"Yang sopan sama calon suami kakak!" Kiya berbisik di telinga Gavin. Sedangkan Gavin malas menanggapi.

"Sayang, udah siap?" tanya Rio beralih menatap Kiya.

Kiya mengangguk mantap.

"Cantik," puji Rio menatap penampilan Kiya dari ujung kaki sampai kepala.

Kiya menunduk malu-malu menyembunyikan rona pipinya. Rio langsung merangkul pinggang kekasihnya dengan posesif.

Gavin yang menyaksikan adegan dua orang itu pun mendengkus.

"Udah-udah sono kalian kalo mau pergi! Gausah mesra-mesraan di depan gue!" usir Gavin.

"Dihh, iri bilang Boss!"

"Nyenyenye." Gavin memonyong-monyongkan bibirnya. "Udah sono ah! Jangan lupa oleh-olehnya buat gue ya kak!" pesannya sambil tersenyum manis ke arah Rio.

Rio tertawa. Matanya terlihat menyipit, hingga menambah kesan manis pada wajah cowok itu. Gavin akui pacar Kiya memang ganteng, tapi masih gantengan dia. Catat ya gess ya!

"Mau di beliin apa?" tanya Rio. Gavin terlihat berpikir.

"Apa aja, yang penting makanan," jawabnya membuat Rio mengangguk.

"Udah ah yang, dia mah gausah diladenin. Ayok kita berangkat sekarang!" ajak Kiya langsung menarik lengan Rio menuju mobil. Kiya membuka pintu mobil bagian kemudi dan mendorong Rio untuk masuk duluan.

Sebelum menyusul masuk, Kiya menatap adiknya terlebih dahulu sambil mengacungkan jari tengahnya.

"AWAS AJA LO KAK! NGGAK GUE KASIH RESTU, MAMPUS LO!" teriak Gavin dengan lantang.

Sedangkan mobil Rio sudah melaju meninggalkan pekarangan rumahnya.

*****

Tut.Tut.Tut.

Gavin berdecak saat sambungan telepon seluler di ponselnya tiba-tiba mati. Padahal Gavin sangat penasaran ada apa Lina menelponnya barusan. Tumben-tumbenan aja gitu.

Tring.

Gavin menatap kembali layar ponselnya yang menyala. Ada satu notifikasi masuk yang berasal dari WA. Gavin langsung membukanya.

Lina.
Sorry pulsa gue abis. Lo mau ikut gue ke rumah sakit nggak? Gue nebeng, kalo lo mau.

Gavin mengernyit saat membaca isi chat dari Lina. Lina mengajaknya pergi ke rumah sakit? Memangnya siapa yang sakit?

Me.
Emg yg skit sp?

Read.

Lina.
Dinda. Emang lo gatau?

Gavin membulatkan matanya. Ia baru tau malahan, jika adik kelasnya itu sedang dirawat di rumah sakit. Memangnya gadis itu sakit apa? Rupanya ia ketinggalan informasi soal itu. Tapi mengapa Givea tidak memberitahunya tadi pagi?

Me.
Ok gw otw!

Setelah membalas pesan pungkasan, Gavin kembali menyimpan ponselnya.

Tanpa basa-basi Gavin langsung menyahut jaketnya yang berada di gantungan. Dengan cepat Gavin memakainya, lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket. Setelah selesai, Gavin keluar dari kamar dan mengunci pintu kamarnya. 

Setelah itu Gavin turun menuju ke garasi rumah untuk mengambil mobilnya yang sudah terparkir rapih disana. Gavin bergegas masuk dan melajukannya menuju ke arah pertamanya yaitu ke rumah Lina. Gavin akan menghampiri gadis itu terlebih dahulu, sebelum pergi ke rumah sakit.

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Where stories live. Discover now