BAB 38 - Oase

12 2 0
                                    

Halley POV

Aku menatap layar ponselku lama. Pesan yang baru saja kubaca sedikit membuatku ragu untuk menerima ajakannya.

Rion baru saja menghubungiku. Tadinya dia mengajak jalan, yang tentu saja aku tolak segera. Bagaimana bisa aku bepergian keluar sedangkan mamaku sedang berada bersamaku di apartemen ini? Aku harus bilang apa kepadanya? Tak mungkin kan aku jujur saja dan bilang "Ma, aku mau jalan sama pacarku."

Yang ada nanti aku dan Orion digempur habis-habisan oleh mama.

Rion akhirnya mengajakku mengobrol melalui telfon. Aku menimang-nimang sesaat. Bagaimana caranya agar aku bisa mengobrol bersamanya tanpa perlu dicurigai mama?

Aku beranjak ke kamar tamu. Aku membuka pintunya perlahan-lahan berusaha tidak menimbulkan bunyi sedikitpun. Kuintip ke dalam, sepertinya mama sudah tertidur. Mungkin dia kelelahan setelah perjalanan jauh Jakarta-Seoul.

Aku beranjak ke kamarku dan mengambil cardigan rajut di dalam lemari. Setelah menggunakannya, aku menuju balkon kecil di kamarku dan mendial nomor Rion.

Tak sampai dering kedua, telfonku langsung diangkat. Sapaan riang darinya membuat senyumku langsung mengembang.

"Halo manieszz." Aku terkekeh kecil mendengar panggilannya.

"Halo juga, kamu lagi apa? Beneran lagi gabut?"

"IYAAAAA GABUT BANGET HELP!" Tiba-tiba dia berteriak-teriak tak jelas diseberang sana. Aku hanya membalas dengan tawa-tawa kecil.

"Kamu lagi sibuk ya? Lagi ngerjain apa?"

Sontak aku terdiam. Haruskah aku jujur kepadanya?

"Mmm, gak sibuk banget juga. Cuman aku lagi gak bisa keluar aja malam ini buat jalan-jalan."

Benar.

Kali ini, aku tak perlu memberitahu bahwa mama sedang berada di apartemenku. Bisa-bisa Orion nekat bertamu.

Ya, tak masalah sih kalau hanya bertamu. Tetapi, Orion adalah orang yang tak dapat menahan diri untuk tidak menyampaikan kabar bahagia. Pasti dia akan bilang bahwa kini dia dan aku sedang dalam hubungan yang spesial.

Itu rencana yang sangat buruk.

Apa jadinya reaksi mama jika tahu Lion sahabat kecil anak gadisnya berubah status menjadi pacar anaknya?

"Emang nger-"

"Besok aja deh jalan-jalannya gimana?" Kusela cepat sebelum dia bertanya lebih jauh lagi.

"Besok kita nonton, oke? Trus jajan fastfood, aku lagi pengen makan sandwich."

"Sure, besok kita nonton sampe puas trus makan apapun yang kamu mau sampe kenyang." Ucapannya memunculkan rasa lega dalam diriku.

Entah lega karena bisa pergi jauh-jauh dari rumah dan tak terjebak dengan mama atau lega karena aku tak perlu berdusta lebih jauh.

Lama sekali aku berbincang-bincang dengan Rion melalui panggilan suara. Membicarakan apa saja yang terlintas, bahkan dengan obrolan absurd dan candaan garing. Sampai akhirnya, aku mendengar dia mendengkur halus di seberang sana.

Aku tersenyum tipis seraya berbisik perlahan sebelum mematikan telfon.

"Have a nice dream, Sweetheart."

''''

Seperempat jam lagi kantor akan bubar. Tumpukan pekerjaan yang tadinya setinggi gunung sudah kutebang habis. Mati-matian mengejar waktu agar tidak lembur atau membawa pulang kerjaan ke rumah.

Us : 'Kalopsia'Where stories live. Discover now