PART 50

407 8 0
                                    

"Ya aku egois, aku egois karena aku mau hubungan kita tidak berhenti karena berita sialan itu,"

"Terserah apa katamu Brian dan aku berdoa hubungan kalian baik-baik saja, permisi." ucap Amanda beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan Brian.

Sontak saja lelaki itu bangkit lalu mengejar Amanda. Brian menahan emosi karena tidak suka dengan apa yang di ucapkan oleh Amanda dengan meminta hubungan mereka berakhir begitu saja. Amanda baru saja ingin membuka pintu akan tetapi tangannya sudah di tahan lebih dulu oleh Brian.

"Kamu mau kemana, sayang? tolong percaya sama aku berita itu tidak benar adanya aku nggak ada niatan buat khianatin kamu," jelas Brian dengan wajah memohon.

"Bohong katamu? di foto yang ada di berita itu sudah jelas Brian jadi jangan seperti ini,"

"Ingat hubungan kita sudah berakhir jadi jangan mengganggu hidupku begitu pun sebaliknya."

Setelah mengatakan itu Amanda meninggalkan Brian yang terdiam dengan wajah yang kurang senang bahkan pria itu menatap sendu kepergian Amanda, ia sengaja tidak mengejar Amanda di pikirannya mungkin gadisnya butuh waktu sendiri.

"Tenangkan dirimu saat ini sayang setelah itu jangan harap bisa pergi begitu saja,"

Brian lalu mengambil ponsel dan menghubungi Farel meminta bawahannya datang. Tak butuh waktu lama Farel datang melihat wajah atasannya yang terlihat gusar bahkan ada kesedihan, lantas Farel pun bertanya.

"Ada apa, Tuan?"

"Amanda menolak lamaranku bahkan dia mengakhiri hubungan kami karena dia sudah melihat berita yang di buat oleh Cika," jelas Brian.

"Aku sudah menduganya Bos, tapi saya sudah menyuruh orang-orang anda untuk nenghapus berita itu tanpa jejak sekalipun,"

Brian hanya mengangguk sebagai tanda jawabannya.

Di tempat lain tepatnya di Bandara terlihat seorang model internasional yang berjalan di ikuti oleh bodygartnya. Dia adalah Cika anak dari pengusaha yang saat ini ayah dari perempuan itu bekerja sama dengan perusahaan milik Brian Evanz. Cika sengaja datang ke tanah air karena dirinya sudah tahu kalau Brian sudah kembali ke Indonesia maka dari itu dia berniat akan menemui Brian.

"Aku tidak sabar bertemu denganmu Brian," ucap Cika tersenyum miring.

Lalu perempuan itu masuk ke dalam mobil menuju rumah milik orang tua Cika.

Amanda sudah berada di dalam kamar setelah dari hotel tadi dia sudah memesan taksi online. Amanda masih menangis mengingat apa yang sudah terjadi di hotel bersama Brian, begitu berat rasanya bagi Amanda untuk meninggalkan pria itu. Tapi Amanda juga tidak mau berhubungan dengan lelaki yang sudah mempunyai hubungan dengan perempuan lain.

"Mungkin ini sudah takdir kita Brian, maafkan aku tapi aku nggak mau terus-terusan berharap sama kamu yang nantinya akan membuatku sakit," ucap Amanda.

Karena lelah menangis tak sadar Amanda sudah terlelap, mata gadis itu sedikit sembab karena kelamaan menangis.

Keesokan harinya di rumah Brian terlihat pria itu baru selesai mandi, dia menuju lemari untuk mengambil beberapa baju yang untuk di pakai. Setelah rapi dengan setelan jas pria tampan itu turun ke bawah di lihatnya sudah ada roti dan juga susu yang telah di siapkan oleh Bi Ira, pembantu yang belum lama di pekerjakan oleh Brian. Setelah sarapan Brian pun beranjak dan akan berangkat ke perusahaan.

"Bi saya berangkat dulu," ucap Brian berpamitan sama bi Ira.

"Iya, Tuan."

Brian pun mengemudikan mobil dan meninggalkan halaman rumah-Nya.

Di tempat lain Amanda juga sudah berada di toko bunga, dengan aktivitas seperti biasa Amanda sudah kedatangan pembeli yang memesan beberapa bunga  dengan ramah Amanda melayani mereka. Amanda sedikit menyibukkan dirinya agar tidak memikirkan hal yang menurutnya tidak penting.

"Wah terima kasih kak saya suka rangkaian bunga kakak," ucap pembeli.

"Sama-sama," balas Amanda tersenyum ramah.

Setelah pembeli itu pergi Amanda kembali duduk sambil menunggu pembeli datang, tiba-tiba ada notif WA dari ponsel milik Amanda. Disana ada nomor yang tidak di kenal dan isi pesan itu yang tak lain memesan beberapa bunga untuk di bawakan ke alamat X. Dengan senang hati Amanda membalas pesan itu dan menyiapkan beberapa buket bunga yang telah di pesan oleh pemilik nomor tersebut.

Saat semua pesanan bunga sudah siap di antarkan ke alamat, Amanda pun segera menjalan motor kesayangannya menuju alamat. Butuh waktu yang cukup lama akhirnya Amanda sampai di sebuah rumah yang terbilang cukup mewah dan di depan rumah tersebut sudah ada satpam yang menunggu.
Satpam yang sudah tahu akan kedatangan Amanda mempersilahkan dia masuk.

Amanda hanya sampai di depan pintu lalu tak lama wanita paruh baya menghampiri dirinya dan mengambil beberapa bunga yang di bawa oleh Amanda tak lupa juga di bayarnya. Seseorang yang baru saja akan melewati mereka tak sengaja menangkap sosok gadis yang di kenalnya, seseorang itu adalah Reyhan.

"Amanda," panggil Reyhan sedikit kaget melihat Amanda yang ada di rumahnya.

Amanda pun melihat ke arah Reyhan yang saat ini juga tak kalah terkejut jika Reyhan berada disini. Mama Reyhan yang melihat mereka pun bingung.

"Apa kalian saling kenal satu sama lain?" tanya sang mama.

"Eh iya, Ma. Rey kenal sama Amanda,"

"Iya tante kami beberapa hari yang lalu tidak sengaja bertemu,"

"Oh ya, Mama pesen bunga di toko Amanda?"

"Iya, soalnya mama suka liat di internet jika di toko bunga milik Amanda bagus-bagus,"

"Makasih tante,"

"Sama-sama Amanda, oh ya ayo masuk nak hari ini ada acara ulang tahun adiknya Rey. Jadi tante mau mempersiapkan acaranya nanti malam," ucap mama Reyhan mengajak Amanda.

"Makasih tante tapi sebelumnya mohon maaf karena saya masih akan mengantar pesanan bunga lainnya," tolak Amanda halus.

"Ya sudah tidak apa-apa nak,"

"Permisi tante, Reyhan." ucap Amanda sembari berlalu.

Sedangkan Reyhan masih menatap punggung Amanda yang sudah menjauh, sang mama yang melihat Reyhan tanpa berkedip melihat gadis yang barusan mengantarkan bunga hanya tersenyum. Sang mama tahu mungkin gadis itu yang pernah di ceritakan oleh Reyhan tempo lalu.

"Apa dia gadis yang pernah kamu ceritakan ke mama, Rey?" tanya sang mama membuyarkan lamunan Reyhan.

"Iya Ma," sahut Reyhan tersenyum.

"Mama salut sama pilihanmu, Rey. Mama rasa dia tipe gadis yang mandiri dan beda jauh dengan gadis-gadis yang suka mengejarmu,"

"Tentu saja, Ma. Makanya Rey sangat ingin menjadikan Amanda pendamping hidup Rey sayangnya dia sudah mempunyai pacar Ma yang tak lain pacarnya adalah pengusaha yang besar di kota ini,"

Sang mama terkejut jika Amanda sudah punya seorang kekasih bahkan pengusaha yang terbesar dikota ini.

"Mama pikir dia masih single, kamu jangan berpikir macam-macam untuk berusaha merusak hubungan mereka Rey,"

"Mama pikir Rey cowok apaan ya enggak Ma, tapi kalau nanti lelaki itu menyakiti Amanda Rey tidak akan diam, Rey akan mengambil Amanda dan akan menjadikan Amanda milik Rey."

Ucapan Reyhan begitu serius sang mama pun mengusap lembut punggung Reyhan lalu menasehati putranya itu.

Terjebak Cinta CEO [END]Where stories live. Discover now