PART 22

314 12 0
                                    

Mobil Brian sudah berada di depan toko bunga tempat dimana Amanda bekerja. Pria itu tengah memperhatikan Amanda yang sedang berbicara dengan sahabatnya Feli.

Brian mengambil ponselnya dan berniat untuk menghubungi Amanda untuk diajak makan siang bersama.

Tutt ... tutt ... tutt

Suara dering ponsel Amanda terdengar, membuat gadis itu mengalihkan perhatiannya.   Amanda yang bingung dengan Brian yang tiba-tiba menghubunginya segera mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, ada apa Tuan menelpon saya?" tanya Amanda.

"Ayo makan bersama," ajak Brian dengan suara khas-nya yang datar.

"Makasih atas tawaran, Tuan. Tapi saya akan makan bersama sahabat saya,"

"Jangan banyak membantah nona Amanda, cepat keluar saya sekarang ada di depan tokoh bunga kamu,"

"APA?!"

Amanda langsung membulatkan matanya dan berjalan mengecek keberadaan lelaki itu apa benar dia ada di depan atau tidak.

Dan benar saja ada mobil mewah Brian tengah terpakir rapih di depan  tokoh itu.

"T-tuan, tidak bisakah lain kali saja?" ucap Amanda ragu.

"Sekarang,"

Brian langsung mematikan sambungan telepon tanpa menunggu balasan dari Amanda. Sedangkan Amanda menahan kekesalannya karena ulah dari Brian yang suka memaksa.

"Ih dasar es kutub, suka banget maksa orang" ucap Amanda kesal.

"Kamu kenapa, Man? es kutus siapa yang kamu maksud?" tanya Feli bingung.

"Itu tuh cowok yang sukanya maksa orang,"

"Iya siapa cowoknya, Manda?

"Nanti aku ceritain ya, sekarang aku ijin mau makan siang di luar dulu,"

"Idih kamu mah PHP in aku manda,"

"Janji, setelah ini aku ceritain deh bye."

Amanda segera berjalan keluar dari tokoh bunga dan menghampiri mobil Bria. Tak lama Brian membuka kaca mobil dan menyuruh Amanda segera masuk.

"Saya hampir lumutan nunggu kamu disini,"  ucap Brian.

"Ya itu salah, Tuan. Kenapa tidak pergi saja,"  balas Amanda.

Brian hanya tersenyum tanpa melirik Amanda dan secepatnya ia mengemudikan mobil dan meninggalkan tokoh bunga.

Sesampainya di tempat makan  milik orang tuanya Brian, lebih tepatnya rumah makan ini adalah milik papa-Nya Brian.

"Mau pesan apa?" tanya  Brian.

Amanda yang di tanya hanya fokus dengan menatap sana-sini sekelilingnya, Amanda begitu takjub dengan tempat makan yang terlihat begitu mewah dan bernuansa eropa.

"Kamu mau pesan apa nona Amanda?"  tanya Brian kembali.

suara Brian yang sedikit keras refleks membuat gadis di depannya ini sadar, Amanda hanya menampilkan senyum kakunya.

"Jujur Tuan, saya tidak mengerti cara pesannya seperti apa. Karena disini menu makanan-Nya bahasa inggris semua hehe,"

"Dan satu lagi Tuan, saya baru pertama kali makan di tempat mewah seperti ini. Jadi samakan saja sama makanan Tuan,"

"Baiklah kalau begitu," balas Brian yang di angguki oleh Amanda.

Amanda berkata jujur kepada Brian karena memang benar dia tidak pernah menginjakkan kaki di tempat makan yang begitu mewah seperti ini, bahkan mungkin makanan disini mahal-mahal semua.

Terjebak Cinta CEO [END]Where stories live. Discover now