32🌻

676 131 28
                                    


*****

Pagi hari tiba, dimana malam yang gelap gulita kini tengah berada di posisi bawah. Pagi ini sinar matahari benar-benar sempurna. Kicauan burung terdengar dimana-mana.

Alwi, duduk seorang diri di atas kasur yang menurutnya membosankan. Di tambah pemandangan rumah sakit yang hanya itu-itu saja, tentu saja membuat nya jenuh.

Ceklekk!

Laki-laki paruh baya serta orang yang ia kenal kini tengah berjalan ke arah nya. Alwi melemparkan senyuman nya ramah, yah walau masih terlihat pucat. Tapi itu tidak mengurangi ketampanannya.

"Sudah siap pulang anak ganteng?" tanya Dokter ramah, tengah mempersiapkan kepulangan pasien nya.

"Sudah Dok, dari kemarin udah nunggu-nunggu hehe." Alwi cengengesan, sambil sesekali menggaruk leher nya yang tidak gatal.

"Hm, baiklah. Saran dari Dokter. Setelah makan kamu harus selalu meminum susu ya. Itu buat ngebantu netralin racun yang ada dalam tubuh kamu," pesan Dokter.

"Siap."

"Anak pintar, sini tangan kiri kamu Nak." Alwi mengangguk, memberikan tangan kiri nya pada sang Dokter.

"Oke selesai, sakit enggak?"

"Dikit hehe."

Kira-kira kek gitu lah yah, cmn perban yang udah pulang dari rumah sakit itu kecil, hehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kira-kira kek gitu lah yah, cmn perban yang udah pulang dari rumah sakit itu kecil, hehe. Tapi Poto nya enggak ada jadi gitu deh 😂

Setelah semuanya beres, Ridho membantu Alwi untuk duduk di depan taman rumah sakit. Menunggu taxsi mereka datang.

Dretttt.

Satu pesan masuk pada ponsel milik Ridho. Ia melirik sekilas, lalu mulai menggerakkan jari-jemari nya.

"Kak," panggil Alwi sambil mengayun-ayunkan kaki nya.

"Hm."

"Enggak deh." Alwi kembali menatap lurus ke depan.

"Huff, ada apa? Lo mau apa!"

"Enggak Kak."

Alwi menyenderkan kepalanya di pundak Ridho. Tidak peduli jika Kakak nya hanya diam. Sejujurnya ia sangat butuh senderan saat ini. Ridho melirik sekilas, dalam benak nya ia senang bisa dekat kembali bersama dengan sang Adik.

"Kenapa?" tanya Ridho tanpa melirik pada Alwi.

"Pusing."

"Banget enggak? Atau ... hany-"

"Ciee perhatian, ahay. Udah enggak udah pura-pura cuek gitu sama Alwi." Alwi sedikit tertawa, sedangkan Ridho gelagapan kali ini.

Tidak butuh waktu lama, taxsi yang di pesan Ridho pun telah sampai di tujuan. Ridho membantu Alwi berdiri dan memasuki taxsi mereka.

***

Selvi duduk merenung di dekat kolam renang, ia mengingat kejadian tadi malam. Sungguh perkataan Ridho membuat Selvi tidak bisa ia lupakan. Sampai-sampai hampir saja membuat nya gila.

"Argh! Tidak-tidak aku tidak mungkin membunuh." Selvi mengacak rambut nya kasar.

"Mah!"

Selvi melirik ke belakang, di lihatnya Panji tengah berdiri dengan dua gelas kopi hangat. Selvi menggeser posisi duduk nya, Panji berjalan lalu duduk di samping Selvi.

"Kopi Mah?" tawar Panji meletakan nya di dekat Selvi.

"Hm."

"Kenapa sih?"

"Enggak ada," jawab Selvi ketus.

"Dih, ngopi ngapa ngopi Mah. Biar masalah di bawa santuy aja." Panji menyeruput kopi hangat yang ia bawa.

"Diam kamu, sok tau masalah orang tua."

"Di kira Panji enggak tau apa Mah. Udah buruan di minum. Entar juga ada solusinya." Panji berkata seadanya, namun sedikit mengesankan. Seperti tau saja ia permasalahan yang tengah di hadapi oleh Selvi.

Alwi sudah tidak sabar memasuki rumah nya. Kini ia sudah berada tepat di depan pintu rumah Ananda. Begitu besar, luas, dan megah. Ridho menekan bel rumah nya. Dengan otomatis pintu tersebut terbuka. Menampakan semua anggota keluarga nya. Seperti tengah menyambut dirinya, atau ... entahlah.

Alwi tersenyum menatap semuanya. Ananda berjalan ke arah Alwi, menatap dirinya dari atas sampai bawah. Alwi hanya tersenyum, berharap tubuh nya mendapatkan pelukan.

.
.
.
.
.

Brak!

Tubuh Alwi sedikit terdorong, tubuh nya berhasil di dekap oleh Ridho. Dirinya tentu kaget bukan main, penyambutan macam apa ini? Ridho mengeraskan rahang. Ia menatap tajam pada semuanya.

"ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG!"

Alwi semakin di buat heran kali ini, apalagi ini. Setelah kejadian kemarin-kemarin hampir saja membuat dirinya kehilangan segalanya. Semesta tidak mengijinkan nya tenang kali ini, seperti nya ia tengah di berikan cobaan.

Ia tetap tegar, masih tersenyum dan memberanikan untuk bertanya.

"Aa ... ada apa Ayah? Ada yang salah dengan Alwi?" tanya Alwi benar-benar tidak tau.

"Setelah apa yang kau perbuat, kau masih berani menginjak-kan kaki di sini hah! Tidak punya malu!!"

"Ma ... maksud Ayah, a ... apa yang telah aku perbuat?"

Pyarr!

Ananda menghempaskan sabuk nya ke lantai. Tentu saja membuatnya kaget. Ayah nya seperti tengah marah besar, seakan dirinya telah membuat masalah yang tidak bisa di maafkan.

Bersama Kakak nya awok😂❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bersama Kakak nya awok😂❤



SEGORES LUKA [End] || Alwi Assegaf Where stories live. Discover now