32-Papa, Juna Dateng

18.2K 3.4K 195
                                    

VOTE dulu biar berkah, aamiin😚

Apa kabarnya nih? Kaget gak di part kemaren?✌🏻😆

Ya udah deh, gak akan banyak ngomong dulu aku.. takutnya kalian udah gak sabar mau baca, hehe🤪

SELAMAT MENIKMATI!🤧

.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

Hari semakin gelap. Hujan pun semakin deras di luar sana. Ditambah suara gemuruh petir yang kian gencar membelai irama jantung. Menimbulkan kegelisahan bagi jiwa-jiwa yang kini dilanda cemas. Berdo'a dalam hati semoga tak terjadi apa-apa.

"Kak, coba telpon lagi! Mama gak enak hati, astagfirullah... Ya Allah.." Hara terus bergerak gusar. Tangannya saling bertaut di depan dada. Ia tak bisa tenang karena anak ketiganya tak kunjung pulang. Walau dalam hati terus menepis segala prasangka buruk, namun tetap saja hatinya terus-terusan memberontak. Hara tak tenang.

Liam segera mendial kembali nomor itu. Nomor adik keduanya, Arjuna. Ia sama khawatirnya dengan sang Mama. Mengingat kondisi anak itu yang kini tak sekuat dulu. Liam menempelkan ponselnya ke telinga. Kakinya tak bisa diam, bergetar dengan hentak-hentakan kecil. Bahkan lelaki itu sampai menggigiti kukunya sendiri.

Di sisi lain, Ali dan Via juga sama. Diam-diam mereka sama gelisahnya. Ali memeluk Via di pangkuannya. Menatap Masnya yang terus melirik-lirik gusar. Mungkin panggilannya belum tersambung.

"Ha-hallo, Juna? Lo dimana? Mama khawatir banget sama lo, cepet pulang, Dek!"

Begitu panggilan tersambung, Liam segera menyembur sang adik dengan panggilan sayangnya. Begitulah ia jika sedang khawatir. Hara, Ali dan Via menatapnya dengan penuh harap-harap cemas.

Kening Liam berkerut ketika hanya suara hujan yang terdengar. "Dek? Juna?" tanyanya lirih.

"I-iya, Mas. In-ini udah di jalan, neduh dulu."

Suara bergetar di seberang sana menimbulkan perasaan tak karuan bagi Liam. Ada getir yang dirasa. Apakah Juna baik-baik saja? Liam sungguh khawatir.

Bersamaan dengan itu, suara dering ponsel Hara meraung minta diangkat. Lantas wanita itu segera menjawab, terlebih saat melihat nomor yang tidak dikenal.

"Hallo?" sapa Hara entah pada siapa di seberang sana.

Liam melirik kepada sang Mama yang juga tengah menelpon. Namun mencoba kembali fokus pada adiknya.

Untuk Arjuna[✓]Where stories live. Discover now