28. Glacia mengungkapkan rahasianya

4.6K 549 13
                                    

Jangan sungkan memberi kritik dan saran di kolom komentar. Terima kasih 💐❤

•••

Aku pikir kamu pergi sementara, ternyata untuk selama-lamanya.

•• Glacia The Villain's••

[Tiga hari sebelum gerhana bulan putih]

Berdiri di balik bayangan mengamati kekasih hatinya tercinta. Merasa hatinya diremas saat wajah renta itu kian memucat meski masih ada napas terdengar pelan. Keheningan menjadi melodi dan teman setia Glacia di sana. Ingin sekali tangan ini merengkuh tubuh sosok itu yang disebut ibu.

Baru pertama kali berjumpa entah bagaimana bisa ia merasakan rindu yang amat berat? Apakah ini perasaan pemilik tubuh asli? Glacia merasa tak pantas bila harus bertatap muka dengan wanita itu. Apa yang bisa ia jelaskan bila putrinya telah tiada dan roh asing menempati tubuh ini? Bisa-bisa ia dianggap gila dan durhaka tak mau mengakui keluarganya sendiri.

Glacia lelah harus diam tanpa ada yang tahu kebenaran jati dirinya. Ia selalu mencari di mana asalnya, tujuan dirinya di bawa kemari untuk apa. Hanya ada jalan buntu. Bahkan Cia tidak datang ke dalam mimpinya lagi.

Kalla tertidur dengan nyaman tanpa merasa hawa keberadaan Glacia. Ada kernyitan samar di dahi wanita itu. Lihatlah, rasa sakit itu terbawa hingga alam mimpi.

Ibu aku rindu padamu.

Setetes air mata turun membasahi wajahnya. Saat inilah dalam kesendirian sosok kuat itu akhirnya rapuh. Ia rindu akan belaian kasih sayang orang tuanya. Ingin sekali ketika bayang masa kecil Cia dulu diputar kembali dan masalah dalam hidupnya tak pernah terjadi. Mungkinkah?

Jika Dewa bisa mengabulkannya, Glacia rela menukarkan dengan nyawanya sendiri. Apakah berdosa jika dia menyerah? Tentu saja tidak! Sekali saja ia ingin egois, tetapi keselamatan keluarga serta nyawa tak berdosa menjadi tanggungannya.

Ada di saat ia ingin lepas tangan dan menutup mata akan bencana ke depan yang menanti. Namun, mengingat masih banyak orang terkasih semangat itu pulih. Dan kini kerapuhan itu datang lagi. Tidak ada yang pernah tahu apa yang sebenarnya dirasakannya. Orang luar hanya tahu sosok datar dan dinginnya. Kalian harus mengerti alasan di balik sikap Glacia.

Ia hanya ... tidak tahu harus bersikap bagaimana. Ini bukan dunianya dan kejadian demi kejadian membuatnya hanya seperti memainkan lakon di panggung. Glacia harus bertanya pada siapa? Derric saja sebagai mate tak pernah tahu siapa sebenarnya Glacia--hanya sosok roh yang mendiami tubuh tanpa nyawa ini. Adakah orang yang mau menerimanya ketika rahasia jati dirinya terbongkar? Glacia saja meragukannya.

Kakinya melangkah mendekat ke arah ranjang, hanya seperti inilah Glacia seharusnya. Selalu menjaga jarak dari orang di sekitarnya. Sekali lagi dia tidak berhak apapun di dunia ini.

CKLEK!

Pintu diputar perlahan, Glacia berjalan mundur begitu mengetahui siapa di sana.

Duke Amor menatap Kalla dalam, senyuman di wajah letihnya membuat Glacia terpana.

Kapan ada sosok yang tersenyum hanya karena aku tertidur?

Tanpa kata hanya pandangan mata. Maniknya bergerak lagi saat Duke Amor beranjak duduk di sofa tak jauh dari ranjang. Kaki Glacia tanpa sadar mengikuti pria itu.

Duke Amor membuka sebuah buku. Menarik pena dan membawa buku itu dalam pangkuan. Tangannya menggores kata demi kata, sesekali pandangan matanya jatuh ke arah Kalla.

[1] Glacia The Villain's [END]Where stories live. Discover now