Bonus Chap - In Another Story

10 2 0
                                    

Halley POV

Suatu hari, saat liburan semester ditengah musim dingin.


Hari libur telah tiba. Kini, Aku dan Altair sedang dalam perjalanan menuju Busan, tepatnya ke rumah orang tua Al. Kami ingin menghabiskan malan tahun baru disana. Mamaku juga bilang kalau beliau tidak ingin menghabiskan malam tahun baru sendirian tahun ini. Oleh karena itu, mama merepotkan diri memesan tiket penerbangan menuju Korea Selatan.

Padahal akhir tahun sangat sulit mendapatkan tiket dengan harga yang sedikit lebih murah. Aneh, biasanya sanak-saudara akan datang mengunjungi rumah mama dan menginap selama beberapa malam. Dirumah pun mama juga tidak tinggal sendiri. Ada dua orang sepupuku yang tinggal disana agar hemat tidak perlu menyewa kosan karena mereka merantau untuk kuliah. 

Entahlah, mungkin mama sesekali ingin merayakan tahun baru di luar negeri.

Hari ini salju tidak turun terlalu lebat, jalanan tidak terlalu padat, kecepatan mobil yang rata-rata, serta sebuah lagu yang mengalun indah, membuat perjalanan jauh kali ini terasa sangat menyenangkan.

Lagu Everytime – Chen (EXO) ft. Punch mengalun indah. Kali ini, suara Al yang lembut dan merdu bernyanyi bersamaan denganku. Tidak seperti sebelumnya, hanya suaraku yang mendominasi dalam mobil ini.

Bagian chorus adalah bagian favorit saat aku menyanyikan lagu ini. Saat suaraku mengambil bagian nada tinggi sedangkan Al mengambil nada bagian rendah. Benar-benar harmonisasi yang indah.

Satu-dua kali kami sempat menepi sekedar untuk makan siang dan membeli cemilan. Altair yang menawarkan. Aku tentu saja tidak menolak. Al memang yang paling paham kalau mulutku perlu mengunyah sesuatu.

Perjalanan selama lebih dari 4 jam ini akhirnya berakhir. Kami sudah sampai. Aku duluan masuk ke dalam rumah tanpa repot-repot menunggu Al keluar dari garasi. Tante Julie—Ibunya Altair—sudah menungguku didepan pintu rumah. Dengan berlari-lari kecil, aku segera memberi pelukan hangat kepada beliau.

"Hai, Tante! Udah lama gak ketemu makin cantik aja." Sapaku selagi masih memeluk Tante Julie. Yang dipeluk hanya membalas dengan tawa kecil. Tangan putih yang masih cantik tanpa keriput itu mengelus pelan punggungku.

"Kamu juga makin cantik, L." Ujar Tante Julie sambil mengurai pelukan. Sesaat, beliau memandangi wajahku lamat-lamat. Kemudian, tangannya naik untuk merangkum wajahku.

"Kok pipi kamu tirus gini? You have dark circles too. Tugas kuliahnya banyak ya? Sampe lupa makan dan begadang gini?" Seruan khawatir itu menerbitkan senyum kecil pada bibirku.

Tidak perlu menghindari pertanyaan, aku langsung merengek kecil kepada Tante Julie.

"Iya, tante. Tugasnya banyak banget. Aku udah kayak mayat hidup." Terdengar kekehan kecil dari bibir Tante Julie dan seseorang di belakangku. Aku menoleh sebentar menatap Al yang kini sedang manyalim tangan Ibunya.

"Iya, Bu. Dia sampe ketiduran di perpus. Untung aja aku nemuin dia. Kalo gak, mungkin dia bakalan freezing sampe pagi disana." Kekehnya yang kubalas dengan cubitan kecil lengan kanannya.

"Kalau gitu, kamu makan yang banyak hari ini. Tante udah masakin kentang kukus asin manis kesukaan kamu." Senyumku perlahan mengembang mendengar hal itu.

Anggukanku mengakhiri sesi sambutan didepan pintu ini. Kami bertiga masuk ke dalam rumah.

''''

Meja makan ini terlihat sangat ramai. Ada lima orang dewasa yang sedang makan malam bersama diselingi obrolan dan gelak tawa. Iya, ada lima. Orang tua Al, aku, Altair, dan mamaku. Beliau sudah sampai di Busan lusa kemarin.

Us : 'Kalopsia'حيث تعيش القصص. اكتشف الآن