46🌻

723 145 23
                                    

****

Kini ramadhan telah memasuki hari ke-27 dimana kemenangan akan di raih 3 hari mendatang. Alwi sudah terbiasa tinggal bersama dengan Ananda, Ridho pun sudah sehat seperti sedia kala. Yah hanya saja kabar dari Tamy belum ada, dan Ridho masih belum ingat sepenuhnya.

Hari ini, hari di mana Alwi berkunjung ke rumah Inne untuk menemui Ridho. Ananda masih di kantor tengah mengurus bisnis nya. Mpok Atik yang menghantarkan Alwi sampai dengan di  rumah Inne. Tentu saja itu pun sudah mendapat izin dari Ananda walau memang susah untuk membujuknya.

Inne yang tau bahwa Alwi akan pergi mengunjungi dirinya segera beres-beres rumah dengan lebih awal. Kamar tamu kembali ia buka yang sempat beberapa minggu tidak ia buka. Yah karena terhalang oleh beberapa faktor.

Krettt.

Masih sama, barang-barang di kamar tamu itu masih tersusun sama. Inne menginjak kertas yang dulu belum sempat ia baca.

Tangan nya meraih kertas tersebut dan perlahan membukanya. Inne duduk di atas kasur yang sudah lama tidak ada yang menempati. Ia membaca perlahan demi perlahan.

       ~RUMAH SAKIT BYANGKARA~

Nama pasien : Alwi Assegaf
Umur : 15 tahun
Pasien meninggal tepat pada pukul : 11:30 malam.
Pada hari : Rabu, 19 Mei 2021.

Degg!

Mata Inne membulat sempurna, air mata nya meluruh seketika. Ia mengobrak-abrik isi dalam kamar tersebut. Tentu, ia kembali melihat botol yang bertulisan ARSENIK itu. Ingatannya kembali pada malam dimana ia di tuduh tidak-tidak oleh Selvi.

"Tidak-tidak!" Inne menggeleng brutal, ia segera beranjak pergi menuju suatu tempat. Tanpa memberi tau Ridho yang masih berada di kamar nya, yah dia tengah tidur.

Inne menginjak gas mobil dengan cepat, matanya tidak henti-henti mengeluarkan buliran liqued bening. Sungguh ia ingin tau sekarang.

***

Mpok Atik tengah menyapu lantai kamar Alwi, sedangkan Alwi kini tengah duduk menunggu Mpok Atik selesai bersih-bersih. Tanpa di sengaja Mpok Atik menyenggol koper yang membuat koper tersebut jatuh serta sebagian barang yang Alwi simpan sedikit berserakan.

"Eh, aduh maaf Den Mpok enggak sengaja." Alwi yang tengah duduk sambil melihat-lihat buku pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Mpok Atik.

"Enggak Papa Mpok, sini biar Alwi yang beresin."

"Enggak Den, biar Mpok aja." tolak nya lalu langsung di angguki oleh Alwi. Alwi kembali pokus pada buku yang ia baca.

Mpok Atik membereskan kembali barang-barang yang sedikit berserakan. Ekor mata nya seketika menajam ketika melihat liontin yang tidak asing bagi nya.

[Sebenarnya ada gambaran LIONTIN nya tapi enggak bisa pake Poto entah knp. WP nya lagi eror. Ish!]

'Gimana nih Mpok, bagus enggak?'

'Bagus Nyonya. Liontin nya bersinar, hehe sama persis kaya wajah Den Aldi...'

'Haha, bisa aja. Ohh iya saya juga beli buat Aji juga. Nah ini dia, nanti tolong Mpok kasih sama Aji ya saya mau ajak Aldi keluar sebentar.'

'Baik nyonya.'

"Mpok, Mpok Atik!" Alwi menepuk-nepuk pundak Mpok Atik yang berhasil membuatnya sadar dari lamunan.

Mpok Atik menoleh, lalu menatap lekat wajah Alwi. Seperti ingin mengungkapkan sesuatu, namun masih ragu dan benar-benar belum siap.

"De ... den Aldi."

Alwi mengerutkan kening, menatap wajah Mpok Atik penuh tanda tanya. Siapa Aldi? Kenapa ia memanggil dirinya dengan sebutan Aldi.

"Al ... di siapa Mpok?" tanya Alwi seketika Mpok Atik langsung memalingkan wajahnya.

"Em ... enggak ... enggak ada apa-apa Den."

Alwi merasakan kejanggalan sekarang, Alwi tau bahwa orang yang berada di hadapannya nya sekarang tengah menyembunyikan hal yang tidak ia tau.

"Mpok, Alwi enggak mau ada rahasia-rahasia. Sekarang Mpok bilang ada apa. Apa yang sebenarnya Mpok sembunyikan?"

Mpok Atik menarik napas panjang, lalu menyuruh Alwi duduk di kasur nya begitu pun dengannya. Ia membawa liontin itu perihal untuk bertanya.

"Duduk dulu Den."

"Mpok tanya, ini Aden dapat dari mana dan dari siapa?" tanya Mpok Atik memperlihatkan liontin itu pada Alwi.

"Ini dari Bunda," jawab nya.

'Mungkin nyonya Inne membelinya di toko yang sama. Tapi ... tapi ini sama persis yang di miliki oleh Den Aldi.' batin nya benar-benar bingung sekarang.

"Kenapa Mpok?"

"Emm..."

Mpok Atik membalikan liontin tersebut memang di belakang nya terdapat samar-samar huruf R dan S. Apa itu?

'Tidak salah lagi, ini memang Den Aldi.' batin nya penuh keyakinan.

"Mpok!" panggil Alwi.

"Eh, iya Den ada apa?"

"Alwi yang seharusnya bertanya. Ada apa dengan liontin itu?"

"Enggak ... enggak ada apa-apa Den. Ohh iya Mpok udah siap nih. Ayo katanya mau ke rumah Nyonya Inne." Mpok Atik mengalihkan pembicaraan dan berniat untuk merahasiakan nya sebentar. Ia ingin mencari lebih dalam lagi tentang keluarga Alwi.

"Iya Mpok, yaudah ayo."

****
                     R.S BYANGKARA

Inne memasuki rumah sakit tersebut, dengan langkah tergesa-gesa ia mencari keberadaan Dokter di sana. Yah, tepat sekali! Ia melihat Dokter itu tengah berjalan ke arah ruangannya.

"Dok ... Dokter!" panggil Inne sedikit kencang.

Orang yang di panggil tentu saja menoleh. Inne berlari menyusulnya. Dan tanpa basa-basi lagi Inne segera mengajak Dokter untuk memasuki ruangannya.

"Mohon maaf Bu, ada keperluan apa?"

"Saya ... saya ingin bertanya perihal ini." Inne menyodorkan secarik kertas pada Dokter tersebut.

Dokter itu tampak mengerutkan kening sedikit lama. Mungkin ia tengah berpikir karena memang catatan yang ada dalam kertas itu sudah ada 1 bulan lebih. Tentu saja ia sedikit tidak ingat.

"Em ... sebentar saya sedikit lupa."

Inne menggenggam tangan nya sendiri. Sungguh ia benar-benar penasaran akan hal ini. Semoga saja titik terang ia dapatkan.
.
.
.
.
.
.
Tettttt tottttttttt udah ah malas beut 😿😂😂

Jangan lupa ★ nya😿 terima kasih..

               

SEGORES LUKA [End] || Alwi Assegaf حيث تعيش القصص. اكتشف الآن