Chapter 1

35.3K 2.1K 44
                                    


Taun ajaran baru membuat kelas 11&12 belas jamkos seharian.

Beda nya kelas dua belas kini menikmati waktunya untuk menyaksikan adik kelas baru mereka yang tersiksa selama mengikuti MPLS atau familiar disebut MOS.

Dan kelas sebelas yang ribut perihal pembagian kelas yang diubah atau diacak tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Njem Saerom mampus beda kelas kita." Ujar Lisa dengan mata melotot menatap mading.

Saerom yang sedikit tidak percaya segera mendorong Lisa untuk menyingkir dari depan mading.

"IPS 3? KELAS BUANGANNN?!!!" Teriakan Saerom mengundang tatapan tajam dari beberapa orang sekitarnya.

"Enak aje lo nyebut Ips 3 buangan." Ujar kakel yang tidak sengaja mendengarnya.

"Lis kalau gue dikelas mana?" ujar Rose yang baru tiba.

Lisa tersenyum lebar "Ips 1, nggak kepisah kita frenn."

"Ya udah hayuk ke kelas, bye romii selamat cari besti baru." Rose meleletkan lidahnya sebelum pergi dan menarik tangan Lisa.

Saerom berdecak jengkel.

☁☁

Ips 1, kelas biasa saja yang kelasnya berada tepat disamping ruang BK. Kelas yang agak strategis karena sering dilewati oleh angkatan atas, ya lumayan juga buat tepe tepe.

Setelah semua murid berkumpul didalam kelas, Bu Clara yang sudah berdiri tegak didepan dengan raut muka garangnya segera memperkenalkan diri.

"Pagi semua

Nama saya Clara, panggil saja bu Clara atau miss CL. Meskipun begitu saya bukan guru Inggris melainkan guru PPKN sekaligus wali kelas kalian selama satu tahun ini.

Saya harap tidak ada kesulitan untuk mendidik kelas ini, hanya ikuti peraturan dan jangan berulah seengganya sampai kalian bukan murid saya lagi, paham?"

Semuanya mengangguk kaku, "Paham bu"

"Sekarang saya akan menunjuk ketua kelas --" Bu Clara tampak menatap semua murid dikelas dengan tatapan mengintimidasi.

"Eh tolong itu yang di pojok--" ujar bu Clara menjeda dan berjalan mendekat, "Rose." sambungnya sambil melihat name tag siswi itu.

Rose memasang raut wajah bingung, "Terimakasih dan maaf juga Bu sebelumnya, tapi Saya menolak untuk menjadi ketua kelas."

"Kepedean kamu. Bukan itu maksud saya!"

"Jadi apa bu?" heran Rose.

"Rambut kamu, kok blonde." tanya Bu Clara sewot.

"Bu enggak pernah liat blasteran ya?" tanya Rose seakan mengejek. Bukan hanya itu, Rose mengeluarkan satu cetak foto dan ditunjukan pada Bu Clara. 

Mampus lo malu malu sekalian.

Bu Clara terdiam. Mau minta maaf sungkan, mana udah ngegas. Malunya...

"Ya sudah, bagus jika memang tidak diwarna." Ucapnya canggung, pura pura membenarkan rambut sanggulnya agar tidak menurunkan harga diri.

Satu kelas menahan tawa.

"Kamu, --"  ujarnya sambil menunjuk salah satu siswa yang duduk dibarisan tengah.

"Saya?" siswa itu menunjuk dirinya sendiri.

Bu Clara mengangguk, "Iya, kamu Eunwoo."

Eunwoo tersenyum canggung "Saya ada salah apa ya bu?"

"Kamu yang saya pilih jadi ketua kelas ini."

"Hah? Oh, siap bu!" Eunwoo lemot mode on.

"Sisanya untuk bagian sekertaris, bendahara, dan pengurus kelas lainnya saya serahkan pada kamu." Bu Clara menatap Eunwoo, yang ditatap mengangguk dan bangkit dari duduknya "Baik bu."

Setelah merasa tidak ada hal yang perlu untuk dikatakan lagi, bu Clara pamit keluar kelas.

Eunwoo memegang dadanya yang sekarang lagi berpacu cepat, Eunwoo pikir wali kelas nya akan sedikit normal. Dari jaman duduk dibangku sd, entah kenapa Eunwoo mendapatkan wali kelas yang selalu saja galak. Kesel banget?

Ia pun berjalan kedepan kelas.

"Sorry sebelumnya, tapi gue minta angkat tangan yang bersedia jadi wakil ketua kelas, dan usahain cowok ya." Eunwoo buka suara.

5 menit ditunggu, hening. Tidak ada satu pun yang berkenan mengangkat tangan.

"Kalau gini, gue terpaksa pilih acak aja." Perkataan Eunwoo membuat beberapa anak protes. Emang nih kelas kagak bener, ngajuin kaga ada yang mau, ditunjuk malah protes.

"Jaehyun."

Jaehyun yang kesebut hanya diam pasrah. Ya sudalah, wakil ini. Yang dia tau dari dulu yang jabatan nya wakil itu hanya numpang nama.

"Sekretaris, Hmzz.. Rose lo mau ya?" tawar Eunwoo.

"Percayalah, tulisan gue jelek." Rose menolak dengan halus.

"Setau gue lo kan jago ngitung ya, bendahara deh?" Tawar Eunwoo ulang.

"So tau lo mah, kalau lo emang berkenan duitnya gua korupsiin sih boleh."  Balas Rose lagi tidak mau kalah.

"Banyak alesan banget sih lu kembang." Timpal Bambam.

Sementara Eunwoo menggeleng tidak abis pikir, "Oke sekretaris Jihyo."

"Nggak ada bantahan." Lanjut Eunwoo yang melihat Jihyo hendak membuka suara.

"Wakil sekretaris Eunha."

Eunha yang memang ingin menjadi salah satu pengurus kelas mengangguk setuju.

"Mina lo jadi bendahara."

Mingyu yang mendengar itu membantah, "APAAN MINA?"

"Tega lo Wu dah tau orang-orang kek gini bakal susah ditagih duit, lo jangan membebankan tugas berat ini kepada ayang Mina. Nonono pokoknya tidak boleh."

"Asal kagak korupsi mah gue mau aje bayar kas, siapapun deh Wu selain si Rose." Seru Yugyeom dibangku belakang.

"Dih setan." Rose pun melemparkan kipas yang dari tadi ia pegang dan tepat mengenai kepala Yugyeom.

Eunwoo mengabaikan keluhan Mingyu.

"Wakilnya Lisa."

Lisa yang terpilih menolak mentah mentah, "Lo berani tulis nama gue, sepatu keramat gue kena muka lu ya Wu." Ancamnya.

Jungkook yang mendengar itu meringis "Galak bener bocah."

Eunwoo mah hanya bisa sabar.

"Gue aja!" seru Yuju. Eunwoo pun menulis nama Yuju dipapan tulis.

"Bagian seksi, sok yang berkenan aja langsung tulis namanya didepan. Formalitas aja please." Beberapa orang maju, dan sisanya Eunwoo pilih cap cip cup biar gak ribet.

Pengurus inti kelas pun sudah terisi semua.

SELESAI

MASA REMAJA • 97 liners  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang