23. Berjanji padanya

3.7K 552 9
                                    

Siapa tokoh  yang paling kalian tunggu, nih?

HAPPY READING!

•••

Aku rela menjadi penjahat untuk mendapatkanmu.

•• Glacia The Villain's••


"Apa semua sudah dimulai?" tanya Shopia pada Enzo memastikan. Lelaki di sampingnya itu menoleh sejenak.

"Tentu saja, jangan meremehkan diriku," sahutnya sebal tak suka saat ia diragukan orang lain.

"Aku tidak bermaksud meremehkanmu, masih ingat jelas saat kau teledor akan keberadaan orang lain," ucap Shopia penuh makna.

Enzo mengepalkan tangan, ia sungguh merasa muak pada Shopia dan lainnya. Kesalahannya itu diungkit lagi dan lagi.

"Jaga bicaramu jika kau masih sayang nyawamu."

Shopia terkekeh mendengar nada penuh ancaman Enzo. Ia memandang Enzo dengan ledekan. "Memangnya sesama rekan boleh saling membunuh saat ini?"

"Sesama rekan bisa juga menusuk dari belakang," ucap Enzo tajam.

Gadis itu mengangguk-angguk paham. Sudah paham akan hal itu. Tidak dijelaskan juga ia tahu bahwa menusuk seseorang tanpa memperdulikan hubungan adalah hal wajar di dunia ini. Bahkan sesama saudara bisa menusukmu demi kekuasaan semata.

"Silakan saja kau membunuhku, sebelum itu akan aku pastikan dirimu akan menderita di bawah Raja Arga selamanya." Puas akan ucapannya yang berhasil semakin membuat Enzo emosi, ia menepuk pundak lelaki itu seolah memberi kekuatan padahal wajahnya dipenuhi ejekan.

"Akan aku balas semua penghinaan ini," kata Enzo penuh penekanan.

Mengibaskan tangan tak peduli. "Silakan saja, akan aku tunggu keberanianmu." Seringai licik muncul di wajahnya.

Enzo mengalihkan pandangannya untuk meredakan rasa kesalnya bertepatan maniknya tertuju pada kedatangan Armand. "Anda dari mana saja, Pangeran?"

"Membereskan sesuatu."

Alis Enzo naik, matanya memincing penuh kecurigaan. "Tidak ada niatan bukan menghentikan rencana kita? Anda tahu sendiri konsekuensinya pada diri Anda terutama Nona Clare."

Armand semula tak peduli, di saat nama adiknya disebut matanya menatap Enzo dingin. "Jangan bawa-bawa nama adikku!"

"Saya hanya melontarkan fakta." Ezno menaikkan kedua tangan tanpa rasa bersalah.

Semakin dibuat kesal akan posisinya. Jika saja ia mampu mengontrol ekspresinya dan tidak diketahui yang lain bahwa ia jatuh cinta pada Glacia, maka Enzo dan teman lainnya tak akan meragukan Armand. Kini mereka selalu memantau gerak-geriknya seperti buronan.

"Akan aku pastikan rencana dia berjalan dengan baik," ucapnya penuh tekanan.

Enzo dan Shopia di sana mengangguk saja. Mereka tahu rahasia hubungan Raja Arga dan putranya sendiri, keluarga harmonis hanya di luar saja.

Mereka kini ada di mansion pusat kota di Kerajaan Phineas. Sudah resmi pula kegiatan pertukaran pelajar berakhir dan sebagai tanda bahwa rencana mereka juga harus dimulai.

Dalam keheningan, mata mereka bertiga menari-nari pada masyarakat yang tengah beraktivitas. Seringai licik tersungging di bibir Shopia. "Mereka tidak sadar bahaya mengancam yang datang."

Tanpa menoleh Enzo menyahut. "Ya, mereka memang bodoh." Matanya jeli melihat kabut hitam menguar perlahan mengelilingi orang-orang di sana. Untuk orang awam mereka tidak dapat melihatnya, sementara orang memiliki bakat sihir bisa melihat walau sementara. Dan itu pun dapat Enzo dan kawan-kawannya telah mengatasinya agar sihir hitam mereka tidak terdeteksi sampai puncak rencana.

[1] Glacia The Villain's [END]Where stories live. Discover now