20. Rekaman S*ks

110K 2.7K 44
                                    

Warning 🔞

       Sarah membungkam mulutnya yang rasanya terus ingin bersuara aneh itu. Desahan yang dia kutuk namun juga dia nikmati. Seperti cinta dan benci bukan?


Namanya juga manusia, harapan dan keinginan kadang tidak sejalan dengan tindakan. Seperti saat ini, dia kembali membiarkan gairah menguasai jiwa mudanya yang berapi-api.

Satya terus bergerak di atas tubuhnya, mengecup bibir, leher dan seterusnya dengan tidak bosan.

Selimut yang menutupi keduanya sudah mulai melorot.

Satya mengecup pipi Sarah lagi, mengulum bibirnya dengan di bawah sana masih terus bergerak.

Keduanya sama-sama di mabuk dosa, tidak sadar kalau perbuatannya bisa mengundang masalah.

Sarah semakin mencengkram rambut belakang Satya saat sesuatu akan meledak dan menggetarkan sarafnya.

Kuluman Satya semakin rakus, gerakan di sana pun semakin semangat. Seolah mengundang Sarah agar cepat keluar.

"Emhh-Emh.. Ahh.. Satya.." erangnya tertahan.

Kuluman Satya berubah menjadi bersilat lidah, mengajak lidah Sarah bermain dan sesekali menghisapnya kuat.

Sarah semakin lupa daratan dan sesuatu yang tidak bisa dibendung pun meledak hebat.

Satya melepaskan pagutannya dengan nafas terengah, mengistirahatkan tubuhnya sejenak.

Satya usap perut bergetar itu, mengecupnya sekali lalu mengusapnya hingga merambat ke atas dan berhenti di sana. Meremas lembut sebelum kembali bergerak.

Sarah meringis saat Satya mengubah posisi tanpa melepasnya lebih dulu. Sarah kini memunggungi Satya, tubuh lemasnya di peluk Satya dengan mesra.

"Sakit bilang, sayang." bisik Satya dengan kembali bergerak.

Sarah tidak merespon selain mengeluarkan suara yang tidak kunjung berhenti menyuarakan kenikmatan itu.

Satya mengecup punggung Sarah, menghisapnya hingga berbekas dengan sesekali memainkan sesuatu di depan Sarah yang bergelantungan dengan begitu cantiknya.

"Sakit.." jujur Sarah yang sontak membuat Satya berpindah posisi agar kembali normal.

Di atas Sarah yang panas.

***

Sarah menautkan alisnya saat Satya menghapus beberapa video di ponselnya. Satya terlihat memilih dan memutarnya sesaat.

Video dewasa yang rasanya dia kenal pemainnya. Tunggu-tunggu? Satya merekam semua kelakuan tak layak ditirunya itu?

"Itu kamu?" Sarah membenarkan selimutnya.

Satya dengan acuhnya mengangguk. "Satu tahun lalu, mereka cuma temen tidur." jawabnya santai. Seolah bukan masalah besar.

Sarah menelan ludah, sebenarnya seperti apa Satya itu? Apa kalau bosan dia dibuang? Ah memang seperti itukan? Terus kenapa dia mau?

Sudah jelas brengsek, kenapa masih bisa terjebak dalam bujuk rayunya?

"Gue hapus, ga akan gue simpen lagi sebagai koleksi." Satya kini melirik Sarah walau sekilas.

Sarah menutup mulutnya saat melihat adegan di mana dia dan Satya bersetubuh di kamar.

Sarah mengedarkan pandangannya, mencari kamera yang tidak tahu ada di mana itu.

"Gue rekam pake itu." tunjuk Satya pada pas bunga di nakas.

Sarah terhenyak tidak percaya.

"Gue ga akan sebar, apa lagi lo pacar gue."

Sarah menggeleng pelan dengan kedua mata yang mulai basah. "Di sentuh kamu aja aku kepikiran, apalagi di rekam kayak gitu hiks kamu mau aku stress? Depresi?" isaknya.

Satya terdiam sesaat. "Yaudah, hapus aja. Jangan nangis," di hapusnya video itu, bahkan semuanya.

Satya memutuskan untuk menyimpan semua kenangannya bersama Sarah di dalam ingatannya.

Sarah masih terisak, merasa kecewa karena tindakan Satya yang tanpa seizinnya itu.

"Hei, udah. Di hapus nih," Satya menunjukannya pada Sarah.

Bukannya berhenti, Sarah malah semakin terisak. Dia kembali mempertanyakan, apa Satya serius padanya? Apa benar dia satu-satunya?

Pikirannya tentang Satya kenapa semuanya buruk sekali?

Satya menarik Sarah ke dalam pelukannya dengan merambatkan beberapa kecupan acak hingga di bahunya.

"Gue bukan samain lo sama mereka, gue cuma mau kenangan yang bisa gue liat ulang. Kalau bikin lo ga nyaman, gue minta maaf."

Sarah tidak merespon, dia masih cukup kaget dengan semua tingkah Satya.

Satya mengurai pelukannya, turun dari ranjang tanpa peduli dengan ketelanjangannya.

Di ambilnya camera tersembunyi itu, mematikannya dan menyimpannya di laci nakas.

"Ga akan di rekam lagi, janji." Satya kembali menghampiri Sarah, memeluknya dan mulai memanjakannya lagi.

Sarah memang selalu membuat Satya haus.

Sarah dengan begitu mudahnya kembali luluh, ucapan-ucapan manis dari Satya membuatnya lupa daratan. Entah itu kesungguhan atau bukan yang jelas Sarah tersanjung dan luluh.


Gairah Anak Muda (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang