PART 13

365 16 0
                                    

Malam harinya di rumah Brian. Terlihat Brian dan kedua orang tuanya tengah makan malam bersama. Di sela-sela makan malam tersebut, mama Brian bertanya.

"Sayang, apa kamu sudah tahu dimana gadis cantik itu tinggal?" tanya mama Brian.

"Iya Ma,"

Mama Brian terlihat mengembangkan senyumannya mendengar bahwa putranya sudah mengetahui tempat tinggal gadis yang menolongnha saat itu.

"Terus kamu sudah tahu siapa nama gadis itu, sayang?"

"Belum, Ma. Brian tidak sempat menanyakan namanya,"

"Kamu ini gimana sih, masa nanyain nama aja sampe lupa,"

"Udah, Ma. Nanti aja bahasnha selesai makan," sahut papa Brian.

Kemudian mereka melanjutkan makan malam mereka.  Selesai makan malam kedua orang tua Brian sudah mau ke kamar untuk beristirahat. Seketika langkah mereka terhenti saat Brian menanyakan sesuatu pada sang mama.

"Ma, tunggu. Waktu itu gadis yang menolong Mama sempat memberi kartu namanya, kan?" tanya Brian..

Mama Brian seperti mengingat sesuatu lalu tiba-tiba tersenyum.

"Oh iya, sayang. Mama hampir lupa, bentat ya Mama ambil dulu. Ayo, Pa." ucap mama Brian sambil mengajak suaminya.

Brian hanya mengangguk dan duduk di sofa ruang tamu mereka. Tak lama sang mama pun datang sambil membawa kartu nama Amanda.

"Ini sayang, namanya adalah Amanda," ucap mama Brian sambil menyerahkan kartu nama tersebut.

Brian mengambilnya dan membaca kartu nama tersebut. Tertulis di kertas itu Amanda Diandra. Brian menyunggingkan senyuman saat melihat nomor ponsel Amanda yang ada di kartu namanya.

Setelah mama Brian pergi, segera Brian meraih ponsel di saku celananya dan menyimpan nomor ponsel Amanda. Lalu Brian mencari kontak Farel dan menghubunginya.

📱
"Halo, ada apa Bro?"

"Halo, Rel? aku punya tugas buat kamu,"

"Hadeh baru saja menikmati pacaran udah di kasih tugas lagi, dasar Brian." batin Farel kesal.

"Tugas apa Bro?"

"Cari tahu tentang gadis yang bekerja di toko itu,"

"Baik, Bos."

Setelah itu Brian mematikan sambungan teleponnya dan kembali ke kamar.

Amanda kini duduk sambil menyandarkan badannya di kepala ranjang sambil menatap foto. Di foto tersebut adalah kenangan Amanda dengan kedua orang tuanya.

"Ayah, Ibu, Manda kangen," ucap Amanda buliran kristal jatuh di wajah cantik Amanda.

"Hiks Manda kangen," ucap Amanda yang sudah terisak.

Amanda memeluk bingkai foto tersebut melepaskan rasa rindunya pada orang tua Amanda.

Amanda yang habis menangis tanpa sadar sudah tertidur dengan tangan yang masih setia memeluk bingkai foto tersebut.

Hari sudah pagi, Amanda terbangun dari tidurnya karena pancaran sinar matahari yang masuk ke sela-sela jendela kamar. Amanda segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan setelah itu berangkat kerja seperti biasa.

Dengan gaji yang tidak seberapa Amanda tetap semangat bekerja. Karena Amanda tahu, hanya dialah yang bisa mencukupi kebutuhan dirinya sendiri.

Selesai mandi Amanda sudah berganti pakaian. Amanda terlihat sangat cantik pagi ini. Amanda menatap di cermin dan melihat jika matanya sembab karena semalam dia habis menangis.

Amanda menambahkan make up tipis agar matanya tidak keliatan sembab lagi. dan tak lupa mengoles lipstik. Bibir Amanda memang sudah terlihat pink walau tidak memakai lipstik.

Amanda yang sudah selesai segera mengunci pintu kontrakannya dan berangkat ke tempat kerja.

Di kamar Brian. Terlihat pemuda tampan itu baru saja keluar dari kamar lalu berjalan ke bawah untuk sarapan pagi.

"Pagi anak mama yang ganteng," sapa mama tersenyum.

"Pagi Ma, pagi Pa,"

"Pagi,"

"Ayo sayang kita sarapan dulu,"

Tidak ada yang mengucapkan satu kata pun. Mereka sibuk menghabiskan makanan mereka masing-masing.

Tak lama Brian sudah selesai dan berpamitan pada papa dan mamanya untuk berangkat ke perusahaan.

Terjebak Cinta CEO [END]Where stories live. Discover now