Part 12

1K 56 6
                                    

Setelah melihat mobil Brian telah menjauh, Farel kembali masuk ke dalam dan memeriksa tugas yang di perintahkan oleh Brian.

Sedangkan di mobil Brian, pria itu tengah fokus menyetir. Brian mengingat jika besok dia di undang ke acara hari ulang tahun anaknya pak Alex. Pemilik perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Brian.

Senyum terpancar di wajah tampan Brian. Pria itu akan mengajak gadis pujaan hatinya ke acara besok. Brian yang sudah mengetahui tempat kerja Amanda membelokkan mobilnya menuju jalan cemara tempat dimana Amanda bekerja.

Brian sekalian mau menjemput gadis itu walaupun Brian belum mengetahui nama gadis itu.

Akhirnya mobil Brian sudah terparkir di depan toko bunga Feli. Brian menatap dari dalam mobilnya, terlihat Amanda yang sedang melayani pembeli tersebut secara bergantian.

Berapa menit berdiam diri di mobil, Brian akhirnya keluar dan berjalan menghampiri Amanda. Brian merasa jantungnya berdegub kencang saat sudah di depan pintu masuk dan melihat dengan jelas wajah cantik milik gadisnya.

Amanda yang sibuk sendiri tidak menyadari akan kedatangan Brian yang saat ini berdiri di depan pintu. Brian hanha tersenyum melihat Amanda yang sedang sibuk merapikan barang-barangnya bersiap untuk pulang.

"Ehemm,"

Brian hanya berdehem membuat Amanda terkejut seketika.

"Astagfirullah," ucap Amanda mengelus dadanya.

Amanda menatap kaget dengan kedatangan pemuda yang sangat tidak di harapkan kedatangannya.

"Tuan? kok Tuan bisa ada disini?" tanya Amanda penuh selidik kepada Brian.

"dan Tuan tahu dari mana saya bekerja disini? apa Tuan memata-matai saya?"

Brian hanya menanggapi dengan senyuman tipis pertanyaan dari Amanda.

"Kamu tidak perlu tahu dari mana saya mengetahui semua ini," ucap Brian.

Seketika ekspresi wajah Brian terlihat sangat datar.

"Apa maksud kedatangan Tuan kesini?" tanya Amanda.

"Saya akan mengantarmu pulang,"  ucap Brian to the point.

"Maaf Tuan saya bisa pulang sendiri, terima kasih atas tawarannya," ucap Amanda menolak Brian.

"Saya tidak menerima penolakan apapun dari kamu!" ucap tegas Brian yang selalu mendapat penolakan dari Amanda.

"Dasar tukang maksa emang dia pikir dia siapa," batin Amanda.

"Saya mau tutup, jadi Tuan harus meninggalkan tempat ini," ucap Amanda mengalihkan pembicaraan.

Amanda segera berjalan keluar meninggalkan Brian. Tak lama Brian mengikuti Amanda daei belakang dan menahan tangan gadis itu.

"Ikut saya," ucap Brian memegang tangan Amanda.

"Lepas, saya sudah bilang saya nggak mau. Saya nggak kenal siapa Tuan jadi pergi dari sini!" ucap Amanda yang sudah terlihat kesal.

Brian hanya diam sambil menatap Amanda

"Saya sudah bilang saya tidak menerima penolakan," ucap Brian.

Brian menarik Amanda menuju ke mobilnya dan menyuruh Amanda segera masuk. Sebelum Brian masuk dia sudah menelpon seseorang untuk mengantarkan motor Amanda ke kontrakan.

Brian segera masuk ke mobil dan mengemudikannya meninggalkan toko tersebut. Amanda sedari tadi hanya diam sambil menatap ke arah jendela mobil.

Brian sesekali menatap ke arah Amanda. dan, tiba-tiba saja Brian memberi sesuatu kepada Amanda.

"Apa ini, Tuan?" tanya Amanda aneh.

"Baca," titah Brian sambil fokus menyetir.

Amanda langsung melihat dan ternyata itu kartu nama pemuda itu. Amanda membaca nama yang tertera di kartu nama Brian.

"Jadi namanya Brian Evanz," batin Amanda.

"Untuk apa anda memberi saya ini?"

"Biar kamu tahu nama saya dan kenal saya,"

Amanda hanya diam tanpa membalas ucapan Brian.

Tak lama kemudian mobil Brian sudah sampai di kontrakan Amanda. Amanda segera turun dan mengucapkan terima kasih kepada Brian. Amanda pun sudah melihat jika motornya sudah terparkir di depan kontrakan.

Brian hanya diam lalu melanjutkan perjalanannya menuju kediaman Brian.

"Dasar aneh tuh orang," ucap Amanda.

Terjebak Cinta CEO [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat