27-Ayo Kita Tanding Fair!

20.6K 3.4K 111
                                    

VOTE dulu ya manteman, In Syaa Allah berkah😚

Siapkan posisi! Isya dulu buat yg muslim.. Sudah siap?🤸🏻‍♀️

HAPPY READING!🤪

.

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

.

"Lo tuh harusnya kabarin gue, Jun! Untung aja si Ali nelpon gue waktu itu, kalo enggak, udah gue labrak ke rumah lo!"

Juna baru menjelaskan perihal absennya dari latihan kepada sang pelatih. Jelas Jean mengamuk saat baru mendapat kabar dari murid bengalnya ini.

"Ya, mau gimana lagi? Orang pegang hape aja ga dibolehin sama nyokap. Baru tadi pagi nih, hape gue balik," kilah Juna membela diri.

Jean melunak, kalau begitu alasannya, dia tak bisa menyalahkan Juna sepenuhnya. Tapi beberapa detik kemudian Jean menggeleng. Tetap saja! Juna sudah membuat dirinya khawatir setengah mati. Pasalnya, anak itu tak memberinya kabar sama sekali. Jean pikir mungkin Juna sudah malas untuk latihan dan menyerah begitu saja. Kalau iya, akan Jean tonjok wajahnya biar sadar.

"Tetep aja, kan lo bisa minta tolong ke si Ali buat ngabarin gue!" sungutnya. Jean masih kesal.

"Kan lo bilang, si Ali emang ngabarin?" timpal Juna santai membuat Jean kicep.

"Lah? Iya juga ya?" batin Jean mengerjap-ngerjap. Lelaki itu terbungkam telak.

"Idih! Apaan banget si lo, Bang? Malu gak?! Malu gak!? Malulah, masa enggak!?" pekik Juna mengejek dengan tangan menabok lengan sang pelatih dengan begitu sopannya.

Jean mendelik seraya mendengkus kasar. Sedangkan Juna malah menertawakan wajah merengut sarat akan kekalahan Jean. Rindu juga mengerjai sang pelatih yang suka nge-bug ini.

"Tapi gimana sekarang? Udah mendingan, lo?" tanya Jean mulai ke topik yang serius.

Juna meredakan tawanya dan mengulas senyum tipis. "As you can see," sahutnya dengan menggerakan kedua tangannya di samping tubuh.

Jean menghela napas pelan seraya menepuk pundak Juna dengan senyum tipis. "I know you're strong. You can get trough this, bro!"

Juna menampilkan raut datar. "Nggak bisa bahasa inggris," ucapnya tak kalah datar dengan triplek penyekat kantin.

Jean tergelak. Ia lupa kalau anak di hadapannya ini terbilang bego soal bahasa. "Gue tau lo ngerti maksud gue."

"Yang gue pahamin cuma, gue kuat. Udah."

"Ya, itu lo ngerti!" timpal Jean antusias seraya merangkul pundak anak muridnya itu. Hendak mengajaknya berlatih.

"Au ah! Minggir lo! Gue mau balik," ketus Juna menepis kasar lengan pelatihnya.

Untuk Arjuna[✓]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora