PART 47

222 6 0
                                    

Amanda tidak fokus saat bekerja karena mengingat kabar berita tentang Brian dan model itu. Sudah pukul 04:00 Amanda sudah bersiap-siap untuk pulang bahkan semangat gadis itu sudah tidak ada. Amanda tidak langsung pulang ke rumah melainkan ke pantai yang dimana pantai itu pernah di datangi bersama Brian.

Rasanya begitu sesak saat mengetahui orang yang kita sayang menghilang tanpa kabar tapi setelah mendapat kabar ternyata sudah mempunyai seorang kekasih.

Amanda berjalan ke tepi pantai mencoba menenangkan dirinya yang saat ini sedang kacau, air mata yang sedari tadi di tahan akhirnya keluar juga. Gadis itu menangis tanpa bersuara.

"Kenapa sesakit ini tuhan hiks," ucap Amanda seiring tangisannya.

"Kamu bilang kamu tidak akan ninggalin aku tapi nyatanya kamu sudah mempunyai kekasih di luar sana kamu pembohong Brian," Amanda berteriak meluapkan kekecewaannya.

Amanda menangis sejadi-jadinya bahkan ada beberapa orang yang menatap ke arah Amanda dengan tatapan iba dan ada juga yang bingung. Sedangkan gadis itu tidak mempedulikan sekitarnya Amanda hanya ingin menenangkan pikiran dia yang lagi kacau.

"Apakah begini rasanya patah hati,"

"Aku harus melupakanmu Brian mungkin kita tidak berjodoh dan aku tidak sebanding denganmu,"

Tiba-tiba Amanda di kejutkan dengan suara dari arah belakang, orang itu adalah Reyhan yang kebetulan berada di pantai yang sama dengan Amanda. Reyhan tidak sengaja melihat sosok gadis yang ia kenal.

"Jangan terlalu larut dalam kesedihan karena itu tidak baik," ucap Reyhan tersenyum.

Amanda menoleh ke arah pemuda itu dan menghapus sisa air matanya.

"Rey-Reyhan," ucap Amanda.

Dia mencoba bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

"Kok bisa disini?" tanya Amanda.

"Kebetulan saja dan aku tidak sengaja melihatmu makanya aku samperin kesini tapi jika di lihat-lihat kamu habis menangis,"

"Eh- enggak kok hehe,"

"Nggak usah bohong Amanda saya denger sendiri tadi kamu nyebut nama Brian ,"

"Kamu salah dengar,"

"Sudahlah jangan berbohong seperti itu kamu tak pandai berbohong."

Amanda seketika terdiam dengan apa yang di katakan oleh Reyhan yang tentu saja benar.

"Are you okay, Amanda?"

"Aku baik-baik saja,"

"Apa kamu sudah melihat berita tentang Brian?"

Amanda hanya mengangguk sebagai jawaban tanpa melirik ke arah Reyhan, mata Amanda kembali berkaca-kaca jika mengingat tentang itu. Reyhan yang melihat sisi rapuh gadis yang sudah berapa hari ini mencuri perhatiannya merasa tidak suka kalau Amanda menangis.

Reyhan berjalan mendekat lalu menarik Amanda ke pelukannya, Reyhan mencoba menenangkan gadis itu sedangkan Amanda tidak menolak dan saat itu juga tangisan Amanda pecah di pelukan Reyhan.

"Menangislah sepuasmu Amanda, aku tahu kamu saat ini butuh tempat sandaran," ucap Reyhan mengelus rambut Amanda.

Di rasa sudah tenang Reyhan melepaskan pelukannya posisi mereka sekarang sedang saling berhadapan, Reyhan mengangkat tangannya untuk menghapus air mata Amanda.

"Terima kasih Rey,"

"Buat apa?"

"Karena sudah menghiburku, aku rasa ini sudah mulai gelap aku mau langsung pulang ke rumah,"

"Biarkan aku antar,"

"Tidak perlu, Rey. Aku kesini bawa motor kok,"

"Ya sudah kamu hati-hati ya,"

Amanda tersenyum lalu meninggalkan Reyhan disana.

"Jika dia berani menyakitimu akan ku pastikan kamu akan menjadi milik ku Amanda," ucap Reyhan.

Di tempat lain tepatnya di kota LA terlihat Brian sedang menahan kesal karena saat ini pria itu lagi bersama Cika di salah satu mall di kota. Wanita ular itu mengajak Brian untuk menemaninya berbelanja. Dan saat itu juga banyak orang yang melihat kagum kearah mereka.

Cika yang terus bergelayut manja di lengan Brian membuat Brian tak nyaman tapi pria itu mencoba untuk tidak menghajar Cika di tempat umum. Cika pun tersenyum sumringah karena Brian  tidak menolaknya.

"Kita makan dulu gimana aku lapar," ajak Cika dengan suara di buat manja.

"Aku tidak punya banyak waktu,"

"Tapi aku lapar Brian," rengek Cika.

"Makanlah aku akan kembali terlebih dahulu kamj membuat waktu terbuang sia-sia,"

"Kok kamu gitu sih sama aku, aku ini calon istri kamu Brian dan semua orang sudah tahu itu,"

"Stop membahas omong kosong ini Cika, dan jangan mencoba mengusik ku karena aku sudah mempunyai calon istri," tegas Brian menghempaskan tangan Cika lalu berjalan meninggalkan Cika.

Cika menggeram kesal karena mendapat penolakkan lagi dari Brian. Begitu sulit untuk meluluhkan pria berdarah dingin itu.

"Entah pelet apa yang perempuan itu kasih ke Brian sampai-sampai Brian tidak pernah menatapku," gumam Cika mengepalkan tangannya.

Kemudian Cika menyusul Brian yang sudah berada di dalam mobil. Sedangkan pria dingin itu hanya diam saat melihat Cika masuk lalu menjalankan mesin mobilnya untuk mengantarkan wanita ke apartemen dan soal makan seketika selera makan Cika hilang.

Di dalam perjalanan Cika terus-terusan mengajak Brian ngobrol akan tetapi Brian hanya menyahuti seadanya.

"Bagaimana kalau kita mempercepat pertunangan kita Brian mungkin saja akan lebih cepat lebih baik bukan," ucap Cika yang sudah beesandar di pundak Brian.

"Hentikan semua ini Cika dan soal hubungan kita yang sudah kamu sebarkan di sosial media itu akan segera lenyap karena orang-orangku sudah menindak lanjuti karena berita palsu ini,"

Kini suara Brian meninggi dan tepatnya mereka sudah sampai di dalam parkiran apartemen yang tidak jauh dari hotel tempat Brian menginap. Cika pun   terkejut dengan suara Brian yang mengeras bahkan ada nada membentak.

"Jangan coba-coba mengusik kehidupanku dengan calon istriku Cika kalau kamu masih ingin hidup aman bersama keluargamu," ancam Brian yang sudah sangat kesal.

"T-tapi orang tuaku sudah tahu kalau kita mempunyai hubungan dan mungkin mereka akan menghubungi orang tuamu juga untuk menyelenggarakan acara pertunangan kita," ucap Cika sedikit gugup.

"Hahaha pertunangan? jangan mimpi kamu, kamu sadar semua itu adalah rencanamu yang menyebar luaskan berita palsu ini kalau dimana kita punya hubungan,"

"Jika sampai terjadi sesuatu antara aku dan calon istriku kamu tanggung sendiri akibatnya," ucap Brian yang mengancam akan tetapi wajah pria itu terlihat tanpa ekspresi.

"Kalau kamu tidak ingin bertunangan denganku maka jangan harap perempuan lain bisa bersamamu Brian, karena aku akan melenyapkannya," Cika pun tak kalah mengancam Brian.

Setelah mengucapkan itu Cika keluar dari mobil dengan perasaan kesal, marah semua sudah tercampur aduk.

Terjebak Cinta CEO [END]Where stories live. Discover now