DESERTIR

68 3 2
                                    

Defi memasuki kelas yang tengah sepi dikarenakan jam olahraga masih berlangsung. Ia ingin mengambil ponsel yang berada di dalam tas. Akan tetapi, setelah membongkar seluruh isi tasia tidak dapat menemukan ponsel tersebut.

"Loh, kok enggak ada, perasaan gue taruh di sini."

Defi memeriksa kembali seluruh isi tasnya. Ia mulai panik, terlihat dari wajahnya yang sedikit berkeringat dan menyadari bahwa ponsel telah hilang. Defi sudah berpikiran bahwa ponsel nya dicuri seseorang, tapi ia tidak tau siapa pelakunya karena di dalam kelas tidak ada orang selain dirinya.

Defi bergegas pergi keluar dari kelas untuk melapor kepada guru untuk menyampaikan kejadian ini.

Setelah 15 menit kemudian, suara guru terdengar dari mikrofon sekolah. "Untuk seluruh siswa siswi SMA Tirta cahaya diharapkan untuk berkumpul segera di lapangan." Pengumuman tersebut membuat seluruh murid memenuhi lapangan dengan tata barisan yang rapi.

"Tumben disuruh ngumpul, emang ada jam upacara ya hari ini?" tutur Sely, kepada Kyra yang berada di sebelahnya.

"Nggak ada sih. Mungkin ada info," sahut Kyra, tanpa melihat ke Sely karena fokus menatap para guru yang berbaris di depan.

"Bakalan ada apa ya?" tanya Bara, kepada Ryan dan Nevan yang berada di sebelah kanannya.

"Bagi-bagi sembako kali," jawab Ryan, dengan wajah serius.

"Emang iya?! wah! lumayan buat stok di rumah, mudahan dapat mie instan random se kardus," pinta Nevan, dengan polos nya.

"Ye... makan mie muluk lo! pantasan otak mampet," ledek Bara, sembari tertawa.

"Makannya Pan, kalau makan mie instan campur sesuatu biar ada gizi nya," celetuk Ryan, memberi saran.

"Dicampur apaan biar ada gizi nya?" tanya Nevan, kepada kedua sahabatnya.

"Pakai sarden, tapi yang mereknya huruf abjad," terang Ryan, yang dibalas dengan beberapa anggukan oleh Nevan.

Ketika seluruh murid sedang riuh membahas apa tujuan mereka di kumpulkan. Tiba-tiba serentak terdiam membuat keheningan. Seorang guru melangkah menuju mikrofon yang telah disediakan, tepat berada di depan para murid.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang kepada siswa siswi yang saya cintai. Sebelumnya, terima kasih telah berkenan untuk berkumpul di lapangan, dan maaf jika mengganggu waktu kalian sebentar. Kalian pasti bertanya-tanya apa tujuan dikumpulkannya seluruh murid di lapangan ini. Baik, tanpa banyak bicara saya ingin memberitahukan informasi yang sangat penting, salah satu siswi kita bernama Dafhina telah kehilangan ponsel miliknya yang berada di tas, tepat di dalam kelas XA IPA. Dengan penuh kedamaian Saya ingin murid yang telah mengambil ponsel tersebut segera mengaku dan mengembalikannya."

Seluruh murid yang berada di lapangan hanya menoleh satu sama lain mencari pelaku yang dimaksud.

"Baiklah saya telah memberi kesempatan, akan tetapi tidak ada yang mengaku. Dengan terpaksa saya akan menyetel rekaman CCTV yang berada di kelas XA IPA," pinta guru tersebut.

Salah satu anggota OSIS membawa sebuah laptop lalu berdiri tepat di sebelah guru tersebut, ia mulai membuka rekaman CCTV di waktu ponsel Defi hilang. OSIS tersebut mengarahkan layar laptop ke arah seluruh murid agar mereka bisa melihat dengan jelas siapa pelakunya. Rekaman mulai diputar, dengan serentak seluruh orang terkejut dan menajamkan matanya ke arah Friska.

"Nggak nyangka banget dia pelakunya."

"Padahal setiap hari bareng-bareng muluk."

"Parah sih, keterlaluan banget."

ASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang