BAB 26 - Trip

12 2 0
                                    

Ares POV

Tiga hari lagi waktuku tersisa disini. Dan sejauh ini, kulihat hubungan Orion dan Halley semakin membaik. Orion tak telihat kacau lagi dan setiap hari semakin banyak senyum terhias dibibirnya. Aku lega, setidaknya sohibku sudah baik-baik saja keadaaan mentalnya. Halley memang bisa merubah suasana hanya dalam sekejap mata.

Kulihat ia sedang bersiap-siap pergi bekerja. Dia mematut diri dicermin sambil membenarkan dasi yang tergantung di lehernya. Aku melangkah masuk dan menghambur ke atas kasurnya.

"Oy buddy, perasaan gue ditinggal mulu deh. Gue ke sini juga butuh liburan, lho. Bentar lagi gue mau balik ke Jepang. Ajak gue liburan kek, pergi jalan-jalan kek. Emang lu gak kangen apa jalan-jalan sama gue?" Ucapku dengan suara teredam karena aku tidur menelungkup di atas ranjangnya.

Orion hanya menoleh sekilas, kemudian lanjut menyisir rambutnya rapi. Membetulkan kancing baju dipergelangan tangannya, dan menjawab, "Yaudah ayo, mumpung besok akhir pekan. Lu maunya kemana?" Tanya Orion singkat. Dia juga belum mengenal betul seluruh tempat selain Seoul.

"Gue mana tau ni Kota Seoul punya apaan. Ya lu dong sebagai tuan rumah menyiapkan trip buat tamunya." Ucapku kesal.

"Ya gue juga gak hafal amat tempat wisata nya apa aja. Gue baru pindah 2 bulan disini." sahut Orion tak kalah kesal.

Tapi sedetik kemudian ia tersenyum, matanya membulat, tampak sebuah ide cemerlang terlintas dipikirannya. Seperti berkata, "Bravo! Ide cemerlang! Kenapa gak kepikiran ya dari tadi."

Orion menoleh, memberikan tepukan menenangkan dua kali kakiku. "Tenang bro, gue pastikan trip lu bakalan menyenangkan." Ucapnya dengan nada bangga.

Aku mengangkat kepala menoleh kepada Orion di belakang. "Lu udah punya ide?" Tanyaku sambil mengernyitkan dahi.

Orion hanya memberikan sebuah senyum penuh arti. "Duh, timing lu nanya beginian pas banget tau gak? Apa emang jodoh kali ya? Apa karena gue yang pinter punya ide secemerlang ini ya?" Tanyanya retoris kemudian tertawa sendiri seperti orang gila.

Aku memberikan tatapan aneh, kemudian bangkit dan berjalan keluar kamar. "Kayaknya gue harus cepet-cepet balik ke Jepang deh. Gak aman lama-lama gue tinggal sama orang gak waras." Gumamku kemudian menutup kasar pintu kamar Orion.

Tetapi tawanya masih terdengar sampai keluar. Aku bergidik, segera berjalan cepat menuju kamarku. Sarap nih orang.

Orion menyelesaikan sisa tawanya, berjalan menuju pintu dan membukanya kemudian bersorak.

"Gue pastiin trip lu bakalan jadi memorable banget bro! Selain trip yang menyenangkan lu juga punya kejelasan dalam hubungan!" Soraknya yang masih bisa kudengar samar-samar.

''''

Orion POV

Aku melaju menuju apartemen Halley. Kulihat dia sudah siap sambil memainkan ponselnya sebelah tangan. Earbuds selalu saja bertengger manis di kedua telinganya.

Aku mulai hafal kesukaannya sekarang. Mendengarkan musik dimanapun dan kapanpun. Dan aku juga tahu apa barang wajib yang selalu dia bawa kemana saja. Earbuds hitam kesukaannya.

Aku tersenyum melihat penampilannya hari ini. Selalu tampak simple dengan work outfit blazer formal polos berwarna abu tua dengan kemeja putih di dalamnya. Lengan blazer yang digulung ke atas memperlihatkan tangan kurus yang dihiasi jam tangan Alba pada pergelangan tangan sebelah kirinya. Rambut hitam legam bergelombang dibiarkan terurai sepunggung, tampak matching dengan outfitnya hari ini. Apalagi dia mengenakan wedges hitam yang semakin mempermanis tampilannya.

Aku keluar, segera menghampirinya. Dia mendongak, seulas senyum tipis terbit. Kemudian dia melepaskan earbuds dan memasukkannya kedalam tas.

"Udah lama nunggu?" Tanyaku kepadanya.

Mataku tak lepas dari wajahnya yang hanya dipoles make up natural. Lip cream berwarna nude mewarnai tipis bibirnya yang sedikit pucat. Sedikit maskara agar bulu matanya terlihat tebal. Dan blush on berwarna coral terlihat di pipinya yang tirus.

Dia menggeleng kecil, kemudian berdiri menghadap ke arahku dengan lurus. "Gue mau ngomong." Ucapnya tegas.

Ah, aku teringat dia ingin membicarakan sesuatu pagi ini. Tapi sebelum itu, aku ingin membicarakan sebuah ide cemerlang kepadanya.

"Wait. Gue mau ngajak lu besok pergi jalan-jalan gimana? Ares kan bentar lagi balik ke Jepang, jadi dia minta diajak jalan-jalan. Berhubung karena gue gak hafal Seoul dan sekitarnya, gue ajak lu sekalian. Gimana? Lu mau kan?" Tanyaku bersemangat.

Aku lihat dia terdiam lalu menghelas berat. Aku mengerutkan kening. "Kenapa? Lu gak bisa? Besok kan akhir pekan." Tanyaku kepadanya.

Halley terdiam lagi, seperti menimbang-nimbang harus mengatakan iya atau tidak. "Okay." Jawabnya pada akhirnya.

''''

Halley POV

Aku harus mengatakannya pagi ini. Kulihat dia keluar dari mobilnya. Segeraku lepaskan earbuds dan tersenyum tipis ke arahnya.

"Udah lama nunggu?" Tanyanya kepadaku dan aku hanya menggeleng kecil.

Baiklah, mari kita akhiri pagi ini.

"Gue mau ngomong." Ucapku cepat.

Aku tak ingin berlama-lama. Tetapi kemudian dia segera memotongnya.

"Wait. Gue mau ngajak lu besok pergi jalan-jalan gimana? Ares kan bentar lagi balik ke Jepang, jadi dia minta diajak jalan-jalan. Berhubung karena gue gak hafal Seoul dan sekitarnya, gue ajak lu sekalian. Gimana? Lu mau kan?" Tanyanya terdengar bersemangat.

Aku terdiam. Dia terlihat sangat bersemangat. Aku menjadi tidak tega mengatakannya dan mengacaukan apa yang sudah terjadi. Lagipula, semenjak Ares ada disini, aku belum bertemu dia dengan baik-baik. Ya, maksudku bertemu baik tanpa perang mulut. Aku juga rindu menghabiskan waktu bersama kedua sahabat kecilku.

Aku menghela nafas berat, lantas dia bertanya lagi.

"Kenapa? Lu gabisa? Besok kan akhir pekan." Tanyanya heran.

Aku diam lagi. Baiklah mungkin sekarang bukan saat yang tepat. Akhirnya aku mengiyakan ajakkannya.

''''

Us : 'Kalopsia'Where stories live. Discover now