35🌻

762 137 21
                                    


*******

Ridho terus berlari kecil menyusul Adik nya yang kini tengah berjalan meninggalkan dirinya. Entahlah, apa yang di rasakan Alwi saat ini. Kecewa? Sedih? Atau terluka? Ia merasakan aneh pada dirinya sendiri.

Tidak ingin benci, tidak ingin pula mempunyai ego tinggi. Namun, hatinya tidak bisa berbohong. Ia tidak ingin berbicara kepada siapa-siapa saat ini.

Alwi menutup rapat pintu kamar nya, ia menarik selimut tipis yang ada pada tempat tidurnya. Perlahan ia memejamkan mata, melepas segala rasa penat.

"Aku tidak ingin menjadi anak yang mempunyai ego besar, tapi aku tidak bisa membohongi hati aku sendiri." Alwi menahan agar air matanya tidak lagi meluncur.

Alwi mengigit bibir bawah nya agar tidak keluar suara tangisan. Mencoba untuk tetap tenang, tidak ingin terpengaruh oleh sikap hati nya yang terlalu lemah!

Ridho berdiam diri di depan kamar Alwi, ia tidak ingin menggedor-gedor pintu Adik nya kali ini. Ia tau, bahwa sekarang Adik nya sedang tidak baik-baik saja. Pikirnya nya pasti tengah kacau, di tambah kondisinya yang belum 💯 kuat.

"Ekhem, Al. Bisa tolong buka pintu nya," ujar nya mendekatkan bibir nya pada sisi pintu yang terlihat rapat.

Alwi masih bisa mendengar, ia tau Ridho kini tengah berada di luar kamar nya. Ia menghiraukan nya, bukan karena rasa benci. Ia masih menelan rasa kekecewaan terhadap nya. Entah itu benar atau tidak, aku pun tidak tau><

"Pergilah, tinggalkan aku sendiri." Alwi berbicara pelan, namun masih bisa terdengar oleh Ridho.

"Kamu baik-baik saja bukan, jangan melakukan hal yang bodoh lagi Alwi!!" teriak Ridho penuh kekhawatiran.

Alwi tidak lagi bergeming, tentu saja membuat Ridho panik. Ia takut, Alwi akan melakukan hal yang lebih bodoh dari meminum racun. Tentu saja orang lain tidak akan mau, tetapi dia? Dia melindungi malaikat dirinya.

"Wi, jangan bodoh! Jangan membuat nyawa kamu di ujung tanduk lagi!!"

Teriakan Ridho kini semakin besar, membuat Alwi benar-benar risih. Di sisi lain Alwi takut Ridho keceplosan, di sisi lain lagi ia malas untuk membuka pintu. Belum siap untuk berhadapan dengan Kakak nya sendiri.

"Alwi!!"

"Wey!"

"Kambing!!"

"DIAM! DAN PERGI!"

Suara Alwi kini menggelegar, sampai terdengar serak. Alwi menutup telinganya dengan bantal miliknya. Sedangkan Ridho tersentak dan memutuskan untuk membujuk Alwi nanti setelah Tamy datang.

"Yaudah, gue pergi. Awas Lo kalau nyariin!"

Alwi cengengesan, sungguh aneh Kakak nya itu. Tadi mohon-mohon padanya. Sekarang ingin pergi, dan bilang jangan nyariin. Pada dasar nya dia sendiri yang sering mencari keberadaan dirinya.

*****

My enemy 💖
00:03

"Tam, bisa enggak kamu ke sini pas buka puasa aja."

"Lah? Kenapa. Kan udah terawih
Bambang."

"Aduh, Tam. Plis lah ada masalah ini soal nya!!"

"Yaudah deh iya, yaudah aku masak dulu buat entar di bawa ke rumah camer."

"Camer apaan bep?"

SEGORES LUKA [End] || Alwi Assegaf Donde viven las historias. Descúbrelo ahora