PART 14

371 14 0
                                    

Di perusahaan, Brian sedang berkutat dengan beberapa berkas dan di sesekali menatap ke komputer. Brian yang serius tidak menyadari jika ada yang sedang mengetuk pintu ruangannya.

Karena tidak mendapat sahutan dari dalam, akhirnya Farel menyelonong masuk dan melihat jika bosnya itu sedang sibuk dengan beberapa berkas.

"Bos?" panggil Farel.

Brian yang menyadari akan kedatangan Farel hanya menatapnya sekilas lalu berdehem.

"Hmm?"

"Ini berkas tentang gadis yang Bos cari tahu itu," ucap Farel sambil menyerahkan berkas yang ada di tangannya kepada Brian.

Brian langsung menatap Farel dan mengambil berkas itu. Dengan sigap Brian membuka dan membaca dengan teliti isi berkas tersebut.

Farel tidak mengerti kenapa bosnya itu mencari tahu tentang gadis yang bekerja di toko bunga.

"Kenapa Brian ingin sekali mencari tahu tentang gadis itu, apa dia suka sama gadis itu?" batin Farel.

"Bos maaf sebelumnya, kenapa Bos ingin sekali mencari tahu tentang gadis ini? apa Bos kenal sama dia?" tanya Farel to the point'.

"Aku tidak mengenalnya, Rel. Kami bertemu baru beberapa hari yang lalu. Anehnya lagi baru pertama bertemu aku langsung terpesona bahkan jantung saat berada di dekatnya serasa lagi maraton. Aku sungguh tidak mengerti kenapa bisa perasaanku berbeda jika berada di dekatnya, tapi dengan gadis lain aku tidak seperti ini," jelas Brian yang tanpa sadar tersenyum membayangkan wajah cantik Amanda.

"Ehemm ini yang di namakan cinta pada pandangan pertama Bos hahaha," ucap Farel tersenyum.

Brian langsung tersadar dan seketika melempar kertas ke arah Farel. Raut wajah Brian langsung berubah seperti biasa dingin dan cuek seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

"Diam kamu!" ucap Brian.

"Hehehe maaf Bos, ya habisnya baru kali ini saya melihat Bos seserius ini mencari tahu tentang seorang gadis kan sebelumnya enggak sama sekali bahkan bisa di bilang Bos anti perempuan," jelas Farel.

"Jadi bagaimana Bos, apa tugas saya sebelumnya?"

"Sudah tidak ada lagi, tugas kamu mengecek kerja karyawan yang di perusahaan ini dan Email yang masuk,"

"Baiklah Bos. Kalau begitu saya permisi dulu." ucap Farel lalu keluar dari ruangan CEO.

Brian kembali memegang berkas yang berisi tentang data Amanda.

"Amanda Diandra," gumam Brian tersenyum.

"Nama yang cantik, secantik orangnya,"

Brian tersenyum kala mengingat wajah Amanda yang kesal karena ulahnya. Brian seperti orang gila senyum-senyum sendiri.

"Akan ku pastikan kamu akan jadi milikku Amanda," ucap Brian kembali dengan mengembangkan senyumannya.

Brian tiba-tiba mengambil ponselnya dan mencari kontak Amanda yang tertulis "Gadisku". Segera Brian menelpon dan memberi tahu sesuatu pada Amanda.

Amanda yang masih melayani pembeli tiba-tiba mendengar suara ponselnya berdering akan tetapi Amanda masih tetap fokus melayani para pembelinya itu.

"Makasih mbak," ucap Amanda kepada pembeli.

Lalu Amanda meraih ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya barusan. Amanda mengerutkan kening saat melihat nomor tidak di ketahui menelponnya.

"Ini nomor siapa, ya?" ucap Amanda dengan raut wajah bertanya-tanya.

"Apa mungkin salah sambung atau gimana, ya sudahlah mungkin salah sambung," ucap Amanda kembali.

Tak lama ponsel Amanda kembali berdering, Amanda yang baru saja ini ke melihat beberapa bunga menghentikan langkahnya saat mendengar bunyi ponselnya. Segera Amanda meraih ponsel dan mengangkat panggilan tersebut.

📱
"Halo, ini siapa ya?" tanya Amanda to the point'.

"Halo, apa saya berbicara dengan nona Amanda?" tanya Brian di seberang telepon.

"Iya saya sendiri tapi ini siapa ya?"

"Apa kamu tidak mengenal suara saya nona?" 

Amanda merasa aneh dan merasa seperti mengenal suara sang penelpon. Amanda membulatkan matanya saat menyadari yang menelponnya adalah tuan pemaksa itu.

"Oh jadi anda Tuan yang menelpon saya, anda dapat dari mana nomor HP saya, huh? jadi benar anda memata-matai saya ya?" Amanda langsung kesal dan menuduh Brian bahwa pria itu sudah memata-matainya.

Brian yang sedang berdiri menatap ke arah jendela ruangannya tertawa kecil saat Amanda menuduhnya.

"Apa saya terlihat orang sepert itu nona? dan untuk tuduhanmu itu tarik kembali karena saya tidak seperti yang kamu pikirkan,"

"Iss dasar, apa Tuan tidak mempunyai pekerjaan lain selain menganggu saya? ini masih jam kerja saya Tuan jadi saya tidak ingin berbasa-basi hal yang tidak penting,"  ucap Amanda yang sudah kesal.

"Bagi saya ini penting, bahkan sangat penting,"

"Mau Tuan apa sih? jangan membuang waktu saya,"

"Saya mau mengajak kamu ke acara ulang tahun teman saya malam ini jam  8 dan ingat saya tidak menerima penolakan apapun alasan kamu,"

"Apa? kenapa harus saya Tuan? ajak saja orang lain masih banyak perempuan bukan saya, jadi tolong tarik  ajakan Tuan saya tidak ingin pergi,"  ucap Amanda menolak

"Saya maunya kamu bukan orang lain! dan ingat, saya tidak menerima penolakan, kalau tidak kamu akan tahu sendiri akibatnya,"

Amanda merasa sangat kesal karena Brian yang selalu  memaksa dan mengancamnya. Ingin sekali Amanda meninju wajah pemuda itu.

"Dasar Tuan pemaksa,"

"Turuti saja ucapan saya, selesai Isya saya akan menjemputmu nona Amanda,"

"Baiklah,"

Amanda hanya pasrah dengan permintaan Brian karena percuma saja melawan pria itu. Sedangkan Brian, dia hanya tertawa puas setelah mengerjai Amanda dengan ancaman yang tidak sungguh-sungguh di ucapkan barusan.

"Aku tidak bisa membayangkan wajahnya selucu apa jika sedang kesal hahaha," ucap Brian tertawa.

Terjebak Cinta CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang