Shakira mencibir, "enggak cuma mau nanya. Kok gue belum liat cowok lu ya? Katanya lu mau ngenalin, dimana?" Berpura-pura mencari kesekeliling, ke dua teman gadis itu tertawa cekikikan di belakangnya.

"Gak usah dicari Sha, soalnya yang bisa ngeliat cuma Sidney." Erina mengejek, membuat dua lainnya tertawa cekikikan seakan baru saja menemukan sebuah lelucon termuktahir abad ini.

Selera humor yang menyedihkan.

"Oh iya gue lupa, soalnya gak mungkin kan ada cowok kece yang mau sama dia in real."

Sidney memutar matanya, "gue kan udah bilang, gue gak pamer-pamer. Lu bakal tahu sendiri nanti."

"Aw," Shakira menutup mulut, matanya membulat pura-pura terkejut. "Jadi gak sabar nunggu."

Meitha mendesah, kemudian menarik tangan Sidney. "Udahlah Sid, ngapain diladenin sih. Bentar lagi masuk, gue gak mau terlambat." Ujarnya dan membawa Sidney dengan paksa keluar kelas meninggalkan Shakira dan yang lainnya terkikik-kikik mencemooh.

Berjalan bersebelahan menuju laboratorium, Sidney menundukan kepala nelangsa. Meitha berdecak-decak dan merangkul gadis itu. "Rasanya kehidupan tenang gue retak."

"Gak usah lebay," Meitha menarik kertas yang diberikan Sidney tadi dari kantongnya. "Lu udah baca ini kan?"

Sidney menoleh, "itu apa sih?"

"Lima profil singkat cowok terkeren versi mading sekolah. Polingnya edisi terakhir."

Sidney agak tertarik, menaikaan alis gadis itu bertanya, "kenapa cuma lima?"

"Karena Erwin peringkat ke enam, dan yang dibawah dia buat apa dilirik, gak worth it."

"Erwin siapa?"

Meitha menghela napas, memandang Sidney dengan tatapan: yang benar aja? "Pacarnya Shakira, kan kemarin gue udah kasih tahu."

"Oh." Gadis itu mengangguk-angguk.

Meitha menggeleng pelan, kemudian melihat kertas ditangannya. "Ok, ayo kita lihat." Meitha memulai, "peringkat kelima, Keanu Ardiona Bratajaya. Ganteng, tapi lagaknya kayak don juan, narsisnya melebihi Erwin, tapi vokalis utama band indie yang udah punya penggemar sendiri. sayang pernah jadi mantan Shakira, tapi waktu kita masih kelas sepuluh, dan itu masih awal-awal Keanu jadi vokalis jadi dia belum terkenal. Sekarang single."

"Lewatin, mau kelas sepuluh atau pas SD, tetap aja titelnya dia mantan Shakira. Gue bisa bayangin dia bilang kalau gue cuma bisa nyari bekasan dia doang. Ogah!" Sidney dan Meitha memasuki lab Bahasa, dan mengambil tempat di bagian paling pojok. Hari itu, mereka menonton film Pride and Prejudice. Keduanya sudah pernah menonton film ini, jadi mereka tahu jalan ceritanya, tak perlu memperhatikan lagi dengan khusus.

"Oke, coret Keanu. Peringkat keempat, Damar Rasyid Ihsan. Anak kelas sepuluh, mukanya imut tapi anggota klub taekwondo. Masih single, dan katanya belum pernah pacaran sama sekali. Kalau lu gak mau yang ini, biar gue aja yang ngejar, mukanya tipe gue banget." Meitha menunjukan Instagram Damar, yang dilirik Sidney sekilas.

"Ya udah kejar aja, gue ngerasa gak benar ngejar adik kelas, gue bukan penyuka brondong."

"Lu ngehina gue, barusan kan gue bilang gue suka dia." Meitha memandang datar.

Sidney mengernyit, meminta maaf tanpa suara, "lanjut yang ketiga?" tanyanya memberikan cengiran lebar.

Meitha mendengus kasar, dan kembali pada kertasnya. "Elang Syahputra. Ketua osis, tapi udah punya pacar. Jadi gue rasa gak cocok buat lu." Jelasnya singkat.

Clockwork MemoryWhere stories live. Discover now