PART 72

356 6 0
                                    

Pagi ini Brian sudah rapi dengan setelan jas di tubuhnya, Amanda baru selesai menyiapkan sarapan pagi untuk Brian dan di bantu oleh pelayan disana. Setelah beberapa hari cuti Brian kembali ke perusahaan.

"Pagi Mas, ayo sarapan dulu," ajak Amanda.

"Pagi sayang," balas Brian sambil duduk.

"Apa kamu yang masak semua ini?" tanya Brian.

"Iya, tapi di bantu sama Bibi kok kamu tidak usah khawatir karena aku sendiri yang meminta Bibi untuk membuatkan sarapan untuk mu,"

"Kamu jangan kecapean sayang,"

"Tentu saja tidak aku hanya bosan berdiam diri terus di rumah Mas,"

"Baiklah sayang tapi jangan kerja yang berat-berat,"

"Iya Mas."

Lalu mereka melanjutkan sarapan pagi dengan tenang. Selesai sarapan Brian segera berpamitan pada Amanda untuk langsung berangkat ke perusahaan karena hari ini ada rapat dengan client mereka.

Setelah Brian berangkat tiba-tiba Amanda merasakan  mual dan pusing. Amanda segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan apa yang di makan. Amanda hanya melihat cairan bening yang keluar dari mulut-Nya. Tak lama pelayan di rumah mengikuti Amanda, yang dimana Amanda terlihat sangat pucat.

"Nona baik-baik saja?" tanya pelayan itu.

"Saya baik-baik saja Bi hanya saja saya sedikit mual,"

Amanda yang sudah tidak bisa menahan rasa pusing akhirnya tubuh Amanda merosot ke bawah. Amanda pingsang. Pelayan itu refleks saja membantu istri tuannya dan di bantu oleh supir.

Sedangkan di perusahaan Brian sedang rapat dengan para client. Dering ponsel Brian menghentikan kegiatannya, saat menerima telepon dari orang di mansion tiba-tiba saja Brian di kejutkan dengan keadaan sang istri yang saat initak sadarkan diri. Dengan segera Brian bersiap-siap akan segera pulang ke mansion.

"Rapat ini saya tunda dulu," setelah mengucapkan itu Brian segera meninggalkan ruangan rapat. Secepatnya Farel yang menangangi dan nanti dia akan menyusul Brian.

Brian menancapkan gas secepat mungkin agar cepat sampai di mansion. Rasa khawatir menghantui Brian. Tak lama mobilnya sudah sampai di halaman mansion, dengan segera ia mempercepat langkah untuk masuk ke dalam.

Brian sudah berada di dalam kamar, disana sudah ada pelayan yang tengah membantu Amanda untuk duduk bersandar di tempat tidur. Brian dengan rasa khawatir menghampiri Amanda.

"Sayang, apa kamu tidak apa-apa?" tanya Brian.

"Aku baik Mas,"

"Kita ke rumah sakit sekarang, kamu terlihat sangat pucat,"

"Aku nggak mau Mas ini hanya sakit biasa kamu tidak perlu khawatir,"

"Aku nggak terima penolakan ayo sekarang kita ke rumah sakit agar tahu keadaanmu,"

"Baiklah."

Amanda dan Brian sudah berada di mobil menuju rumah sakit. Amanda sedari tadi hanya diam rasa mual dan pusing masih sedikit di rasakan olehnya. Hingga mereka sudah sampai di rumah sakit. Brian membantu Amanda berjalan. Amanda sudah berada di ruangan pemeriksaan. Setelah pemeriksaan tadi dokter mengatakan jika Amanda sekarang tengah hamil muda.

"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanya Brian.

"Istri Tuan baik-baik saja, Istri Tuan sekarang sedang hamil muda. Usia kandungannya sudah 2 minggu,"

Brian dan Amanda terkejut dan juga bahagia mendengar berita baik ini. Brian langsung memeluk Amanda dan sesekali mencium Amanda karena rasa bahagia akhirnya yang di tunggu sudah ada di dalam perut Amanda.

"Selamat Tuan atas kehamilannya Nona muda,"

"Terima kasih Dok," ucap Amanda dan Brian sambil tersenyum.

"Nona jangan kerja yang terlalu berat ya, nanti saya akan memberikan obat untuk meredakan rasa mual."

Selesai pemeriksaan Brian dan Amanda sudah kembali ke dalam mobil. Tak henti-hentinya Brian tersenyum dengan rasa bahagia, dia sudah tidak sabar memberitahu berita baik ini kepada orang tuanya.

"Kamu jangan kerja dulu di mansion sayang kan sudah ada pelayan,"

"Iya Mas kamu tenang saja,"

"Oh ya jangan lupa kasih tahu sama Mama dan Papa ya Mas tentang kehamilanku ini,"

"Siap istriku hahaha."

Setibanya mereka di rumah Brian segera mengantarkan Amanda ke kamar untuk beristirahat yang cukup. Brian pun tidak mengizinkan Amanda untuk bekerja walau Amanda menolak akan tetapi Brian dengan ketegasan melarang Amanda melakukan yang bisa membuat dia dan juga sang buah hati kenapa-kenapa.

"Kamu istirahat yang cukup dan ingat pesanku jangan melakukan pekerjaan apapun di rumah ini karena sudah ada pelayan, dan aku akan meminta pelayan untuk mengurus semua kebutuhanmu sayang," jelas Brian.

"Apa semua tifak berlebihan, Mas? aku masih bisa melakukan pekerjaan yang ringan kok,"

"Aku tidak ingin mendengar bantahan kamu harus patuh aku nggak mau terjadi sesuatu sama kalian berdua,"

"Baiklah, Mas kembali saja ke perusahaan aku akan beristirahat,"

"Iya sayang aku akan kembali ke perusahaan setelah selesai aku akan segera pulang,"

"Iya Mas kamu hati-hati di jalan."

Brian mengangguk lalu mengecup kening Amanda dan beralih ke bibir mungil itu. Setelahnya Brian sudah pergi meninggalkan kamar tak lupa ia memberi pesan kepada pelayan di rumah untuk menjaga Amanda agar Amanda dan calon anaknya baik-baik saja.

Terjebak Cinta CEO [END]Where stories live. Discover now