15-Sesulit Itu Mendapat Restu

25.3K 4.5K 503
                                    

Yang ngeVOTE dido'ain rezekinya lancar! Aamiin😚


Siapa yang udah SHARE kisahnya Juna? Cung!!!☝🏻☝🏻☝🏻☝🏻☝🏻

Absen dulu.. Pada baca jam berapa nih?😗

.

SELAMAT MEMBACA!🤸🏻‍♀️

.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

Hari sudah beranjak siang, matahari tengah gencar-gencarnya memancarkan energinya. Membuat bayang-bayang seakan tak terlihat, karena mentari tepat berada di atas kepala. Sudah jelas bagaimana hawa yang dirasa, sangat panas. Sialnya, saat itu adalah jam pelajaran olahraga bagi Juna dan kawan-kawannya.

"Buseetttt! Panas banget gilak!" Cakra yang tak bisa tahan berada di bawah sinar matahari terlalu lama, memekik seraya mengipas-ngipaskan tangannya pada wajah yang kian memerah.

"Kenapa sih, kita mesti kebagian jam segini buat olahraga?" Pertanyaan retoris Chandra lontarkan, memprotes pembagian jatah jadwal pelajaran kelasnya.

Juna dan Aji hanya bisa menahan kuping, mendengar celotehan dua curut yang tak henti-hentinya menguar. Mereka baru saja selesai melakukan tes penilaian kekuatan fisik. Tak tanggung-tanggung, tesnya berupa berlari memutari lapangan sebanyak-banyaknya selama lima menit. Dan diantara keempat orang itu, Juna mencetak rekor paling banyak.

Jendela kelas sudah dibuka semua, bahkan pintu juga dibuka. Namun semua orang di dalamnya tetap merasa kepanasan. Bahkan para gadis banyak yang sampai membuka kerudungnya. Astagfirullah.

"Berisik banget si, lo!" Juna mendengus jengah karena Cakra terus-terusan mengeluh kepanasan.

"Iya, dari tadi panas panas terus yang diomongin. Sekali juga gue udah denger!" pekik Aji tak kalah jengah.

"Ini baru panas dunia lho, belom panas di neraka," ujar Chandra.

"Eh! Jadi lo nyumpahin gue masuk neraka?!" tanya Cakra memekik.

"Bukan gitu... maksud gue—ah, udahlah! Ribet ngomong sama lo." Chandra juga jadi ikutan jengah akan kelakuan Cakra.

Juna hanya geleng-geleng kepala untuk setelahnya meraih botol dan meminum isinya untuk menyegarkan dahaga.

"Eh eh eh! Ada yang berantem di lapangan!"

Tiba-tiba saja, salah satu murid yang baru sampai ke kelas berteriak heboh. Sontak semua penasaran dengan apa yang orang itu ucapkan. Lantas satu persatu dari mereka mulai berhamburan ke luar kelas. Ingin menonton perkelahian itu. Termasuk Juna dan kawan-kawannya.

Untuk Arjuna[✓]Where stories live. Discover now