

sekali lagi Nerissa menarik nafas panjang, dadanya sangat sesak

"Baik lah, semoga mereka bahagia" Ucap Nerissa

"Yaudah Lia aku mau ke panti dulu ya, makasih supportnya. Assalamualaikum" Pamit Nerissa berjalan meninggalkan Lia

Nerissa melihat Bu Ani sedang mengendong Talita "Nerissa kemana aja Talita dari tadi rewel banget ibu lagi pusing, boleh bantu jagain ya" 

"Boleh banget bu, Nerissa bawa ngajar boleh ya ?" Tanya Nerissa dan disetujui oleh Bu Ani

*** 

"Assalamualaikum" Ucap Nerissa memasuki kelas pengajian

"Waalaikumsalam yeyyy ada Umi Sasa" Senang murid murid, Nerissa hanya tersenyum

"Ayo anak anak yang mau setor hafalan boleh langsung ngantri ya" Ucap Nerissa yang masih menggendong Talita yang terlelap tidur

Nabil melihat Nerissa yang sangat senang dengan anak kecil, Nabil menatap kagum dan berniat untuk membantu Nerissa

"Assaamualaikum Nerissa saya bantu ya ?" Tanya Nabil 

"Waalaikumsalam, terimakasih ustad tapi saya bisa ko" Ucap Nerissa canggung seperti menghindar

"Gapapa beneran ?" Tanya Nabil

"Akhem" Sakya memasuki ruangan, Nabil dan Nerissa menatap Sakya

"Eh maaf Nabil dipanggil keruang guru" Ucap Sakya dan pergi begitu saja

Hati Nerissa kembali sesak, setelah jam pelajaran selesai Nerissa di panggil Umi Zahra. Mau tidak mau dirinya bertemu dengan Umi Zahra sambil membawa Talita

"Assalamualaikum Umi ada apa ya ?" tanya Nerissa

"Waalaikumsalam Nerissa, duduk dulu. Umi mau minta tolong nanti malam kan ada acara syukuran dan pengenalan calon sakya, Bisa ga kamu jadi MC ?" Jelas Umi Zahra

DEG

Bagaimana Nerissa menjawabnya ?

Perasaannya sangat hancur, Nerissa menahan air matanya untuk tidak menetes "MasyaAllah Umi sebelumnya mohon maaf, Sepertinya Nerissa tidak bisa karena ada beberapa hal yang tidak bisa Nerissa sampaikan"

"Yah sayang sekali, tapi gapapa nanti malam datang ya" Umi memegang tangan Nerissa

Nerissa hanya tersenyum dan keluar dari ruangan itu. Perasaannya sangat kacau ia sangat tak rela bahwa malam ini Sakya akan melamar seorang wanita. Hatinya sangat rapuh dan benar benar hancur. Nerissa berjalan kepanti untuk mengembalikan Talita pada Bu Ani namun Talita enggan digendong Bu Ani, mau tidak mau ia membawa perlengkapan Talita ke kamarnya

"Umi kok bawa dede Talita ?" Tanya Nadya murid berusia sembilan tahun

"Iya sayang soalnya talita lagi rewel maunya sama umi, Nadya dan yang lain Umi boleh minta tolong sebentar ? Umi mau mandi tolong jaga Talita dulu ya" Nerissa ingin mempersiapkan diri untuk acara malam nanti

"Baik Umi" 

"Makasih ya" Nerissa segera bergegas pergi ke kamar mandi

***

Nerissa kembali dan memberikan beberapa snack pada anak muridnya karena telah menjaga Talita. Nerissa memandikan talita dengan lihai dan memberi makan Talita, sudah cocok menjadi seorang Umi kan ?

Acarapun tiba dan benar saja Wanita itu menerima lamaran sakya. Lia berdiri di samping Pandu dan Nerissa. Lia mengenggam tangan Nerissa yang dingin

"Beruntungnya wanita itu bisa mendapatkan Sakya tanpa berjuang sekeras aku" Batin Nerissa

"Nerissa kamu baik baik aja ?" Tanya Lia

"Baik kok, aku mau ke panti dulu ya sebentar menidurkan Talita" Pamit Nerissa

Setelah menidurkan Talita, Nerissa berusaha tegar dan kembali ke aula namun baru sampai depan aula langkah Nerissa terhenti "Ya Allah Sakit sekali" Batinnya

Lia mengahmpiri Nerissa "Lia" Ucap Nerissa berkaca kaca, Lia memeluk Nerissa

Umi Zahra menghampiri mereka, Nerissa langsung menyeka air matanya. Umi Zahra tau bahwa Nerissa menangis namun ia enggan untuk bertanya pada Nerissa

"Ayo Lia dan Nerissa belum bertemu dengan calon Sakya kan ?" Tanya Umi Zahra

"Belum umi" Ucap Lia dan Nerissa. Umi Zahra menarik tangan mereka untuk memasuki kedalam aula. Hati Nerissa lemah sangat lemah dan tidak mungkin Nerissa menangis didepan Sakya

Sebelum menaiki panggung Nerissa melihat calon Sakya, dia adalah ketua rohis putri, Melani Cantika terkenal dengan sebutan wanita yang sangat shalehah, baik hati dan ramah. Lia menemani Nerissa untuk mengucapkan selamat, langkah demi langkan Nerissa memaksakannya "Selamat ya" Ucap Nerissa tersenyum

Nerissa memandang Sakya, Pandangan itu bertemu seolah olah Nerissa menjelaskan bahwa hatinya sangat terluka "Selamat ya Sakya" Nerissa tidak senyum sama sekali langsung pergi begitu saja

setelah menuruni panggung Nerissa berpamitan pada Lia untuk kembali ke kamar. Lia paham bahwa Nerissa tak baik baik saja dan menyuruh untuk beristirahat

"Seandainya aku tidak bertemu kamu waktu itu, aku tidak akan mencintaimu, mengagummimu dan berusaha untuk bisa berjodoh denganmu" Nerissa terisak

"Kenapa harus dia Ya Allah, Kenapa harus Melani. Apa aku terlalu buruk untuk Sakya hiks. Sakit Ya Allah Hiks" Nerissa tak terima

Nerissa menangis sejadi jadinya, Rasanya sesak, patah, hancur entah apa yang harus dilakukannya. Dirinya seperti kehilangan arah, mau bagaimanapun Sakya tetaplah seseorang yang ia cintai dan belum digantikan dengan siapapun  


NERISSA [Terbit]Where stories live. Discover now