PART 51

201 8 0
                                    

Setelah dari rumah Reyhan tadi, Amanda tentu saja sudah tahu jika rumah itu milik Reyhan dan yang memesan bunga adalah mama dari lekaki itu. Amanda memakirkan motornya lalu masuk ke dalam toko.

Seketika perut Amanda bunyi tandanya dia sudah lapar, lalu di ambilnya bekal makanan yang ada di tas. Amanda sudah berapa hari ini tidak makan makanan di luar. Di tengah makannya, dering ponsel Amanda berbunyi Amanda sudah tahu jika penelpon itu adalah Brian. Amanda sengaja tidak mengangkat panggilan tersebut karena sudah tidak ingin berurusan dengan pria itu.

Di perusahaan Brian sudah sangat kesal moodnya hancur karena sudah berapa kali menghubungi Amanda akan tetapi tak ada satu panggilan darinya di angkat, hingga tiba-tiba Farel mengetuk pintu dan langsung  menerobos masuk karena memberitahu jika Cika berada di perusahaannya sekarang.

"Maaf Bos saya hanya ingin memberitahukan kalau nona Cika berada disini,"

"Fu*k! ngapain perempuan ular itu datang ke perusahaanku?"

"Katanya dia ingin menemui Bos."

Tak lama suara langkah Cika terdengar dan perempuan itu langsung masuk dengan tidak ada sopannya menghampiri Brian yang tengah berdiri tidak jauh dari kursi kebesarannya. Tanpa rasa malu Cika langsung bergelayut manja di lengan Brian.

"Lepas!" tegas Brian dengan nada dingin.

"Nggak, aku nggak mau Brian. Aku kesini ingin mengajakmu makan siang,"

"Aku sedang sibuk jadilah keluar dari ruanganku,"

"Kok kami tega sih, Brian. Capek-capek aku kesini kamu malah ngusir aku, aku ini calon tunangan kamu Brian. Jadi ayo kita makan siang bersama,"

"Jangan mimpi kamu!"

Farel menatap jijik dengan perempuan di depannya ini, rasa malunya mungkir sudah putus pikir Farel.

"Maaf nona, kalau tidak ada kepentingan lain jangan menganggu Bos saya. Mari saya antar,"

"Apa-apaan kamu, Farel! jangan ikut campur dan seharusnya kamu yang keluar dari ruangan ini bukan aku,"

"Stop Cika!"

Bentakan itu lolos dari mulur Brian karena dia sudah tidak tahan melihat sikap Cika yang sudah sangat kelewatan. Cika terkejut menatap Brian dengan mata yang berkaca-kaca baru pertama kali dia melihat Brian semarah ini.

"Apa kamu belum puas sudah merusah hubungan dengan gadisku, hah? apa kamu kurang puas? jangan mencoba-coba mengusik kehidupanku Cika jika kamu tidak ingin melihat kehancuranmu dan keluargamu," ancam Brian tegas.

"A-apa aku tidak seberharga itu dimatamu? dari dulu aku menyukaimu tapi kamu tidak pernah melirikku sedikit pun Brian,"

"Kenapa kamu lebih memilih perempuan rendahan seperti dia di bandingkan aku, Brian? apa kurangnya aku di matamu sampai kamu sudah di butakan oleh perempuan itu,"

"Hentikan omong kosongmu ini dan sadar dirilah, berbicara denganmu hanya membuang waktuku saja."

Brian kembali duduk, sedangkan Cika perempuan itu mengepalkan tangannya. Ada rasa dendam pada gadis yang telah merebut Brian darinya.

"Jika aku tidak bisa mendapatkanmu jangan harap perempuan itu juga bisa bersamamu Brian!" Cika mengancam Bria lalu pergi dengan perasaan kesal meninggalkan ruangan Brian.

Sepeninggal Cika tadi Brian memanggil Farel untuk membuatkan dirinya kopi, pikiran Brian saat ini sedang kacau di tambah dengan masalahnya dengan Amanda. Kata-kata Amanda yang semalam berlalu-lalang di pikiran Brian.

"Farel buatkan saya kopi," titah Brian

"Baik, Pak." ucap Farel lalu segera membuatkan kopi.

Tak lama Farel datang sambil membawa kopi Brian lalu meletakkan di meja kerja, Brian langsung mengambil dan meminumnya. Farel tahu jika sang bos sedang di landa masalah tentang hubungan dia dengan Amanda.

"Nona Amanda aku akui kamu sangat hebat membuag Brian galau berat seperti ini," batin Farel.

"Semoga dengan ujian seperti ini kalian bisa melewatinya." lanjutnya.

"Bos, barusan saya mendapatkan informasi dari Nyonya besar yang memberitahukan jika Tuan besar sedang sakit jadi beliau akan membutuh waktu lama di negara X karena pengobatan Tuan besar," jelas Farel.

"Papa sakit?" tanya Brian yang sekarang menatap Farel.

"Iya Bos, penyakit Tuan besar kambuh lagi,"

Brian hanya diam tak menggubris lagi penjelasan dari Farel.

"Dan setelah jam makan siang ini ada rapat dengan perusahaan X dan sekarang beliau sedang menuju kesini,"

"Baiklah siapkan semua dokumen untuk rapat nanti."

Farel mengangguk hormat lalu meninggalkan ruangan  Brian.

TBC

Terjebak Cinta CEO [END]Where stories live. Discover now