Chapter 37

4.7K 774 30
                                    

Happy Reading!

Binnie

send a video
|rose sorry telat ngirim
|kemarin kemarin sibuk banget asli
|ga ada waktu buat ngecek

gapapaaa|
lo liat video nya ga|

|sempet liat dikit
|suara nya rebek rosee
|gajelas gitu, video nya juga
|dari kamera nya kali ya?

SERIUSSS???|
yaudalah|
thanksss binn|

|yoii sama sama ros

Cepat cepat Rose melihat video yang Binnie kasih. Dan perkataan Binnie semua nya benar, dari suara dan kualitas video benar benar buruk.

"KENAPA ORANG YANG PUNYA PENYAKIT MENTAL BISA SEKOLAH DISINI SIH."

"APA LO GA NYADAR KALO MINA UDAH CUKUP MALU PUNYA ADIK KAYA LO?!."

"DARI DULU LO ITU BEBAN! PANTESNYA MATI!."

"gue kehilangan Mina, GARA GARA LO TOLOL!."

Meskipun kualitas suara dan video buruk, namun perkataan perkataan tajam itu tertangkap oleh Rose.

Dilayar, hanya memperlihatkan Hangyul yang tertutupi badan bagian belakang si pelaku.

Pelaku itu cewe.  Hanya saja karna kepalanya ditutup oleh penutup kepala, Rose jadi tidak bisa mengenalinya.

"gue kehilangan Mina? maksudnya apaan anjir? dia mantan Mina? ga mungkin, tu orang cewe. Oh, temen? ngga deng, gue rasa Mina ga punya temen deket selain gue."

Rose tiba tiba berdiri barengan dengan wajahnya yang terkejut "oh gue inget!"

• flashback

Angin kencang membuat seorang siswi cantik kalem mengeratkan cardigan oren nya.

"hai." sapa seseorang membuyarkan lamunannya.

Alih alih merespon, siswi itu malah menggeser duduknya menjauh. Dengan positif thinking, pikirnya, siswi itu niat memberi ruang untuk dia duduk.

"gue Rose, lo?."

"Mina." jawabnya singkat.

"Mina, kenapa ga gabung sama temen kelas yang lain? kenapa malah duduk disini? emangnya ga takut? katanya gudang itu--" Rose menjeda ucapannya dan menunjuk bangunan lusuh yang berada jauh dari jangkauan mereka. "gudang itu banyak hantunya, iihhh."

Mina menghela nafas panjang, tolonglah, dia hanya ingin tenang, bukan dicerocosi dengan orang cerewet seperti ini.

Mau ga mau Mina merespon dengan satu kali anggukan.

"eh lagi baca novel? novel apa? boleh gue liat ga?." Rose ingin mengambil novel itu, namun Mina malah mengumpetinya dibelakang tubuhnya.

"ini bukan novel, ini buku harian."

"oohh, yaudah gajadi liat, itu kan privasi."

"Mina, tadi sekolah diantar sama siapa?." tidak menyerah, Rose tetap memberi pembahasan pada Mina.

"ga diantar siapa siapa."

Rose mengangguk paham, "mau berteman?."

Mina menatap lekat uluran tangan Rose yang minta berjabat dengannya.

Mina menggeleng.

Kening Rose mengkerut, "kenapa?."

"aku ga butuh teman."

MASA REMAJA • 97 liners  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang