37-Papa Tunggu Juna, Ya

20.2K 3.4K 254
                                    

VOTE dulu ya manteman😚👍🏻

ENJOY YOUR FEELINGS!🤧

.

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

.

"Mengikhlaskan yang pergi tak semudah lisan berucap. Seperti lagu, 'lidah bisa berkata, namun hati tak sejalan'. Nyatanya, berbohong untuk kebaikan tak akan berujung baik. Karena hati tak bisa ditipu."
~Untuk Arjuna~

.

Setelah beribu kata penenang yang Ali lontarkan, akhirnya anak itu di sini. Juna berdiri di ujung tangga di lantai atas. Menatap banyak orang-orang yang mendatangi rumahnya. Ramai tapi suram. Juna tak suka suasana ini. Karena bukan raut bahagia yang terukir di wajah mereka. Melainkan kedukaan yang jelas menohok hati Juna. Ia memejam seraya menghirup napas panjang. Berusaha terlihat tegar di hadapan mereka semua.

Ali setia berdiri di samping anak itu, sedikit di belakang. Berjaga-jaga jika tiba-tiba adiknya goyah. Ia mencoba memapah, namun Juna menepisnya. Juna bisa sendiri, katanya.

Juna melangkahkan kakinya perlahan. Meniti satu persatu anak tangga yang terasa begitu dingin ketika bersentuhan dengan telapak kakinya. Hingga pada langkah ke enam, ia berhenti. Pandangan Juna tertuju pada tubuh berbaring Papanya yang tertutupi kain hingga sebatas leher, hanya menampilkan wajah pucat pasinya. Ali bisa melihat tangan Juna yang mencengkeram erat pegangan tangga. Lalu tujuh detik setelahnya, Juna kembali melangkah, namun lebih pelan.

Chandra menangkap kehadiran Arjuna di sana. Lantas ia berdiri dan mendekat. Disusul oleh sahabat yang lain. Sesampainya Juna di lantai bawah, beberapa atensi mengarah padanya. Mereka menatap sendu anak itu.

"Jun...."

Juna bisa merasakan pelukan hangat dari para sahabatnya. Namun tetap tak mampu menghangatkan hatinya yang telah beku. Juna bergeming ketika berkali-kali tepukan lembut mendarat di kepala dan pundaknya. Matanya masih menyorot pada Papanya.

Setelah dirasa cukup bersama sahabatnya, Juna mendekat pada jasad Tyo yang terbaring di tengah ruangan. Ia duduk berlutut tepat di sampingnya. Juna menelisik wajah itu untuk kemudian menatap lamat-lamat tubuh Papanya dari atas sampai kebawah. Lalu kembali pada wajah itu. Seakan bertanya, 'Ini beneran Papa?'

Untuk Arjuna[✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora