Prolog

1.2K 78 5
                                    

Derum suara motor yang terdengar di antara damainya lembayung senja membuat perhatian seorang gadis teralih. Buku paket biologi yang mulanya menjadi pusat atensi terabaikan. Sepasang netranya memperhatikan sesosok lelaki yang turun dari motor lalu melepas helm.

Dipisahkan dengan pagar tralis besi sebatas dada, Nabila menampilkan seringai saat si pemilik deru suara motor tadi menyugar rambutnya ke belakang.

Tak lama berselang, tatap keduanya saling terkunci meski dalam jarak yang terbilang cukup jauh.

"Eh, ada Nabila." Adalah kalimat pertama yang memecah sunyi. Kaki yang terbalut celana ripped jeans itu melangkah ke pagar. Menumpukan lengannya pada besi seraya mengerling jenaka.

"Cie, rajin banget, sih, tetangga gue yang satu ini," sambungnya.

Dengus keras menjadi respon untuk lontaran receh dari Dirta. Ya, Dirta Cavero. Sosok tetangga tepat di sebelah rumah yang sialnya juga menjadi sahabat Nabila sejak kecil. Pertemuan tak sengaja mereka sewaktu di rumah sakit membawa sebuah momen perkenalan dan berlanjut pada persahabatan di antara Nabila dan Dirta.

"Mandi-mandi sana, gih! Bau lo menguar sampe ke sini," kata Nabila dengan tangan menyumbat hidung.

"Gue masih wangi, kok," kilah Dirta. Kepalanya menunduk untuk menciumi kedua belah ketiaknya. Harum wanginya tetap sama saat seperti ia keluar dari rumah.

"Abis dari mana lo jam segini baru balik?"

"Biasalah."

"Refour?" tanya Nabila memastikan. Refour adalah nama untuk kumpulan anak-anak geng motor yang kebetulan diketuai oleh Dirta.

"Yo'i."

"Sok-sok'an jadi ketua geng motor. Naik motor aja masih gleyar-gleyor!"

"Sini, Bil, gue bonceng. Bilang aja pengen diboncengin gue, gak usah pake ngeledek gue segala gitu, lah."

"Dih, mending gue sama abang Grab daripada sama lo."

"Besok berangkat sekolah bareng, ya? Gak usah naik ojol."

"Kenapa gitu?"

Dipisahkan oleh jarak dan dibatasi sebuah pagar, Dirta tersenyum hingga lengkungnya nyaris sempurna hingga matanya seperti membentuk sebuah bulan sabit.

"Kalo pagi, 'kan, masih banyak embun, Bil."

"Hubungannya apa sama gue berangkat sekolah bareng lo, Jono?!"

"Ya supaya lo bisa meluk gue kalo kedinginan di jalan."

"Dirta!" Geram, Nabila beranjak dari kursi untuk menghampiri Dirta. Namun, tak mau kalah, Dirta pun dengan sigap berlari masuk ke dalam rumahnya.

🌼🌼🌼

Selamat mencintai kisah Dirta🤗Bapaknya ketua detektif, anaknya ketua geng motor😎slebewww

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat mencintai kisah Dirta🤗Bapaknya ketua detektif, anaknya ketua geng motor😎slebewww

First published, October 20th, 2021

See ya, velable

DisabiloveWhere stories live. Discover now