16. Memaksa dan pergi

7.6K 993 15
                                    

Hai, ada yang nungguin Glacia?

Part ini lumayan panjang. Aku gak ngira akan jadi berapa kata. Pas pindah ke wattpad lumayan tercengang. Semoga suka, hehe 😆

Kalau ada typo bilangin, ya!

HAPPY READING!

•••
"Boleh aku menyerah?"

•• Glacia The Villain's••

Gretta berjingkat mengikuti Enzo dari belakang. Di koridor ramai lalu lalang murid-murid karena sebentar lagi mereka akan dipersiapkan untuk bermeditasi mendapatkan mate*.

Dikarenakan program ini hanya khusus untuk murid Academy Adena, maka murid pertukaran pelajar dilarang untuk ikut. Mereka sekarang berada di ruang guru mendapat perintah khusus. Seharusnya begitu, kecuali Enzo.

Siapa yang tidak curiga akan maksud cowok itu. Hanya dia satu-satunya pergi dari kelompoknya apalagi arah yang dituju. Taman belakang sekolah bagian selatan. Tempat yang sudah lama tidak digunakan oleh siswa maupun guru. Sarang laba-laba di sepanjang jalan, lumut menempel di dinding dan lorong panjang nan gelap membuat Gretta bergidik takut.

Ada dua pilihan. Berbalik pergi atau nekat mengikuti Enzo. Kesempatannya hanya satu kali ini sebab murid pertukaran pelajar akan segera kembali ke academy-nya. Satu bulan lebih terhitung sudah mereka di sana, waktu cepat bergulir. Olehkarena, memikirkan itu Gretta memilih opsi terakhir.

Ia segera menyusul Enzo yang sudah jauh jaraknya. Punggung cowok itu menghilang ke arah kanan. Gretta meneguk ludahnya, semoga bukan hal aneh yang akan ia temukan.

"Mereka sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Bisa dipastikan keadaan aman."

"..."

"Sihirnya akan bekerja jika ada perentara untuk menyalurkannya. Tapi, Anda tahu mereka selalu pergi bersama-sama. Bisa curiga jika kita mendekati salah satu saja."

Samar-samar Gretta mendengar suara tawa dari lawan bicara Enzo.

"..."

"Anda jangan mengejek saya! Sudahlah, itu saja laporan hari ini. Rencana selanjutnya akan saya pastikan berhasil."

Ternyata Enzo berkomunikasi lagi menggunakan bola sihir. Ia melihat cowok itu menyembunyikannya di lemari usang bagian pojok. Pintar juga taktiknya.

Jika Gretta bisa membuktikan dan memerangkap pasti Enzo akan terbukti bersalah, benar? Lalu dengan apa ia membuktikannya?

Gretta masih mengamati gerak-gerik Enzo. Mulai dari membuka lemari, menaruh bola sihir hingga menutupnya. Enzo tidak langsung beranjak pergi, ia mengamati sekitar seperti menyisir sesuatu. Tangannya terangkat dan keluar sebuah sihir. Mata Gretta membulat, terkejut akan rahasia yang terkuak di depannya.

Krek!

Bunyi patahan kayu tanpa sengaja Gretta injak. Ia membuka mulut terkejut. Segera berbalik kabur, tapi langkah di belakangnya sekaligus hawa mencengkam membuat tubuhnya bergeming. Gretta benar-benar menyesal telah mengikuti Enzo. Matilah dia!

•• Glacia The Villain's••

"Tumben sekali kamu memanggilku." Derric bertampang malas berdiri tak jauh dari Glacia.

[1] Glacia The Villain's [END]Where stories live. Discover now