10. Bertemu Mate

11.3K 1.5K 40
                                    

Apa yang akan aku hadapi ke depannya? Kamu bertanya apakah aku tidak takut? Tentu saja aku takut, tetapi inilah jalan yang ditentukan pencipta hidup. Aku juga manusia biasa tanpa bisa menentang takdir-Nya.

•••

MAKASIH GUYS, YANG UDAH BACA CERITA INI. SEMOGA LANGGENG SAMPAI ENDING 😂😚

TETAP JAGA KESEHATAN DAN LAKSANAKAN PROTOKOL KESEHATAN.

HAPPY READING!

•• Glacia The Villain's••

Sudah satu minggu lebih Glacia masih nyenyak memejamkan mata. Wajahnya sudah tidak sepucat awal dulu, ada rona merah di kedua pipi meski samar. Tanda kehidupan hanya embusan napas melalui bulir endapan di tabung oksigen sihir.

Silih berganti Armand, Gretta dan Gilvi menemani Glacia. Pagi, siang dan malam mereka tak kenal lelah berharap Glacia cepat membuka mata.

Kegiatan berjalan normal, sebisa mungkin mereka melakukan itu. Walau ada kekosongan sosok datar, kejam yang biasa ada di sisi mereka.

Untuk urusan ketua kelas diwakili oleh Evan, sebagai wakil ketua yang ditunjuk paksa teman-teman sekelasnya. Kini mereka masuk ke kelas masing-masing mengikuti pelajaran tentang sihir.

Siswa academy tahun kedua dibagi menjadi tiga kelas. Sebab ada murid pertukaran pelajar, sebagian mereka dibagi di kelas berbeda.

Kelas Abyakta, satu-satunya nama yang berhasil diusulkan oleh Glacia. Sejak saat itu Abyakta resmi digunakan di setiap awal kelas murid tahun kedua.

Pembagian kelasnya yaitu abyakta I terdapat Glacia, Ella, Shopia, Alder, Evan dan Armand dalam satu kelas.
Lainnya ada di Abyakta II dan III.

Beruntung Evan tidak satu kelas dengan Gretta, jika terjadi maka sindiran untuknya akan terus dicerocoskan Gretta. Seperti saat ini, dia memaki serta menyindir Joan.

"Kasihan sekali kakak sendiri tidak bisa menjenguk adiknya. Salah siapa berkumpul bersama para penghianat," ujar Gretta dikeraskan membuat perhatian di kelas abyakta II tertuju padanya.

Joan mengerti jika dirinya yang dibahas karena sejak awal mereka mulai digabungkan di kelas sama, Gretta tak segan terus memancing emosi Joan.

Ia ingin menghajar cowok itu tanpa perlu dihukum. Kalau Joan bisa terpancing emosi lalu memukul Gretta, tak salah kan, saat ia membalas? Jangan remehkan meski ia perempuan, Gretta, Gilvi dan Glacia sejak kecil sudah dilatih dalam bertarung. Khususnya memakai pedang dan panah.

Sayangnya, Joan tidak bereaksi berlebih. Cowok itu terus menunduk menatap ke arah buku. Selalu begitu. Meski sudah berbagai cara Gretta memancing Joan tetap bergeming.

Ocehannya terhenti saat Mrs. Animaly memasuki kelas. Guru yang mengajar kelas sihir dan ramuan.

"Selamat pagi anak-anak!"

"Pagi, Mrs!"

Mrs. Animaly tersenyum ramah. Terlihar bersemangat setiap mengajar anak didiknya sehingga mereka tertular semangat juga.

"Kita bertemu lagi di kelas ini. Sudah tahu saya akan membahas apa?" Mrs. Animaly mengitari duduk setiap murid.

Bukan hanya satu murid mengacungkan tangan, melainkan semua murid di sana. Mrs. Animaly memang membagikan modul pembelajaran secara gratis. Ia tidak pernah memikirkan berapa nilai akademis yang didapat, melainkan menekankan pada pengalaman berharga.

[1] Glacia The Villain's [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin