47🌻

1K 145 32
                                    

Terkadang harapan memang tidak akan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Namun, harapan bisa kita tanam dengan rasa. Yah! rasa yang iklas dan sabar.
~v~

Tin tinnn!

Tersadar, dirinya tersadar akan bunyi yang begitu nyaring dari belakang. Ketika dirinya hendak menengok ke arah spion mobil, dua orang yang berada di atas motor menggerang kesal ke arah nya.

"Hey Mba! Kalau mau bengong jangan di tengah jalan. Bahaya!!"

Segera ia mengambil jalan yang sepi. Dan berhenti mengemudi sekarang. Kedua tangannya menjambak rambut miliknya sendiri. Rasa penyesalan dan rasa bersalah kini benar-benar menyelimuti dirinya.

***

'Em. Iyh! Saya ingat. Pasien ini memang bernama Alwi, dia di bawa ke sini oleh seorang pemuda jika tidak salah dia itu Kakak dari pasien yang bernama Alwi. Pasien tepat meninggal pada pukul 11:30 di duga racun yang sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Namun, ketika semua sudah tercatat. Dengan keajaiban yang ada jantung pasien kembali berdetak. Tentu saja ini membuat kami senang.'

Kaget, sedih? Tentu saja! Itu yang di rasakan oleh sang Ibu. Di saat putranya hampir saja kehilangan semuanya namun apa yang ia lakukan? Hanya diam tidak memberikan semangat atau pun motivasi.

'Begitu? Baik terima kasih. Saya permisi...'

***

"Bodoh! Aku memang bodoh bisa-bisa nya Alwi dalam keadaan seperti itu aku tidak tau?!"

"Ibu macam apa aku ini!!"

"Agrhhhh, aku harus mencari tau sepenuhnya.

****
'Ini apa Alwi!'

'Bagus Alwi, kamu sudah berani untuk berbohong. Kamu itu masih kecil!'

'Dengan kamu berfoya-foya seperti itu, bukan menguntungkan tetapi merugikan! Kami tidak pernah mengajarkan mu untuk seperti ini!'

'Ayah, sumpah demi Allah. Alwi tidak pernah melakukan apa yang Ayah katakan.'

'Tidak perlu menyertakan nama tuhan Alwi! Jangan buat nama sucinya tergores oleh sumpah palsu mu itu!

'Bunda, Bunda sayang Alwi bukan? Bunda percaya bukan. Bunda bilang Alwi anak yang baik, hm?'

'Jangan pernah mengulangi nya lagi Alwi.'
***

Inne semakin teriris sekarang, bisa-bisanya ia percaya dengan isu yang ia sama sekali tidak yakin dan belum tau. Hari itu, dimana Alwi yang pulang dari rumah sakit. Semalaman ia meregang nyawa. Namun pagi nya apa yang ia dapatkan? Perlakuan kasar dan fitnah.

"Maaf Alwi, maafkan Bunda."

Dretttt.. dretttt.. drettt..

Inne menghapus air matanya, lalu merogoh saku celana yang terdapat panggilan dari seseorang.

"Bunda ... bunda dimana? Alwi udah ada di rumah Bunda. Kok Bunda enggak ada terus Kak Ridho mana?"

"Alwi sayang, Bunda lagi di jalan. Kak Ridho ada di kamar. Kamu masuk aja sana sekalian bangunin Kakak kamu itu, sebentar lagi Bunda sampai."

"Oke-oke."

Tutt!

****

Terlihat pemuda yang kini tengah tertidur dengan sangat pulas, sampai tidak sadar bahwa semakin ia tidur semakin naik pula matahari.

Alwi duduk di atas kasur nya lalu mengambil kunci motor milik Kakak nya itu, yang terdapat gantungan bulu ayam berwarna pink😂 hahaha!mungkin pemberian dari Tamy.

SEGORES LUKA [End] || Alwi Assegaf Where stories live. Discover now