Chapter 6

8.8K 1.1K 41
                                    

Setibanya Lisa dan yang lain dirumah sakit, mereka berjalan ke ruang rawat sesuai arahan suster.

"Ko jauh banget sih sus?" tanya Jiho.

Suster itu tersenyum, "Sebentar lagi" jawabnya singkat.

Jihyo yang merasa keberatan karna mambawa hampir setengah belanjaan segera memberikannya pada Yuju.

"Eh lo udah ngechat si Mina?" tanya Lisa.

Binnie mengangguk sebagai jawaban. "Kata dia si ruang rawat nya dilantai 1, ini lantai 3. Typo kali ya si Mina."

Suster menghentikan langkahnya dan membalikkan badan.

"Silahkan".

Tanpa pikir panjang mereka masuk dan tak lupa ucap terima kasih. Anehnya, ruangannya gelap.

"Ini mah bukan ruang rawat inap anjrit!" sahut Eunha.

"Suasana nya aga mencengkam gitu ya." Jiho ikut ikutan.

"Kita diprank anjeng, ini kamar mayatt! LARI CEPETTTT!" balas Jihyo sambil teriak.

Tidak membuang buang waktu mereka balik badan dan berlari sekuat mungkin, untung pintu nya kaga dikunci kek pilem pilem horror.

"GOBLOKK PASTI TADI BUKAN SUSTER ASLI!" gaik Lisa bentes.

"Pantesan ya, tadi pas pintu lift mau ketutup gua liat ada suster yang mirip suster yang lagi nganter kita. Gua kira emang tu suster ada dua alias kembar, si anyeng yang satu cuma jadi jadian doang." jelas Jiho, yang lain nyimak.

"Baru kali ini gua diprank ama setan, bentar gue curhat dulu di twitter pasti rame nih." Yuju membuka hpnya.

"balik dulu ke lobby, kita tanya lagi ruangan yang bener dimana" usul Jihyo, yang lain mengangguk.

Disisi lain Mina mengehembuskan nafasnya lega, dokter mengatakan "Hangyul akan cepat sadar". Membuatnya senang setengah mati.

"MINAAAAAA" terdengar teriakan heboh dan suara langkah kaki cepat dari arah kanan. Mina menoleh dan bangkit dari duduknya.

"Hai, nyampe juga. Ko lama?" tanya Mina basa basi canggung, iyala bre pikir aja orang baru ketemu sekali.

"Jangan diceritain dehmasih di tkp ini, takutnya lo jadi parno pas lagi jaga ade lo sendirian" jawab Jihyo bijak. Yang lainnya mengangguk, meski dalam hati udah mencak mencak gatel pngen cerita.

"Keadaan ade lo gimana Min? Udah sadar? btw ade lo ganteng HEHEHE, sabi lah comblangin gue." cerocos Eunha ga kenal tempat.

Mina menggeleng, "Kata dokter keadaan nya makin hari makin baik, tinggal tunggu sadar aja. Makasih semuanya udah sempetin jenguk." dan memberikan senyum tulusnya.

"Chaeyeon ngga datang ya? Pasti belum maafin gue." lanjutnya dengan suara pelan.

Yuju mendekati Mina "Ngga ko, dia paham sama situasi lo saat itu. Chaeyeon gak datang soalnya ada rapat osis, lo udah minta maaf?"

Bingung ga bingung ga? Ko jadi Mina yang minta maaf?

Fyi, Mina waktu itu kesulut emosi sampe siapapun orang yang berhubungan dengan adiknya ketika mos dia salahkan. Dan Chaeyeon adalah salah satu nya.

Saat mos Chaeyeon ditugaskan menjadi tanggung jawab gugus 5, gugus yang ditempati adiknya. Karna ia pikir Chaeyeon tidak becus akan tugasnya hingga adiknya menjadi korban bully, Chaeyeon akhirnya jadi target utama kemarahan Mina.

Seperti itulah kurang lebih penjelasannya. Chaeyeon menjadi pelaku bully adalah sekedar rumor dari manusia julid, bukan fakta. Dan Mina berjanji akan berusaha mencari dalangnya secepat mungkin.

"Thanks Ju, lo benerr gue emang khawatir, marah banget rasanya dan gue malah limpahin nya ke orang yang salah."

"Gue baru minta maaf lewat chatt, selebihnya gue gak punya waktu karna takut ninggalin Hangyul sendirian." lanjutnya.

Lisa tiba tiba menyerahkan donat jc* pada Mina, "Almondnya gue colong satu ya Min hehe menggoda soalnya." ujarnya watados.

Binnie dan Jiho pun memberikan makanan manis lainnya yang sengaja mereka beli sebelum kerumah sakit tadi.

"Padahal gak usah bawa apapun, kehadiran kalian disini udah cukup bagi gue dan Hangyul." Mina menggenggam tangan Jihyo spontan, "ngobrol didalem ya, kalian masi mau lama disini kan?"

☁☁

Mingyu mendecih kesal. Kalo bukan karna ancaman ibu nya, mana mau dia nemenin Rose digudang sekolah sampai hampir larut gini.

Fyi, mereka itu tetanggaan. Pikir Ji Hyun, ibu Mingyu, selama ia bekerja Mingyu itu cukup merepotkan keluarga Rose dan Mingyu diancam untuk harus berbuat baik  sebagai balas budi.

Mingyu melihat jam tengannya, "Anjer keburu maghrib, cepetan kek".

"Apa? Mau ninggalin gue?! Awas aja lu gua aduin mampus. Udah jangan banyak cocot sini bantuin gue cari sesuatu."

"Ngancemm lo bisanya jamet." meskipun begitu, Mingyu pun menurut dan jongkok mencari suatu hal yang dia pun gatau.

"Sumpah Rose gua tanya sekali lagi, tujuan lo ngapain monyet"

"Lo mau tau ga penyebab Mina ngamuk?".

Mingyu mengangguk cepat, "Mau lah, emang apa?" katanya sambil mendekatkan diri.

"Ya cari jawabannya disini dongo." Mingyu meringis saat jari cantiknya Rose menoyor kepala Mingyu hingga terjungkal.

"Eh ini apaan nih" Mingyu memberikan sebuah gelang pink pada Rose.

"Itu bola."

"ini gelang goblok".

"Elu yang goblok, udah tau gelang pake nnya"

Mingyu nyengir.

"Ada namanya Rose! sini dah".

Rose pun menghampiri Mingyu.

"Kebaca kaga?" tanya Rose.

"Ini mah jelas anjir, Kim Yerim"

"Eh gue kek familiar gitu ye namanya." lanjutnya, Mingyu berpikir keras untuk mengingat.

"Inget inget coba".

"gabisa duh gua lupa" jawab Mingyu.

"Yang bener bloon"

"Oooohhh rose gua inget! ini ade kelas yang June bicarain waktu itu."

"Good job big boy" Rose menepuk nepuk kepala Mingyu seperti ke seekor anjing, "Sekarang mari kita pulang, gua juga mau ngechat June abis ini". Rose beranjak dari jongkoknya dan berjalan keluar gudang.

"Sebentar Rose, gue mau nnya" saut Mingyu menghentikan langkah Rose.

Rose mengangkat alisnya, "apa?"

"Ko lu se care ini sama si Mina? bukannya baru kenal?" tanya Mingyu menyelidik.

"Y ya lo tau jurusan impian gue tuh kriminologi, gue harus start dari sekarang! Belajar jadi detektif gitu." jawab Rose kikuk dan terbata bata.

Mingyu ber oh ria percaya.

SELESAI

MASA REMAJA • 97 liners  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang