9-Tekad Juna

24.9K 4.8K 313
                                    

VOTE dulu ya, in syaa Allah berkah😚

Sstt... aku bakal double up kalo VOTE nya nyampe 40🤫 yuk bisa yuk.. bismillah dulu

Gak banyak kok, iya, 40 ajaa.. semoga nyampe hehe😉

FOLLOW juga yaa, Yuk kita berteman!🤪

SELAMAT MEMBACA!🤸🏻‍♀️

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Suasana di dalam mobil begitu ramai berkat celotehan dua anak termuda di keluarga itu. Mereka tak henti-hentinya bercanda dan saling menjahili satu sama lain.

"Udah Kak! Hahahaaa aaa udah!" pekik Via yang memohon agar Juna menghentikan aksi menggelitikinya. Bahkan setetes embun sudah muncul di sudut manik bulat anak itu.

Tapi dasar si Juna itu jahil, ia malah semakin gencar menggerakkan jemarinya dipinggang sang adik. "Aaaaa.. geli! Udah Kak! Hahahaha!" pekik Via semakin kencang.

"Heh!" Tiba-tiba kepala Juna terasa sakit. Hal itu tak lain karena jitakan dari si kembaran. "Adek gue itu! Lepasin!" seru Ali.

Kedua kakaknya itu duduk di jok paling belakang. Sedangkan Juna dan Via di tengah dan Mama Papanya di depan. Tyo sengaja tidak menggunakan supir, karena ini adalah acara keluarga yang terkesan privat.

Sontak Juna mendengus sambil mengusap kepalanya yang terasa cenat cenut. "Gue juga adek lo, lo lupa?! Sakit tau ini!" sungut Juna.

"Panggil dulu gue, abang! Baru gue anggep lo adek gue!" tawar Ali memekik.

Entah mengapa, mendengar hal itu membuat Liam tergelitik. Ia tertawa di tempatnya.

"Heh! Lo ngapa ketawa?!" semprot Ali pada Masnya.

"Nggak!" Liam segera menahan tawanya.

"Ogah! Kita cuma beda tujuh menit doang! Lo perhitungan banget, sih!?" sambar Juna yang kini telah duduk dengan tenang bersama Via.

"Tapi tetep gue lebih duluan nongol daripada lo!"

"gii libih diliin ningil diripidi li! Hihh!" ejek Juna yang membuatnya kembali dihadiahi jitakan. Bahkan kini lebih keras.

"AW!" pekik Juna yang langsung berbalik dan hendak membalas perbuatan laknat si kembaran. "Sakittt kamprettt!"

Namun Ali berhasil mengelak, ia menjulurkan lidahnya, mengejek Juna.

Untuk Arjuna[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang