Chapter 32 - Father and daughter

Beginne am Anfang
                                    

Ketika Diana menutupi pintu kamarnya, tanpa Diana sadari Mike duduk di meja makan yang gelap gulita. Karena tempat tinggal Maria bukanlah rumah yang besar dan lebar, Mike masih bisa mendengar suara pintu yang tertutup dan langkah kaki walaupun dia tidak melihat Diana.

Mike melihat jam dinding yang mengarah ke jam 2. Dan dia hanya diam.

***

“Ini untukmu, Little Bean.” Maria meletakkan dua waffle di atas piring Diana. Suara yang menenangkan itu membuat Diana tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

Seperti kemarin-kemarin, mereka sarapan bersama.

“Dan ini untukmu juga kopi hitam.” Maria memberikan pada Mike juga.

Thank you,” ujar Mike lembut. Dia mengambil tangan Maria yang bersandar di bahunya lalu membawanya ke bibirnya untuk dikecup.

Maria tersenyum seraya duduk di sebelah Mike.

Mike melipat koran yang baru saja dia baca. Lalu menyimpannya di kursi kosong. Dia kemudian menatap Diana. “Kamu sering pergi bersama teman-temanmu, ya? Jam berapa kamu pulang tadi malam, Diana?”

“... Aku lupa. Sekitar 12 malam?” lama Diana menjawab karena kesulitan berbohong. Dan sekali berbohong, dia tidak akan berani menatap lawan bicaranya.

“Diana jarang pergi di malam hari,” ujar Maria sambil tersenyum yang mana membuat Mike memahami 1 hal, Diana sengaja menghindarinya.

“Aku memiliki urusan di luar pagi ini. Jadi, kamu berangkat ke sekolah bersamaku saja,” Mike berkata sambil melihat Diana.

“Tapi, aku bisa pergi ke sekolah sendiri.”

“Menggunakan mobil pribadi akan lebih cepat sampai.”

Diana terdiam. Mike sepertinya tidak ingin berkompromi kali ini. Dan seperti biasa, Diana menatap ibunya. Mari tersenyum dan mengedipkan matanya lambat seolah menyarankannya untuk ikut Mike, Diana akhirnya mengangguk.

***

Mengendarai mobil, Mike melirik ke samping di mana Diana sangat diam dan tidak banyak bicara. Gadis kecilnya hanya menatap ke luar jendela.

Mike tersenyum miris. Dulu, Diana sangat aktif dan cerewet. Mulutnya tidak berhenti bicara dan apa pun akan ia kicaukan. Semakin berkembang dan tumbuh, Mike jadi jarang kembali ke New York. Tapi Maria selalu mengabari perkembangan anak mereka. Maria berkata, mulut Diana masih tidak lelah ketika berceloteh. Akan tetapi ....

Mike kembali menatap Diana. Anak gadisnya menjadi pendiam, berbeda dengan apa yang Maria terangkan.

Tiba di depan sekolah Diana, Mike bertanya terus terang, “Apa kamu masih menghindariku?”

Diana yang melepaskan seat belt, terdiam.

“Beberapa hari ini kamu selalu pulang sekolah ketika hari hampir gelap. Malamnya kamu akan pergi lagi dan pulang subuh. Apa kamu membenciku, Little Bean?”

“Kau tahu aku pulang jam berapa tadi malam. Tapi tidak melakukan apa pun?”

Ekspresi Mike tampak rumit.  “Karena aku tidak ingin kamu membenci ayahmu ini.”

“Itu dia. Kau seorang ayah, Pa. Dan itu yang aku butuhkan. Aku ingin seorang ayah yang memperhatikanku, jangan takut mengambil tindakan.”

Mendengar itu raut wajah Mike menjadi lembut. Dia tersenyum sambil mengangguk. Dengan perasaan lega, ia membawa Diana ke dalam pelukannya dan berkata, “Maafkan aku. Karena sudah lama tidak bertemu denganmu, aku menjadi takut jika kamu akan membenciku.”

Mike kemudian memberi jarak pada mereka. ”Pulang sekolah nanti apa kamu memiliki waktu luang? Bagaimana jika kita melakukan kencan seorang ayah dan anak?”

“Kencan ... ayah dan anak?” ulang Diana. Tatapan matanya ada percikan penuh harap. Dan Mike mengangguk.

“Aku ingin mengajakmu bermain, berbelanja, dan makan sampai kenyang. Kita akan pergi seharian penuh sampai ibumu cemburu.”

Diana mulai tersenyum. Setelah itu dia tertawa kecil.

“Jadi?” tanya Mike lagi tak sabaran. Begitu anaknya mengangguk setuju, Mike segera berkata, “Hubungi aku jika kamu sudah selesai sekolah. Aku akan menjemputmu di sini, Little Bean.”

“Oke.” Diana keluar dari mobil.

“Sampai jumpa sore nanti, Nak!” seru Mike yang mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil.

Sedangkan Diana hanya melambaikan tangannya dengan semangat sambil tersenyum lebar.

Mike tersenyum dan bergumam, “Nah itu dia ... itu baru anakku yang aku kenal.”

Mike bahagia. Satu rintangan dengan anaknya sudah dia lompati.

VENUS [#5 Venus Series]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt