MUNGKINKAH DIA?

88 15 12
                                    

Bel berbunyi keras hingga terdengar ke seluruh penjuru sekolah.

Pelajaran terakhir telah usai. Saatnya seluruh murid SMA Tirta Cahaya kembali pulang ke rumah mereka masing-masing.

Sely masih berada di kelas bersama Kyra, mereka sedang berkemas.

"Sel gue duluan ya, udah dijemput soalnya," ucap Kyra, yang sudah selesai berbenah bersiap untuk pulang.

"Iya hati-hati."

"Bye Sel... ketemu lagi besok." Kyra melambaikan tangan kepada Sely sembari keluar dari kelas.

"Bye..." Sely membalas dengan lambaian tangan juga.

Sely pergi keluar kelas dan melihat sekolah yang sudah lumayan sepi. Ketika ia sampai di gerbang sekolah dan hendak menunggu taksi jemputan. Tiba-tiba ia ditarik oleh dua orang secara paksa membawanya pergi. Orang itu ternyata adalah Defi dan Friska, mereka menggeret Sely ke belakang gedung sekolah.

Sely menepikan genggaman Defi dari tangannya dengan kasar. Defi mencengkeram tangan Sely begitu kuat hingga meninggalkan bercak merah yang sangat nampak.

"Kalian mau apa?!" Tanya Sely.

"Ada hubungan apa lo sama Ryan?" Defi kembali bertanya balik.

"Ga ada hubungan apa-apa."

"Terus kenapa jaket Ryan bisa ada di lo?!" Defi meninggikan nada suaranya sembari meremas kerah jaket Ryan yang Sely kenakan.

"Emang apa urusannya sama kalian?!" tegas Sely.

"Eh! Ingat baik-baik ya anak baru. Ryan itu pacar gue! Jadi lo nggak usah kecentilan jadi anak baru di sini!" Defi menunjuk wajah Sely dengan tajam.

"Mau jadi cewek murahan lo cupu!" Seru Friska.

Ah, aku sudah sangat yakin kejadian ini bakalan terjadi. Cewek yang merasa tersaingi, cowok populer, dan labrakan-labrakan seperti ini sudah terbesit di pikiranku sebelumnya. Dunia ini tidak jauh berbeda dari drama yang aku nonton. Tapi, setelah mengalami semua ini mulai awal masuk sekolah. Apakah aku pemeran utamanya? -Sely

"Sejak kapan lo jadian sama Ryan? Setahu gue dari semua murid di sekolah ini satu orang pun nggak ada yang mengakui kalau lo pacarnya Ryan. Gini, lo kan cantik. Terlalu miris kalau lo takut kalah saing sama gue," ujar Sely, santai.

Perkataan Sely membuat amarah Defi memuncak. "Brengsek!" Ia mengayunkan telapak tangannya menuju pipi Sely.

Namun, secara tiba-tiba ada tangan lain yang menggenggam erat tangan Defi yang nyaris mengenai wajah Sely. "Ada masalah apa lo sama Sely?" Tanya Galen.

Defi menepikan tangan Galen dengan tatapan kesal. "Ih, awas lo!"

Defi dan Friska yang terciduk ingin menyakiti Sely langsung pergi begitu saja.

Galen memegang kedua bahu Sely. "Kamu nggak papa?"

Sely membelalakkan matanya atas perilaku Galen. "Ng-nggak. Nggak papa, Kak." Ia sedikit menundukkan kepala.

Galen Clovis, ia merupakan murid kelas XII-D IPS. Galen itu tipe cowok yang kalem tapi bisa bercanda juga, kadang-kadang. Romantis dan pintar di bidang sejarah. Galen sering terpilih oleh Guru untuk mengikuti bermacam-macam Olimpiade, entah itu tingkat sekolah atau provinsi dan tidak jarang Galen selalu memenangkan juara 1 yang membuat harum nama sekolah SMA Tirta Cahaya. Galen mempunyai paras yang lumayan ganteng, akan tetapi tidak sepopuler Ryan. Untuk perawakan dan tampilan orang cerdas pasti kalian sudah tau cara membedakannya. Yah...rambut tersisir rapi berwarna hitam pekat, memiliki tinggi 175 cm dan postur seperti remaja 18 tahunan. Tapi memang umurnya 18 tahun.

ASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang