Sinar matahari terbit mengenai wajah Sely hingga membuatnya terbangun, semalam penuh ia tidur di roftoop. Mata yang begitu sepat perlahan melihat langit biru bersih tanpa serpihan awan. Sely bangkit, duduk sambil mengusap mata dan menyisir rambut yang sedikit berantakan. Ketika masih sibuk mengembalikan nyawanya sehabis tidur, dering ponsel terdengar, Sely segera meraih ponsel itu dan mengangkat panggilan telpon yang ternyata dari Defi.
"Halo, Sel! Lo harus cepat ke rumah sakit sekarang!" Ujar Defi, dibalik telepon dengan nada tergesa-gesa. "Ryan, Sel!"
Mata Sely membulat sempurna, sangat syok, membuat suara Defi tidak terdengar karena rasanya telinga berdengung begitu kencang. Sely melepaskan begitu saja ponselnya dari genggaman dengan panggilan yang masih tersambung, Sely segera bergegas pergi menuju rumah sakit.
Sepanjang larinya di trotoar, hal yang terus terbesit dipikiran adalah sesuatu buruk telah terjadi kepada Ryan. Rasa pegal mulai merasuki kaki, namun tidak membuat ia menghentikan langkahnya. Nafas yang mulai tidak beraturan tidak menjadi penghalang untuk segera bertemu Ryan. Khawatir, panik, dan cemas itulah yang Sely rasakan sekarang.
"Aku mengambil keputusan tepat untuk tidak percaya dengan ucapanmu yang tidak akan menghilang. Kalau aku percaya, mungkin rasa sakitnya akan lebih dari ini."
"Kamu nggak akan menghilangkan?"
"Dunia... apakah aku hidup hanya untuk menyaksikan orang-orang yang aku sayangi menghilang?"
~ASTER~
***
Pada kepo yaa mau tau cerita selanjutnya, harus ikutin trus, karena kepo itu ga enak, jangan langsung menyimpulkan cerita dari prolog, belum tentu endingnya sad atau happy😌.
ESTÁS LEYENDO
ASTER
De TodoGENRE: ROMANCE/KOMEDI/MISTERI Yuk mampir baca cerita aku, Selamat membaca! Sely mempunyai kisah cinta yang pahit, sebagian orang pernah mengalaminya, 'tapi tidak semua'. Itu yang menjadi sebab ia memilih untuk menghindar dari sesuatu yang berbau ci...
